xx

666 129 9
                                    

"kau sedang apa?"

"belajar," ucapku cepat tanpa menatap balik kearah Irene yang tengah sibuk dengan laptopnya. Sepertinya dia menulis blog atau sejenisnya, aku mendengar suara ketika keyboard berasal darinya. "aku ada quiz hari ini."

"di tanggal segini??"

Aku membalik kertas yang tengah kubaca, "dia mengambil cuti Januari nanti. Katanya sih dia akan pergi ke Miami, makanya dia memadatkan jadwal di Desember."

"poor you, Kim Taehyung. Kau mengerjakan quiz di hari ulang tahunmu." seketika aku segera menutup buku tebal yang kubaca, lalu segera menaruh kedua irisku pada wanita yang terduduk santai di atas kasur itu.

Satu alisku terangkat kecil, "I really glad you're still remembered my birthday date, Irene. Tapi aku masih tidak habis pikir kenapa kau masih saja menolak mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Hari sudah menjelang siang dan aku masih belum mendapat ucapan selamat dari pacarku sendiri. I pity myself."

Irene mendengus kasar, "sudah aku katakan aku akan memberimu ucapan selamat sepulang kau kuliah."

"hopes time flew faster. Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi untuk tidak memberikan hadiahmu." tambah Irene sebelum kembali berfokus pada layar laptopnya.

"then just give me now."

Wanita itu kembali menggeleng seraya membenarkan sedikit posisi duduknya, "kalau aku beri sekarang tidak jadi surprise."

Kau sendiri yang membuatnya tidak lagi menjadi kejutan, dasar bodoh.

Terlalu malas membalas ucapannya, aku kembali membuka bukuku. Ada hal yang lebih penting daripada meladeni ucapan Irene yang semakin sering melatur semenjak memasuki Desember ini. Toh inti perdebatanku dengannya tidak akan masuk ke dalam lembaran soal quiz nanti, bukan?

"Tae, aku punya fun fact."

Ah, selain suka melatur, Irene juga suka mengoleksi fakta fakta aneh dari internet sekarang.

Meskipun aku tidak menanggapi sahutannya tersebut, wanita itu membacakan fakta yang baru saja ia baca tersebut tanpa perlu aku suruh. "katanya, di 30 detik sebelum seseorang meninggal, otak manusia akan memutar kembali memori memori sejak awal ia hidup sampai di saat terakhir ia menghembuskan nafas."

"bukankah itu keren?" aku kembali menempatkan irisku kepadanya. Wanita itu tersenyum lebar, "kalau kau lupa apa yang kau pelajari saat quiz nanti, kau mati saja. Nanti juga kau akan mengingat kembali apa yang kau pelajari."

Tuh 'kan, melaturnya kambuh lagi.

"itu hanya teori, Rene. Tidak semua teori itu benar."

Gadis itu tersenyum miring, "lihat saja nan-" ucapan Irene melayang begitu saja saat pintu kamar tampak terbuka lebar. Menampakan sesosok dokter bule yang-katanya Joy-tampan tapi menyebalkan itu.

Itu Dokter Claude.

Atmosfer tegang yang sudah aku antisipasikan sejak langkahan pertamanya masuk ke dalam kamar seketika luntur begitu saja kala suara Irene terdengar nyaring menyapa dokter judes tersebut dengan nada yang terdengar sangat bahagia. Seakan ia bertemu kembali dengan kawan lamanya yang terpisah cukup lama. Membuatku tanpa sadar mengernyit heran menangkap apa yang aku lihat sekarang.

"hai Rene, is there something good?" rahangku seakan jatuh ke lantai mendengar sapaan balik dari dokter yang diam diam aku juluki kulkas berjalan tersebut. Dan semakin tidak bisa dipercaya lagi, dia TERSENYUM?!

Before You Go ✔️Where stories live. Discover now