☒ Just Do It

2.2K 366 66
                                    

Siang itu hujan. Awalnya hanya ada hembusan angin dingin, lama-lama bulir air hujan pun ikut menyapa.

Yunseong duduk sembari bersandar ke kursi kayu, di hadapannya lelaki manis tengah menatap secangkir teh lemon hangat, bibir merah mudanya mengatup, pipinya agak menggembung. Yunseong telah menatap Minhee yang menatap cangkir teh selama kurang lebih sepuluh menit.

Hari ini Yunseong memutuskan untuk jalan-jalan sebentar sama Minhee, naik motornya Jungmo. Modal minjem pun gapapa yang penting jadi nge-date.

Hari ini juga ga ada acara mewah mewahan, mereka paling cuma beli martabak sama teh anget doang. Mereka mampir di cafe ini sebentar buat berteduh dari hujan. Minhee bilang bentar lagi ujan, dua puluh menit yang lalu, dan bener aja. Untung Yunseong nurutin kata-katanya Minhee buat mampir kesini.

Yunseong engga tau si Kang di hadapannya ini mikirin apa, abisnya netra cantiknya cuma terpaku ke cangkir itu aja. Sementara Yunseong sendiri, masih mikirin hal yang sama. Nyari solusi buat masalah ini.

Setelah lama kenal Minhee dan jadi gini akhirnya, udah saatnya dia untuk bablas aja sekalian, kagok!

Dan btw, Cafe ini suasananya enak tau. Walaupun udara diluar dingin, tapi disini cukup sejuk. Estetik juga, nyaman juga, martabak kejunya enak juga, dan diputer beberapa lagu juga secara random buat nemenin pengunjungnya.

Eh iya, Yunseong sekarang harus ngapain lagi sih? Udah kabur-kaburan gini, bukannya diringanin, masalahnya malah ditambah-tambahin. Untung Minhee ternyata punya status sosial yang tinggi (walaupun Yunseong sebenernya ga peduli) dan punya warisan banyak (Yunseong juga ga peduli sama ini). Tapi, diantara beratus-ratus bahkan beribu-ribu perusahaan, kenapa harus Konnect? Kenapa?

Woollim adalah perusahaan kedua terbesar setelah Konnect.

Emang kurang mantep apa lagi kalo jadi pewarisnya konnect? TAPI, semua orang tau kalo yang ranking 1 dan 2 ga pernah berhenti buat bersaing dan berselisih.

Iya, media udah nyebar luas tentang Woollim dan Konnect yang ga pernah akur, statistik perusahaannya saling mepet-nyerempet buat rebutan jadi yang pertama, bahkan dari jaman Yunseong masih Tadika Mesra.

Apa Yunseong bawa Minhee kawin lari aja sekalian? Kabur keluar negeri?

"Ku senang bila diajak berlari kencang, tapi aku takut kamu kelelahan,"

Ah, bener juga, kasian Minhee-nya. Mereka baru kabur ke apartemen aja, tidur anak itu udah ga tenang, apalagi kalo diajak kawin lari? Yunseong ngegeleng.

Apa Yunseong mengundurkan diri aja gitu? Ngelepas Woollim?

"ku tak masalah bila terkena hujan, tapi aku takut kamu kedinginan,"

Tapi kalo dia keluar, dia ga bakal punya apa-apa. Sahamnya juga bakal dicabut, udah langsung jadi rakyat jelata. Nanti dia mau ngasih makan Minhee apa? Masa mau ngandelin apa-apa sama Minhee? Imam macam apa kau ini Yunseong! Yakali Minhee udah berjuang keras sampe sini, ntar kesananya Minhee lagi yang berjuang.

Yunseong ngehela nafas lalu mengusap wajahnya kasar.

"Kita sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa."

Sekarang manik Minhee beralih, natap Yunseong. Jadinya mereka saling tatap.

"Lagunya..." cicit Minhee. Yunseong diem sesaat. Iya, lagunya kerasa ngepas banget sama kondisi mereka. "Lagu kesukaan mas Jungmo.." Minhee terkekeh manis. Gila manis banget. Saking manisnya, Yunseong jadi ikut senyum.

Tangan Yunseong tanpa sadar bergerak menuju surai Minhee, diusak lembut penuh kasih sayang.

"Kak?"

Trouble || HwangminiWhere stories live. Discover now