Four

7K 737 8
                                    

Dikediaman kim pagi pagi sudah sangat berisik, namja tinggi berkulit tan siapa lagi kalau bukan kim mingyu adalah ulah dari semua ini, dia trus saja ribut mengomeli ibunya yang tidak membangunkannya, padahal jennie ibunya sudah membangunkan mingyu beberapa kali, tapi tetap saja mingyu tidak ingin membuka matanya sedikit pun.

"Kim kau harus sarapan dlu!"

Jennie berteriak saat melihat mingyu yang sudah memasuki mobilnya dengan tergesa gesa.

"Tidak eomma aku bisa sarapan di rumah sakit!"mingyu berteriak tak kalah kencang, mingyu yang menyadari dirinya sudah sangat kesiangan akhirnya dia langsung tancap gas menuju rumah sakit, meskipun mingyu adalah anak dari seorang kepala rumah sakit tersebut tetap saja mingyu harus bertanggung jawab pada pekerjaannya.

"Huh kau akan menyesal tidak memakan nasi goreng eomma mu, kim hitam"gumam jennie sembari menatap mobil mingyu yang sudah menjauh dari perkarangan rumah.

Dijalan mingyu terus saja menguap, dia benar benar mengantuk matanya saja hitam, salahkan saja dirinya yang tidak tidur semalaman, mingyu yang sedang fokus mengendarai mobil membulatkan matanya saat melihat layar hpnya menyala dan menampakkan nama salah satu rekan kerjanya yaitu 'kwon soonyoung', mingyu yang tidak ingin temannya marah karna dia terlambat akhirnya dia mengangkat telponnya dengan tergesa gesa.

"Hey kim k-"

"YAK KWON JANGAN MENELPON YA YA KAU JANGAN MARAH SEBENTAR LAGI AKU DATANG DAN BILA AKU TERLAMBAT 30 MENIT JANGAN ADUKAN AKU KEPADA AYAH, AKU SEDANG MENGENDARA SUDAH DULU, TUNGGU AKU KECIL!"

Mingyu melempar hpnya sembarang arah setelah mematikan sambungan telepon dari rekan kerja sekaligus sahabat masa kecilnya itu, mingyu semakin panik ketika hpnya menyala kembali dan menampakkan kembali nama soonyoung di layar hpnya, karna mingyu tidak ingin di marahi ayahnya mingyu memilih melewati jalan pintas agar cepat sampai, tetapi mingyu salah, melewati jalan pintas adalah jalan yang rumit.

"Astaga kenapa banyak sekali anak kecil disini,dan kemana guru mereka!"mingyu mengerang frustasi saat melihat jalanan yang dilewati anak anak yang bisa mingyu tebak umurnya 3 sampai 5 tahun.

Ya jalan pintas yang mingyu lewati memang disana ada play group yang berisikan anak anak kecil yang lucu, mingyu sering sekali melawati jalan ini saat malam hari, mingyu lupa kalau pagi pagi jalanan ini akan ramai.

Mingyu yang melihat bahwa jalanan di depannya sudah tidak terlihat lagi anak anak, dia kembali menancap gas nya mingyu melihat kanan kiri dia takut kalau tiba tiba ada anak yang iseng menyebrang. Mingyu yang asik melihat kanan kiri di kagetkan dengan teriakan seorang perempuan.

"AWAS!"

Mingyu kaget dia langsung mengerem mobilnya, tiba tiba perempuan yang berteriak tadi berlari kearah depan mobil mingyu begitu juga anak anak yang sedang berjalan di sekitar situ, mingyu keluar dari mobil dan langsung menerobos kumpulan anak anak yang sedang mengerubuni seseorang, mata mingyu membulat saat melihat siapa yang dia tabrak.

"C-caem t-tangan zel ca-cakit hiks..."

"Z-zel!"

Perempuan paruh baya yang berteriak tadi adalah guru dari zel, dan ya yang mingyu tabrak adalah zel anak kecil yang menghantui pikirannya semalaman.

"Ah tuan anda mengenali zel? Apakah anda ayah dari zel?"tanya perempuan itu sembari menatap mingyu.

"Nnee ssaem saya papa jeon zel"jawab mingyu pasti.

Perempuan itu hanya mengangguk, tak lama mingyu langsung membawa zel yang terisak ke dalam gendongannya dan meminta izin kepada guru zel karna hari ini zel hanya bisa bersekolah setengah hari saja, mingyu menatap zel dia berpikir kenapa dia bisa bisanya dengan gampang menyebut dia adalah ayah zel, mingyu yang merasakan badan zel bergetar tersadar dari lamunannya mingyu langsung masuk ke dalam mobil dan mendudukan zel di sebelahnya.

Om Dokter; Meanie [END]Where stories live. Discover now