Nesya menarik nafasnya. "Apa yang perlu mas takuti kalo aku berpaling sama yang lain?"

Fathan berdiri dari tempatnya lalu memilih duduk disamping Nesya. "Aku gak mau kehilangan kamu, aku sayang kamu, dan, aku juga cinta sama kamu, makanya aku gak bakal biarin kamu kerja di tempat lain, nanti kamu capek gimana? Nanti kalau atasan kamu tugasin yang berat berat gimana? Kalau kerja di kantor aku kan enak, " Fathan mencoba meyakinkan Nesya sekali lagi.

Nesya menangkap ucapan Fathan baik-baik, ucapan suaminya itu ada benarnya juga, nanti kalau ia lebih sibuk dengan pekerjaan dari pada mengurus keluarganya bagaimana? Baiklah, Nesya kali ini mengalah. "Oke dengan satu syarat," Fathan menaikkan satu alisnya seolah mengatakan Syarat Apa?

"Aku pengen jadi karyawan biasa, dan gak boleh ada yang tau kalau aku sama mas suami istri oke, oh iya termasuk sekertaris mas,"

"Gak! Kamu bisa aja jadi sekretaris pribadi aku kalo kamu mau, kenapa harus jadi karyawan biasa? Dan soal tutupin pernikahan kita di depan karyawan aku, aku juga nolak!"

"Mass..." 

"Syaa...." Ucap Fathan juga lembut

"Mas pliss, yaa,"

"Gak!"

"Masss..." Nesya menunjukkan puppy eyesnya, berharap kalau Fathan mau mengabulkan permintaannya.

"Enggak, Sya, enggak," sayang sekali, Fathan seperti teguh pada pendiriannya.

"Oke gini aja, mas boleh minta apa pun dari aku tapi mas kabulin permintaan aku, gimana?"

Fathan tersenyum, lalu ia mendekat kearah telinga Nesya. "Buat adik untuk Killa,"

Bisikkan yang Fathan berikan sukses membuat bulu kudu Nesya merinding. "Gimana? Kalo gak mau ya udah aku gak bakal bolehin kamu kerja dimana pun"

Nesya masih terdiam, Fathan pun memilih pergi namun sebelum itu Nesya menarik tangan Fathan. "Oke, tap-tapi,"

"Tapi apa?" Fathan penasaran.

"Aku masih halangan," sungguh, Nesya malu mengucapkan kalimat ini.

"Masih?" Nesya mengangguk malu-malu.

💕

Akhirnya dengan perjanjian yang mereka berdua bicarakan tadi malam Nesya pun diizinkan bekerja di kantor milik suaminya, pagi pagi sekali Nesya sudah bangun dan langsung menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

Setelah masakannya selesai Nesya membangunkan Fathan dan Killa, rencananya Killa akan dititipkan oleh Erlena. Sebelumnya mereka sudah berbicara kepada kedua orang tuanya bahwa Nesya akan bekerja, dan mereka menyetujuinya.

Selesai sarapan Nesya menyiapkan pakaian serta perlengkapan yang akan dibawa Fathan ke kantor, Fathan sudah rampung mandi dan berpakaian stelan kantor berwarna biru dongker, ia pun meminta Nesya untuk memakaikannya dasi.

"Kamu beneran gak apa-apa berangkat sendiri?"

"Iyaaa, udah sana, aku juga udah mau berangkat"

"Yakin? Nanti kalo kamu kenapa napa gimana?"

"Enggak, udah biasa berangkat sendiri,"

"Beneran?"

"Heem,"

"Ben-"

Nesya langsung memotong ucapan Fathan. "Kalo mas ngomong lagi aku gak bakal ngomong sama mas!"

"Hehe oke oke, aku berangkat. Salim dulu dong,"

"Iya," Nesya mencium punggung tangan suaminya.

"Kamu juga berangkat,"

"Iya, kalo mas berangkat aku juga berangkat,"

"Ya udah, aku berangkat dulu,"

"Iyaaa..."

"Berangkat nih ya?"

"Hmm,"

"Berangkat nih?"

"Astaghfirullah, udah mas sana ih!" Nesya mendorong Fathan masuk ke dalam mobil.

Fathan memanyunkan bibirnya. "Kamu mah gak peka ah, orang aku minta kiss!"

"Bilang aja sih kalo mau mah, gak usah kode-kode segala kan aku mana ngerti kaya gitu,"

"Udah ah aku berangkat aja, Assalamualaikum," ucap Fathan kesal

"Ehh tunggu..."

Fathan mematikan mobilnya yang sudah ia nyalakan. "Apa?"

Nesya membuka pintu mobil Fathan dan, cup Nesya mencium pipi kanan Fathan.

Fathan tersenyum dan ia pun tak mau kalah, Fathan mengecup singkat bibir Nesya. "Sampai jumpa di kantor," ucap Fathan lalu pergi.

---

-Sudah Revisi-

GREATEST HUSBAND (SELESAI)Where stories live. Discover now