Diary : 17

2.3K 242 48
                                    

Hatttcccimm....

Hatttccciimm....

Suara bersin itu sudah terdengar beberapa kali ditelinga Taehyung. Ditambah penampakan wujud orang tersebut dengan hidung yang memerah dan ingus ada dimana-mana.

Iya benar, Jungkook sakit. Dia demam. Karena tidak memakai selimut pada saat tidur di pantai kemarin malam.

Tadi Seokjin yang mendapati Jungkook menggigil kedinginan dan tubuhnya yang bergetar terus-terusan. Seokjin pun membangunkan adik-adiknya yang lain dan menyuruh Namjoon serta Hoseok untuk kembali ke penginapan dan membawa mobil kemari. Hei, jaraknya sangat jauh. Tidak mungkin kan mereka menggotong Jungkook ke penginapan tanpa menaiki mobil?

Dan di sinilah Jungkook berbaring, di atas tempat tidurnya yang nyaman. Memakai pakaiannya yang tebal dan dilapisi oleh jaket kulit. Kata Seokjin, biar tidak kedinginan. Dan jangan lupakan kaos kaki bergambar ironman favoritnya. Tidak hanya itu, sarung tangannya pun bergambar ironman.

Jungkook itu bucinnya ironman... dan pisang, tentu saja.

Saat ini saja, ia sedang makan pisang yang disuapi oleh Kim Taehyung. Itu karena dialah yang membuat Jungkook seperti ini. Salah siapa selimut dipakai sendiri. Padahal Taehyung sudah protes tadi pada Seokjin, jika itu hanya sebuah ketidak sengajaan. Tapi tetap saja, pasti dia kalah kalau sudah bersangkutan dengan keadaan adik tersayang semua orang.

"Yak! Lihat pipimu itu. Kau makan banyak sekali." Itu Taehyung yang berusaha membuat Jungkook berhenti makan pisang. Lama-lama capek juga menyuapi kelinci bongsor ini.

"Biarkan, aku 'kan sedang sakit," jawab Jungkook tak acuh.

Taehyung memutar bola mata malas.

"Kalau orang sakit itu makannya tidak banyak. Kau malah makan banyak sekali. Dasar aneh!" ucap Taehyung dan menyuapi pisang yang terakhir.

"Huh, akhirnya habis sudah."

"Ha?! Habis?! Tapi aku masih belum kenyang, hyung. Mau lagi." Jungkook terkejut, makanan kesukaannya sudah habis. Tapi dia belum merasa kenyang. Ya sudah, dia meminta lagi pada Taehyung dengan mengeluarkan jurus ampuhnya.

Mata bulat penuh binar.

Bibir bawah yang sedikit dimajukan.
Jangan lupakan kedua pipinya yang ia gembungkan.

Tidak, pertahankan harga dirimu, Tae! Jangan terkecoh dengan jurus andalannya ini, batin Taehyung dalam hati.

"Aigooo, Jungkook-ie. Ini hyung bawakan pisang untukmu lagi." Itu Hoseok yang datang lewat pintu dengan membawa secengkeh buah pisang berwarna kuning.

Taehyung melototkan matanya.

"Banyak sekali, hyung? Dia sudah makan banyak tadi," ucap Taehyung mengatakan yang sebenarnya.

"Oh iya, kah? Tidak apa-apa lah. Lagian Kookie 'kan sakit, jadi harus makan yang banyak biar cepat sembuh."

"Ah, sudahlah, terserah padamu. Aku mau tidur sore dulu. Dari tadi aku belum tidur siang gara-gara menyuapi pisang untuk Jungkook."

Baru saja langkah kakinya bergerak. Tiba-tiba Seokjin datang dan membawa semangkuk bubur ayam yang baru ia buat khusus untuk Jungkook.

"Mau kemana kau, Tae? Sekarang waktu Jungkook makan dan minum obat. Setelah itu, kau boleh tidur," kata Seokjin.

"Aku merasa aku bukanlah adik kalian," ucap Taehyung dengan penuh drama dan membuat yang ada di kamar ini merasa jijik melihatnya. Sepertinya, setelah ini Seokjin harus mengawasi tontonan Taehyung. Supaya tidak menonton acara sinetron saja.

Taehyung pasrah, dan kembali duduk untuk menyuapi Jungkook. Dia jadi merasa menyesal. Seharusnya dia kemarin tidur dengan baik, tidak banyak bergerak seperti kemarin. 'Kan dia jadi melakukan kesalahan di luar kesadarannya. Astaga!

Taehyung mengambil sesendok bubur, kemudian ia tiup pelan-pelan. Bagaimana pun juga, ia tidak mau melukai adiknya dengan membuat mulut adiknya itu kepanasan. Nanti yang jadi malah telinganya yang kepanasan kena omelan semua orang.

Satu suapan.

Dua suapan.

Tiga suapan.

"Tidak enak... aku mau makan pisang saja!"

Taehyung dibuat gelagapan.

"Untung tidak ada Seokjin hyung," gumamnya.

"Siapa yang bilang bubur buatanku tidak enak?"

Suara Seokjin terdengar dari arah pintu. Dia masuk dengan membawa sebuah nampan yang berisi segelas air putih. Kemudian meletakkan gelas itu pada meja yang berada di dekat ranjang Jungkook.
Jungkook takut. Ia takut dimarahi Seokjin. Jungkook mengigit bibir bawanya, lalu menatap Taehyung penuh rasa cemas.

"A-aku yang bilang, hyung." Itu Taehyung yang membuat dirinya sendiri jatuh ke jurang yang paling dalam.
Bunuh diri namanya.

Jungkook membulatkan matanya. Dalam hatinya ia memang sedikit lega, tapi ada juga perasaan merasa bersalah setelah melihat telinga Taehyung yang mendapat jeweran hingga memerah seperti tomat. Serta ia tak tega mendengar teriakan Taehyung yang keras hingga semua penghuni di dalam penginapan itu merasa terpanggil dan segera berlarian datang ke sumber suara.

"Ada apa ini, hyung? Sudah lepaskan, kasihan Taehyung." Jimin bertanya sambil mencoba melepaskan tangan kakaknya dari telinga Taehyung.

Begitu tanganya terlepas. Seokjin mencoba mendekatkan kembali tangannya ke arah Taehyung, tapi berhasil di hentikan Namjoon.

"Sudah-sudah, hyung. Jangan terlalu keras padanya. Toh, dari tadi dia lah yang merawat Kookie," ucapnya, mencoba meredam amarah Seokjin.

"Kau bilang apa, sih? Sampai membuat Seokjin hyung marah seperti ini?" bisik Jimin pelan, hanya Taehyung yang dapat mendengarnya.

Taehyung diam. Memegang telinganya yang panas.

Setelah amarahnya sedikit meredah, Seokjin keluar dari kamar. Kemudian pergi menuju dapur untuk mengambil air putih. Ia tidak boleh terlalu emosi. Sadar, Seokjin. Taehyung juga adikmu.

"Maafkan aku, hyung. Ini semua salahku," kata Jungkook yang sudah mengeluarkan cairan beningnya. Jungkook menangis. Matanya memerah, panas. Tapi masih panasan telinga Taehyung yang kena jewer.

Jungkook mengaku salah dan itu semua sudah terlanjur. Toh, Taehyung sudah mendapatkan hukuman karena menyakiti hati kakaknya. Padahal bukan dia yang melakukannya. Sudahlah, Taehyung tidak apa-apa. Ini demi Jungkook. Adik tersayang semua orang. Taehyung rela.

"Sudah, Kook. Tidak apa-apa. Lagian kau 'kan masih sakit. Jika kau yang kena marah, nanti kau tak sembuh-sembuh dan malah semakin membuatku kesusahan," ucap Taehyung.

Tantu saja itu hanya candaan. Taehyung sebenarnya tak merasa terbebani karena merawat Jungkook selama itu.

Iya sih, ada kalanya ia capek, lelah, ingin istirahat. Tapi dibalik itu semua, dia senang. Waktunya bersama dengan Jungkook jadi banyak.

Entahlah, ketika bersama Jungkook, hatinya selalu merasa nyaman. Teman paling mengerti dirinya. Setelah Jimin, tentu saja.

-Diary : 17~Fin
03.12.19

Diary Sang Maknae || [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang