Ko Bong

106 51 36
                                    

"Aku punya ide bagus," kata Desika tiba-tiba.

"Ide bagusmu selalu berujung kekacauan." Aku memicing, memandangnya curiga.

"Ayo cari Oppa Baekhyun...."

Tante Tyas, ibu Bobbi berseragam perawat masuk memotong kalimat Desika. "Hai gadis-gadis, mana mama-mama kalian?"

"Ma mengantar Ahma pulang, sekalian jemput Tante Gina."

Tante Tyas memeriksa gips kaki Desika lalu beralih pada jahitan di perutnya.

"Agni, duduklah. Tante lihat sekalian kakimu. Cantiknyaaa... siapa yang jahit ini?"

"Oppa Baekhyun!"

Aku yang ditanya Desika yang menjawab.

Tante Tyas tergelak. "Pasti hasil karya Ko Bong. Cakep orangnya, cakep jahitannya. Bakal jadi dokter idaman mama-mama nanti."

"Kakak itu dokter? Namanya aneh..., eh maksudku Kobong...maksudku kayak nama kafe dekat Hutan Kota," ralatku cepat-cepat.

"Saking cakepnya bikin kobong. Apalagi dekat Agni, wah bisa meledak tuh!" celetuk Desika. Aku mendelik padanya. Anak itu balas meleletkan lidah.

"Hihi... bener juga sih. Nama lengkapnya Bayu Okta Nugraha, panggilannya memang BONG. Karena kulit putih-mata sipit, dipanggil Ko Bong sama perawat yang genit-genit itu. Masih koas. Ngambil spesialis anak. Tapi mau aja dipanggilin sana-sini. Tiap hari bikin heboh." Tante Tyas mengedipkan mata padaku.

"Oke, semuanya bagus. Nunggu visite dokter. Mungkin besok Desika sudah boleh pulang."

"Tante, boleh enggak aku jalan-jalan? Pake kursi roda," tanya Desika.

"Boleh. Sebentar aja ya. Jangan heboh-heboh dulu gerakannya. Bentar, Tante benerin."

Tante Tyas mendudukkan Desika di kursi roda lalu melanjutkan pemeriksaan ke kamar sebelah setelah berpesan agar kami hati-hati.

"Ada taman cantik di tengah rumah sakit. Enggak terlalu jauh. Kita ke sana, yuk!" kudorong kursi roda pelan-pelan. Desika menahan tanganku.

"Kita cari Oppa Baekhyun."

Aku melengos. "Enggak mau. Ngapain kamu nyari dia?"

"Mewakilimu mengucapkan terima kasih," jawab Desika mantap. Kucubit lengannya. Desika terkikik.

Belum jauh meninggalkan kamar, kami berpapasan dengan Ma dan Tante Gina. Wajah Tante Gina tegang. Mendadak perutku kaku. Firasatku mengatakan kalau Tante Gina baru tahu tentang pria di ponsel Desika.

"Mereka butuh waktu berdua," bisik Ma sambil menyeretku pergi.

Kobong : terbakar

300 kata

SPARKLING DJ (Raws Festival 2019)Where stories live. Discover now