Trouble || Hwangmini

☒ Inadvertence

Minhee hari ini udah dipoles rapih sama ketiga kakaknya dan satu adiknya, pin nama dan lencana SMAnya udah lengkap, dasinya udah rapih. Rambutnya rapih, wajahnya cerah, ganteng atau engganya ya gausah ditanya lagi

"Nih, bawa, bawa" Hyungjun nyodorin sekotak coklat yang cukup mahal, dia bela-belain beli pakai uang jajan bulanannya demi Minhee, soalnya belom apa apa uang jajan Minhee udah abis duluan.

"Buat gw nih? Gapapa jun?" tanya Minhee. "Iya, eh, bukan buat lu makan ya, tapi buat lu kasihin." jawab Hyungjun. Minhee tersenyum tipis, "yah anjir padahal gw mau nyoba coklatnya." ucapnya.

"Lu suka minta ditenggelemin di palung gitu deh min," Hyungjun ketawa kosong. "Udah udah, nyoh, berangkat kalian." titah mas Jungmo, dia mau beres beres rumah, terus kerja, terus sorenya ada kelas. Jadwal mas Jungmo padet banget emang.

"Iya kak," Minhee, Hyungjun, dan Wonjin langsung bubaran. Wonjin naik motor sendirian, sementara Minhee ama Hyungjun boncengan. Kenapa Wonjin sendirian? Soalnya kelasnya rada jauh dari kelas Minhee sama Hyungjun dan tempat markir motornya beda. Ada yang mau nemenin Wonjin? Sayangnya dia baru aja putus sama pacarnya yang bisa dia ajak berangkat bareng.

Sesuai yang direncanain sebelumnya, Minhee nungguin di depan kelasnya Yunseong, TKP yang sama waktu dia mecahin gelas bu kantin. "Eh Minhee?  Ngapain disitu?" Kirain Minhee, Yunseong udah nongol, eh ternyata Mingyu yang nongol. "Sst ah, ada deh, udah sono bucin ama adik gw aja." ucap Minhee ngusir Mingyu.

Mingyu cuma tersenyum tipis ngeliat kelakuan kakak pacarnya, "yaudah gw ke kantin, dadah," Mingyu langsung pergi. Minhee buru buru narik tangan Mingyu "Eh bentar, ada kak Yunseong ga di dalem?" tanya Minhee. "Oh.. Nyariin Yunseong, iya, dia ada di dalem kok." jawab Mingyu. "Oh yaudah makasih, gih ke kantin." titah Minhee. Mingyu mah nurut-nurut aja, langsung pergi.

Minhee udah cukup lama nunggu di depan kelas Yunseong, tapi si yang ditunggu ga nongol nongol meskipun bentar lagi jam istirahat selesai.

Minhee tetep berdiri di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, mikirin kata yang sama buat nanti diucapin ke Yunseong.

Minhee sabar walaupun dia udah 20 menit nunggu disitu. Gak lama kemudian Mingyu yang abis dari kantin udah balik lagi ke kelas, geleng geleng kepala setelah ngeliat Minhee masih setia nangkring di depan kelasnya.

"Belom muncul ya? Mau gw panggilin ga?" Mingyu menawarkan bantuan. "Engga apa apa deh, ga usa—"
"5 menit lagi bel masuk, min."
"Ya yaudah tolong panggilin deh" akhirnya Minhee nerima bantuan Mingyu, daripada dia ga sempat ngasihin coklatnya sekarang.

"Kenapa?" tanya Yunseong to the point, ga basa basi busuk dulu ke Minhee. Bahkan sekedar nyapa atau senyum pun engga. "ini kak, maaf ya Minhee nyusahin, sekarang Minhee mau bilang makasih soal kemarin.. Minhee berhutang banyak sama kakak," Minhee baru aja nunjukkin coklatnya, tapi Yunseong langsung menggeleng.

"Pertama, iya kamu bener bener nyusahin, gara gara kamu saya jadi harus ikut ulangan susulan. Kedua, saya gak mau berhubungan lagi sama kamu, jadi anggep aja ga ada hutang diantara kita. Ketiga—" Yunseong menatap coklat yang ada di genggaman tangan Minhee. "Kalau kamu mau ngasih saya itu, mending ga usah, saya gak suka coklat." Yunseong menatap Minhee tajam, dia bahkan ga ngasih kesempatan buat Minhee ngasih alasan lain.

Minhee nunduk, dia merasa kata-kata Yunseong itu mutlak.

"Udah selesai urusannya? Saya pergi." Yunseong berbalik masuk kelas. "Anu, Maaf, tunggu kak." rupanya Minhee masih punya keberanian buat nahan Yunseong. Yunseong mengangkat sebelah alisnya, membiarkan Minhee bicara.

"Coklat ini adik minhee yang beli.. Pake uangnya sendiri.. Tolong bawa aja coklatnya.. Mau dikasihin ke orang lain juga gapapa.." jelas Minhee, suaranya memelan sambil menyodorkan coklatnya. "Walaupun saya buang ke tong sampah? Oke." Yunseong menyabet coklat itu dari tangan Minhee lalu bergerak menuju tong sampah, setelah itu Yunseong masuk ke dalam kelasnya tanpa dosa.