40. Bared

2.7K 109 1
                                    

Zean Pov

Aku sedang berada di ruangan kerjaku, sebenarnya pekerjaanku hari ini tidaklah padat. Tapi entah kenapa aku masih belum punya keinginan untuk pulang, aku masih belum siap bertemu Sella yang ujung ujungnya aku akan membuatnya menangis. Jujur saja, aku tidak pernah berniat membuatnya menangis, aku hanya ingin dia menjadi isteri ku.

Jujur saja. Aku sudah mencintainya. Menginginkan dia menjadi isteri ku yang sah, bukan hanya sekedar sandiwara, tapi Sella seperti menutup hatinya untuk ku, aku sering kali bertanya padanya. Apakah dia masih mengharapkan suaminya yang bahkan kabarnya pun tidak diketahui.

Suara ketukan di pintu ruanganku membuat lamunanku terhenti, aku memperbaiki duduk ku dan segera memberi perintah "masuk!"

Ceklek

"Papa!"

Aku terkejut saat kedua putriku datang dan langsung berlari ke arah ku, aku berdiri dari kursi ku dan mulai menggendong keduanya

"Anak papa kok disini?" Tanyaku

"Habisnya papa tadi langsung pergi, terus mama bilang kalo papa kembali ke kantor. Kok papa nggak kasi tau aku sama kak Felisa kalo papa mau pergi?"

Aku mencium kedua pipinya saat memasang wajah sedih, hingga akhirnya dia tertawa.

"Papa kok langsung pergi, padahal kan papa udah janji bakalan ngajak kita ke Kedai Ice Cream"

"Papa minta maaf sayang, papa tadi ada urusan mendadak" ucap ku merasa bersalah. Aku bahkan lupa dengan janji ku itu, karena tadi setelah melihat Sella menangis aku langsung memilih kembali ke kantor.

"Ya sudah. Celina, Felisa sebagai gantinya kalian boleh beli Ice Cream sesuka kalian. Tiana tolong temani mereka berdua yah." Pinta Sella pada wanita yang sedari dulu menemaninya.

"Kami pergi dulu" pamit kedua putri ku. Setelahnya mereka bertiga menghilang, menyisakan aku dan Sella.

Author Pov

"Kenapa tidak menepati janji mu Zean?, kau taukan anak anak sangat sedih saat kau membatalkan janji mu begitu saja" kesal Kezia, apalagi saat melihat wajah sedih kedua puterinya.

"Kamu selalu saja mengkhawatirkan kedua putri kita, dan apakah kau juga pernah khawatir dengan kesedihan ku saat terus menerus mendapatkan penolakan darimu" Ucap Zean dengan menatap lekat pada kedua mata Kezia.

"Maafkan aku" lirih Kezia.

Zean melangkah mendekat pada Kezia, mengikis jarak pada dirinya dan Kezia. "Aku hanya ingin tau, apa kebersamaan kita selama empat tahun ini tidak cukup membuatmu bisa mencintaiku, apa aku memang tidak ada artinya dalam hidupmu, tolong katakan Sella. Apa kamu masih ingin kembali pada suami mu itu?" Tanya Zean dengan memegang kedua pundak Kezia.

"Tidak" kezia menggeleng keras

"Lalu apa alasanmu sampai tidak menerima lamaranku?"

"Aku hanya tidak ingin menikah dengan mu disaat aku masih belum menandatangi surat perceraianku dengan Kak Arga" lirih Kezia dengan meneteskan air matanya.

"Hanya itu?"

Kezia mengangguk pelan

"Tatap mata ku Sella"

Kezia mendongak, menatap kedua manik mata milik Zean. "Katakan kalo memang hanya itu"

"Iya Zean, hanya itu."

"Apa setelah itu terjadi kamu akan menerima lamaranku?"

Kezia mengangguk, meski masih ada keraguan dalam dirinya. Entahlah keputusannya benar atau tidak. Yang pasti dia akan mencoba membalas perasaan Zean padanya, dia tidak ingin terus berharap pada laki laki yang mungkin sekarang sudah bahagia dengan wanita lain.

 Little Girl (Completed)Where stories live. Discover now