032

4.4K 660 156
                                    

Habromania – Part 032



"Kau tidak mau turun?"

Yerim menatap ragu pada bangunan yang ada di depan pandanganya. Mau apa Jungkook membawanya kemari? Untuk apa Jungkook membawanya ke apartement pria itu? Ada banyak kenangan buruk di sana yang sudah berhasil Yerim lupakan. Dan jika ia melangkah masuk itu artinya membuka memori-memori memilukan itu lagi.

"Yerim, ancamanku tadi masih berlaku"

Yerim menatap Jungkook sinis. Pria ini licik, tidak memberikan Yerim pilihan sama sekali selain menurut. Dengan terpaksa ia mengekor mengikuti Jungkook menuju unit apartement pria itu berada.

"Buat dirimu senyaman mungkin. Bukankah dulu kau selalu menganggap tempat ini sama seperti rumahmu" ujar Jungkook. Pria itu melepas jaketnya, melemparnya begitu saja ke sofa.

Yerim duduk dengan tidak nyaman. Sudah lama ia tidak datang ke sini. Tidak banyak yang berubah. Hanya ada perbaot-perabot baru. Tatanan ruanganya masih sama seperti dulu. Yerim menghela napasnya. Berharap urusannya di sini akan segera selesai dan Jungkook mau melepaskannya.

Mata Yerim mengedar ke penjuru ruangan. Pandangannya tidak sengaja jatuh pada bingkai foto yang terletak di meja kecil di bawa televisi. Yerim menajamkan penglihatannya. Takut jika yang ia lihat adalah sebah kekeliruan. Fotonya. Potret dirinya yang ada di bingkai foto itu. dulu seingat Yerim, pigura itu terisi dengan foto Jieun.

Ah tdak-tidak. Mungkin ini hanya salah satu akal-akalan Jungkook saja.

Jungkook datang, meletakkan dua kaleng soda di meja. Pria itu mendudukkan diri di sebelah Yerim.

"Cepat katakan apa maumu?" desis Yerim yang melihat Jungkook terlihat sangat santai berbanding dengannya yang sudah tidak tahan berlama-lama di sana.

Jungkook mengatupkan bibirnya. Yerim masih belum melembut padanya. Ini sudah detik-detik terakhir tapi Jungkook belum mendapatkan kemajuan lagi. Mencoba bertemu dengan wanita itu juga sangat susah. Yerim selalu berada di rumahnya dan di sana ada orang tua wanita itu. Jungkook yakin jika kedua orang tua Yerim akan mengusirnya begitu mereka tahu jika Jungkook menginjakkan kakinya di sana. Berkat kemurahan hati Taehyung yang mengatakan bahwa Yerim hari ini pergi untuk membeli bunga akhirnya Jungkook bisa menemui wanita itu.

"Yerim kau yakin akan menikah dengan Taehyung Hyung?" tanya Jungkook pada akhirnya. Jungkook nampaknya sudah kehabisan cara untuk menggagalkan pernikahan Yerim.

Yerim menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari Jungkook.

"Bukankah aku sudah menjelaskan semuanya. Malam itu aku berniat untuk melamarmu, tapi kau tidak mau menunggu dan pergi begitu saja. Memang salahku yang tidak berusaha lagi untuk mencari keberadaanmu yang seharusnya sangatlah mudah untuk kuketahui. Aku mencintaimu dan aku tidak berbohong tentang perasaanku ini"

Jungkook mendekati Yerim. Wanita itu berusaha menghindar sampai tubuhnya tidak bisa menghindar lagi karena tubuhnya yang sudah terhimpit dengan tubuh Jungkook dan lengan sofa. Jungkook meraih tangannya dan menggenggamnya. Memberikan gelenyar aneh yang sudah lama tidak Yerim rasakan.

Jungkook mendekatkan wajah mereka berdua. Membiarkan keduanya bisa mendengarkan detak jantung masing-masing yang sedang menggila di balik rongga dada. Yerim bisa merasakan hembusan napas Jungkook di depan wajahnya. Darahnya berdesir hebat. Rasa ini. Rasa yang sejak lama berusaha Yerim lupakan kembali muncul, sesuai dengan apa yang Yerim takutkan.

Bibir tipis milik Jungkook sudah akan menyatu dengan milik Yerim jika saja perempuan itu tidak mendorong dada Jungkook dengan keras. Berhasil menjauhkan tubuh keduanya.

HabromaniaWhere stories live. Discover now