SPARKLING DJ (Raws Festival 2019)

Ma dan Tante Gina

Ma memeriksaku sebelum tidur. Di tangannya ada kotak sepatu.

"Dari Tante Gina. Yuk, kita lihat apa isinya."

Isi kotak sepatu dituang, Ma mengambil selembar foto.

"Wah, foto ini. Punya Ma sudah hilang waktu kita pindah ke Batu."

Ma menunjukkan foto Tante Gina yang menggendong bayi. Perut Ma buncit.

"Ini Desika. Lahir prematur. Tante Gina sudah pisah sama papi Desika. Sendirian, masih belum akur dengan Ahma. Betapa susahnya masa itu. Tante Gina kehilangan pekerjaan, terpaksa hidup di kamar kos bersama bayi Desika. Ini waktu Ma hamil kamu 6 bulan." Suara Ma serak, tangannya mengusap ujung mata.

"Nah, ini kamu. Umur 4 atau 3 bulan ya." Ma mengambil foto Tante Gina yang sedang mencium seorang bayi.

"Seminggu setelah lahir, kamu bikin panik. Kuning. Bilirubin terlalu tinggi. Dokter bilang harus dilakukan transfusi tukar. Untung ada Tante Gina. Transfusi darah Tante Gina membantu menurunkan bilirubin. Ah, serem banget waktu itu.

Makanya Ma kasih kamu nama Agni. Anagram dari Gina. Darah Gina ada di dalam tubuhmu. Ma nitip nama Joice untuk Desika, sebagai doa agar hidup mereka bahagia di masa depan." Ma mencubit hidungku.

"Ma dan Tante Gina udah kenal lama. Kok aku baru kenal Desika setahun yang lalu?"

Ma merebahkan diri di sampingku. "Kamu lahir setelah Desika berumur 4 bulan. Ahma tiba-tiba menghubungi Ma mencari Tante Gina. Ma kasihan melihat Tante Gina menitipkan Desika di day care tiap kali kerja. Ma sendiri tidak bisa membantu banyak. Tanpa sepengetahuan Tante Gina, Ma kasih tahu ke Ahma. Tante Gina marah besar lalu pergi membawa Desika. Putus kontak bertahun-tahun. Tiga tahun lalu baru ketemu lagi."

"Ma dan Tante Gina udah bersahabat lama, ya. Enggak pernah sedih kalau saling berjauhan?"

Ma berguling menatap wajahku.

"Sahabat enggak terbatas ruang dan waktu. Saling menyayangi, mendoakan yang terbaik. Entah bagaimana caranya, setelah bertengkar dan berjauhan takdir selalu mempertemukan kami lagi.

300 kata