i

5.2K 297 27
                                    

Hari ini terasa lebih dingin dari biasanya. Langit menggelap tanpa sebab sejak dini hari tadi namun tidak ada setetes air hujan pun yang turun. mungkin karena musim gugur sudah dekat? Aku mempertanyakannya pada diriku sendiri. Tapi ini masih bulan Juli. Sinar matahari seharusnya bersinar terang bulan ini.

Seharusnya.

Tapi jauh disana, aku merasakan sesuatu yang aneh.

Seperti ada yang mengganjal di dadaku.

"Kim Taehyung!"

Aku menoleh, mendapati seorang Kang Seulgi dengan rambut yang diuraikan bebas berlari kearahku. Dia berkeringat. Terlalu berkeringat untuk hari yang dingin seperti ini. Aku terpaku pada posisiku, menunggu gadis itu yang mendekatiku.

"Kim taehyung!" Seulgi kembali memanggil namaku. ia berhenti melangkah, meninggalkan nafas terengah engah dari mulut kecilnya.

Dia tidak hanya berkeringat, wajahnya pucat.

"kau mau minum?" tawarku yang ditolak cepat olehnya.

"bagaimana dengan onigiri? Aku membelinya di Lawson sewaktu dijalan." ia kembali menolak.

Ia menelan liurnya kasar sebelum membuka mulutnya, "kau sudah tahu?"

"sudah tahu apa?" aku mengedarkan pandanganku kesekitar. Ini agak aneh. Ada Seulgi didekatku, seharusnya ada seorang lagi yang berada disekitarku sekarang. Aku menjatuhkan pandanganku padanya, "omong omong, dimana Irene?"

Aku kembali mengedarkan pandanganku. "aku belum melihatnya dari tadi."

"kau belum tahu?"

"apa?"

"Irene keluar dari sekolah."

***

Berita keluarnya Irene dari sekolah menggemparkan seisi sekolah. Tidak ada yang tahu kemana ia pindah atau kemana ia pergi. Seorang dewi sekolah pergi begitu saja tanpa seorangpun yang tahu. Semua media sosialnya hilang. Nomor ponselnya tidak aktif. Rumahnya kosong dengan plang di sewakan di depan halamannya.

Dia pergi tanpa meninggalkan jejak apapun setelah satu minggu absen tanpa sebab.

Dia pergi disaat empat bulan lagi ia harus mengambil ujian masuk universitas sekaligus kelulusan.

Bodoh, apa dia tidak mau lulus SMA?

Tidak ada yang tahu kemana ia pergi, bahkan guru dan dan sekolah sekalipun. Mereka semua hanya mengatakan orang tuanya mengajukan surat keluar sekolah sabtu kemarin, tanpa mengisi atau memberi tahu kemana ia akan pindah sekolah-atau setidaknya kemana ia pindah. Tidak seorangpun yang tahu.

Pada detik ini, aku merasa menjadi pacar yang gagal.

Ya, aku kekasih Irene.

Semua orang mempertanyakannya padaku disaat aku sendiri tidak mengetahui kemana ia pergi. Seminggu sudah kita lost contact dengan alasan 'fokus ujian semester'. Irene sendiri yang menyarankannya padaku. Ia melarangku menemuinya selama seminggu bahkan di sekolah sekalipun. Katanya, ia ingin mendapat nilai seratus di semua ujian.

Dan aku, dengan bodohnya meng-iyakan keinginannya.

Aku tidak menghubunginya, mengiriminya pesan, membuka akun media sosialnya, mengunjungi kerumahnya seminggu kemarin. Aku fokus pada ujianku, sesuai keinginannya.

Sekarang aku kehilangan dia.

God, aku bahkan baru tahu ia bolos seminggu penuh di ujian semester.

Before You Go ✔️Where stories live. Discover now