SPARKLING DJ (Raws Festival 2019)

Misi Terselesaikan

Tinggal satu lagi yang tertunda atau aku yang menunda?

Bobbi seperti menghindar. Menghilang, meski Bu Lani menjadikan kami satu kelompok. Hanya aku, Andaria dan Kinan yang berdiskusi. Bobbi lari entah ke mana. Pulang sekolah pun tak kulihat dia. Tidak ada di parkiran, tidak juga pulang bersama Candra.

Aku baru menemukannya di deretan lapak penjual bunga dekat gang rumahku. Bobbi sedang melihat-lihat deretan pot yang digantung.

"Bobbi!"

"Hai Agni, aku baru tahu kios ini menjual kuku macan." Bobbi menunjuk salah satu pot, senyumnya semringah seperti menemukan harta karun.

"Kenapa menghindariku?" Aku langsung menuduh, nada suaraku naik, tak bisa menahan kesal.

Bobbi mundur selangkah, garuk-garuk kepala.

"Aku...."

Kuulurkan tangan cepat-cepat sebelum semesta menggagalkan usahaku lagi. "Aku minta maaf, sudah menuduhmu macam-macam."

"Oh..., enggak masalah Agni," jawabnya lirih membiarkan tanganku menggantung di udara.

Aku memandangnya tajam, memberi isyarat agar ia menjabat tanganku, tanda sudah memaafkan.

Bobbi menyentuh tanganku pelan.

"Beres!" Kutepuk pundaknya.

"Tunggu, minta maaf untuk apa?" tangannya menahan stang sepedaku.

"Karena aku sudah menuduhmu sebagai utusan Desika."

"Oh, yang itu...." Bobbi nyengir. "Enggak masalah, Ibu bilang kalian anak perempuan mungkin sedang dalam masa...."

Bobbi berhenti sebelum menyelesaikan kalimatnya. Alisku langsung naik. Bobbi cerita ke Tante Tyas? Ya ampuuuun, betapa malunya kalau Tante Tyas sampai tahu aku sudah memarahi putranya.

"Kamu cerita ke Tante Tyas? Kami sedang dalam masa apa? jelaskan!" tuntutku.

Wajah Bobbi langsung merah. "Bukan! maksudku iya. Aku memang cerita sama Ibu. Habisnya enggak kamu, enggak Desika. Marah-marah melulu."

Jawaban Bobbi tidak memuaskan. Aku masih ingin menanyainya lagi, tapi Bobbi sudah naik ke sepedanya lalu kabur tanpa berpamitan.

Aku mengangkat bahu, pulang dengan hati ringan. Misi sudah terselesaikan.