🇳🇱27. Hati Yang Remuk🇳🇱

573 128 34
                                    

Vote n komen? Wajib!
Tengkyu yang udah nagih ... huhuhu, terhura.

❤Happy reading yak❤

Oliver keluar dan mengambil jalan utama untuk kembali ke dalam rumah. Sesampainya di depan pintu, dia menegur beberapa tentara yang berjaga dengan duduk di halaman depan seraya memeluk senjata dan merokok.

"Pulanglah kalian!" perintah Oliver. Tentara yang ada di situ hanya mendongak.

"Kami diperintahkan oleh komandan tim—"

"Aku yang mengomandani markas ini! Turuti perintahku!" sergah Oliver.

Mendengar titah Oliver, para tentara yang berjumlah 6 orang itu berdiri dan keluar dari rumah keluarga Sneijder.

Oliver mendesah panjang, geram dengan ulah Fischer. Lelaki itu seperti mata-mata yang ditempatkan sang ayah berada di dekatnya agar tidak mengalami kesalahan yang sama.

Kesalahan? Oliver mendengkus.

Bagi orangtuanya, mencintai Sarah adalah kesalahan. Sarah yang seorang gadis Yahudi, mampu menggetarkan hatinya yang beku di saat perang dingin berkecamuk. Senyumnya menghangatkan batin, membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta.

Namun, sanggupkah hati memilih sosok untuk dicintai? Layaknya manusia yang tak bisa memilih dimana dia akan dilahirkan, cinta juga tak bisa memilih kepada siapa rasa itu akan berlabuh.

Oliver kembali mendengkus keras, mendaratkan bokongnya di sebuah kursi. Kali ini suatu perasaan yang ditentang oleh orangtuanya—mencintai gadis Yahudi—kembali membelit hatinya. Oliver hanya bisa memijat pelipis yang berdenyut, sementara siku lengannya menumpu pada permukaan kaca meja yang ikut membeku.

"Oliver, kamu melakukannya lagi! Apakah kamu kerbau, huh?" Oliver bergumam, masih sibuk meregangkan otot wajahnya yang kaku.

Oliver menegakkan tubuh, menarik laci dan mengambil sebuah buku catatan. 'Daftar Orang Yahudi-Belanda di Belanda'. Oliver mengurut tulisan tangan itu dengan jari telunjuknya.

"Keluarga Frank, terdiri dari Otto, Margot, Anne .... " Oliver bergumam lirih, bibirnya bergerak-gerak membaca setiap nama yang tertera di lembaran kertas itu. "Keluarga Van Pels, Herman dan Auguste ... mereka dibawa ke barak hukuman karena mencoba melarikan diri." Mata Oliver membulat saat melihat barisan huruf yang terbaca 'Van der Beek'. "Peter Van der Beek tinggal di Den Haag ... melarikan diri ke Swiss?"

Oliver menelan ludah kasar. "Itu artinya Beatrix Van der Beek ... dia terjebak di Negeri Belanda!"

Tangan Oliver bergetar setelah mendapati kenyataan itu. Data nama-nama orang Yahudi-Belanda itu memuat nama keluarga Van der Beek. Lega sekaligus miris. Lega karena ada kemungkinan mereka masih hidup, tetapi miris karena cucu mereka terjebak di Negeri Belanda seorang diri.

Apakah aku harus mengirimnya ke Swiss? Kilasan pikiran Oliver itu membuat pertentangan dalam batinnya.

Kamu tak ubahnya pengkhianat, Oliver!

Tetapi, itu bisa mengurangi rasa bersalahmu kepada Sarah!

Tidak! Bukan rasa bersalah! Kamu jatuh cinta dengan gadis itu sama seperti kamu jatuh cinta dengan Sarah Pfeffer dalam sekejap mata!

Oliver menggeram, memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Dadanya naik turun dan tangannya mengepal kuat menambah getaran di tubuhnya. Pikiran baik buruk itu mengusik otaknya.

Oliver, selamatkan gadis itu!

Setidaknya, dengan begitu kamu layak disebut manusia!

Nederland (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang