☒ Recusant

2.2K 407 89
                                    

"gatau,"

"Junho, jawab."

"beneran gatau," Junho natap Baekjin dengan sorot mata datar, ah bahkan, sekarang sorot matanya lebih tajem dari biasanya.

"ga mungkin kamu gatau," Bales Baekjin, sama sekali ga terintimidasi sama Junho.

"Hpnya di reset," Yuri akhirnya balik lagi setelah dari kamar Yunseong. Meski perawakan Yuri jauh lebih gede daripada Baekjin, ada rasa takut di dalem dirinya kalo ngeliat Baekjin lagi marah kayak gini.

Ada alasan kenapa Baekjin jadi kepala butler sekaligus yang monitor semuanya.

Ya, ini.

"Jawab atau temenmu yang namanya eunsang eunsang itu ketarik ke masalah ini." ancem Baekjin, kilatan cahaya sekilas terpancar dari matanya. Junho mengernyitkan dahinya ga nyaman, genggaman tangannya ke celana kain hitamnya makin kuat.

Dia bilang ke Yunseong kalo dia bakal dukung kakaknya, tapi ternyata emang susah kalo mainnya ancem-anceman gini.

Dongyun cuma bisa mingkem di sebelah Changwook, takut. Dia daritadi udah ditanya-tanya, tapi emang mereka ga tau.

Cuma Junho yang tau kemana Yunseong pergi malem itu, dan Baekjin jelas mulai menyadari hal itu makanya neken Junho terus.

"Jin," panggil Minseo. Tumben-tumbennya aja dia kayak gitu, padahal biasanya ga pernah angkat bicara duluan kalo lagi berurusan sama Baekjin. Yuri udah panik pas ngedenger Minseo manggil kayak gitu, padahal kan bukan dia yang manggil.

Baekjin ga nyahut, dia cuma ngalihin sorot matanya dari Junho jadi ke Minseo.

"Kenapa?" tanya Baekjin.

"Percuma, Junho ga bakal jawab apa-apa," bales Minseo. Baekjin ngangkat sebelah alisnya, bingung.

"Di mimpi aku semalem, kak Yunseong bakal datang sendirinya ke rumah. Bukan kita yang nyari dia kesana," jelas Minseo. Tanpa ba-bi-bu lebih lanjut pun semua penghuni rumah udah tau artinya.

Junho sama bingungnya, tapi he has the audacity to smirk now.

Mimpi Minseo ga pernah salah, dan jadinya Junho ga usah jawab.

✧・゚: *✧・゚:*    *:・゚✧*:・゚✧

Yunseong engga bilang apa-apa ke Minhee, dia cuma diem sambil megangin tangan Minhee, tapi wajahnya ngadep jendela. Minhee cuma diem aja, berani nanya juga engga, soalnya gatau kenapa suasananya tuh mendadak ga enak.

"Dek adik kakak?" tanya bapak supir. "bukan, pak," Minhee terkekeh manis sementara Yunseong ga jawab. "Ohh soalnya mirip," pak supirnya ketawa, tapi masih ga digubris sama Yunseong.

Walaupun sekarang Minhee tau tentang lebih banyak hal yang selama ini udah Yunseong sembunyiin, tetep aja akhirnya kayak gini. Dia berakhir ga tau dan ga aware dengan keadaan sekitar atau kejadian apapun.

"Engga usah dipikirin," cicit Yunseong pelan, tiba tiba genggamannya jadi lebih erat. Minhee kaget dan langsung noleh, lalu senyum, "mikirin apa emang?" tantangnya.

"apapun itu, ga usah dipikirin, tidur aja," titah Yunseong. Minhee tersenyum semakin lembut dan akhirnya agak tertawa, "Yaudah, aku kan penurut, jadi aku mau tidur aja," balasnya.

Yunseong ikut ketawa, dikit doang, cuma sekedar cengenges.

Otaknya penuh sama cara gimana bisa mempertahanin Minhee, sekaligus saudara-saudaranya juga. Rakus? Bisa dibilang. Yunseong egois dan impulsif kalau buat hal kayak gini. Dia pengen keduanya, apa emang sesusah itu?

Trouble || HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang