Gosipnya Sih Ini Bagian Satu

1.3K 198 1K
                                    

Abstrak 1
-
Gosipnya Sih Ini Bagian Satu
-

Kadang kita tak pernah melupakan kejutan dari takdir, tetapi seringnya lupa bahwa takdir tak akan berhenti memberi kejutan.

****

Reon menghela napas. Langkah kakinya terdengar dominan di sepanjang koridor yang lengang. Sebab, sepuluh menit yang lalu bel telah berbunyi, sebagai pemberitahuan bahwa jam pelajaran pertama siap dimulai.

Reon tidak membolos. Tujuannya kali ini ke gudang, mengambil kursi yang baru. Sebenarnya yang patah bukan kursinya, melainkan milik Arka. Hanya saja temannya itu terlalu malas untuk mengambil lagi, jadilah meminta Reon dengan imbalan mentraktir komik sepulang sekolah nanti.

Reon berhenti saat Sinta—teman sekelasnya—tidak sengaja menabrak cowok itu. "Lo ... kenapa?" tanyanya saat melihat Sinta yang tergesa-gesa.

"Tadi gue papasan sama Frista di depan gudang!" ujar cewek itu dengan suara panik.

"Hah?"

"Hah hoh. Dahlah. Eh, lo mau ke mana?"

"Ambil kursi di gudang," jawab Reon seadanya. 

"JANGAN! Ups, maksud gue, jangan ke sana. Tahan dulu, soalnya tadi gue lihat Frista," ulangnya lagi.

Reon menggaruk belakang lehernya. "Ya terus? Frista siapa, sih? Dari tadi gue nggak paham, sumpah."

Sinta menepuk bahu Reon dua kali, lalu berucap, "Males gue jelasinnya. Terserah, hati-hati aja kalau ketemu sama dia."

"Lah?" Cowok itu hanya melongo saat Sinta melewatinya begitu saja. Reon mengangkat bahu tak acuh, melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Tapi, pikirannya masih sibuk dengan satu nama.

Frista.

Dia siapa, sih? Setan? Genderuwo? Jin? Apa alien?

Reon mengedikkan bahu tak acuh. Siapa pun dia, Reon tidak punya urusan sama sekali.

Benar, kan?

Cowok itu melanjutkan langkahnya yang tertunda. Setelah sampai di gudang, Reon mengedarkan pandangan. Ucapan aneh Sinta tidak serta merta enyah begitu saja. Raut takut cewek itu mau tak mau membuat Reon cukup penasaran dengan sosok itu.

Frista.

Namun, hampir satu menit ia buang sia-sia mencari jejak Frista di gudang. Gadis itu tidak ada di sini. Reon kembali pada tujuan awal, mengambil kursi.

Tapi, saat cowok itu hendak balik ke kelas, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ada jejak darah yang belum kering di salah satu sudut ruangan. Bulu kuduk Reon langsung berdiri tanpa sadar.

Merasa sudah terlalu lama, Reon lantas mengangkat kursi dan kembali ke kelas. Tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang terus memperhatikan sejak awal.

Frista ada di sana.

****

"Eh, tau nggak, pas gue rapat OSIS tadi, ada yang ngomongin dia." Seorang cowok membuka topik pembicaraan setelah tiga menit diisi keheningan. Ia mengunyah batagor dengan gerakan buru-buru, seolah tidak sabar untuk menyambung ucapan berikutnya. "Gue kira dia udah berubah, soalnya setelah lumayan heboh waktu MPLS dia nggak kelihatan lagi, eh tiba-tiba nongol di kantin."

"Dia ... cewek aneh itu maksud lo? Lah, gue pikir dia udah nggak sekolah di sini."

"Masih, tapi aneh, sih. Masa lebih dari setahun sekolah di sini nggak pernah gue lihat dia ke kantin kecuali kemarin. Curiga gue, dia nggak makan kayak kita, makannya kembang tujuh rupa," tuturnya hiperbola. Matanya mengerjap pelan. Satu tangan bertumpu di atas meja, sedangkan yang lain ia gunakan untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.

AbstrakWhere stories live. Discover now