Dua Puluh Satu | A New Person

6K 1.3K 271
                                    

Resepsi pernikahannya Kak Crystal sangat-sangat amazing bagi gue. Meskipun gak semewah di film Crazy Rich Asian tapi bagi gue tetep saja berkesan. Gue bersyukur karena Kak Crystal ngundang gue sama yang lain secara langsung. Makanannya enak-enak rasanya mau gue bungkushhhh.

Gue sama yang lain udah foto bareng Kak Crystal dan suami barunya tadi, bareng Dery juga. Tapi setelah itu kita mencar, soalnya Dery ngumpul sama keluarga besarnya gitu. Jadi sisa gue, Rana, sama Dejun sendiri. Dari tadi Dejun sama Rana rebutan Kak Crystal.

"Udah lah lo gak usah naksir istri orang!" Protes Rana, dengan suara kecil tentunya.

"Yeeeeee lo juga lah gausah naksir istri orang. Lagian lo tuh cewek, gak ada kesempatan udah mundur aja." Balas Dejun. Cowok itu udah ngelepas jasnya, tinggal kemeja putih aja.

"Ya gapapa lah??? Love wins???"

"Sshhh udah. Kak Crystal gakmau sama lo berdua." Sanggah gue.

Kita bertiga duduk di meja bundar khusus gitu, bahkan di meja ada nama gue, Rana, sama Dejun terpasang.

Lalu Rana menopang dagu lagi. "Abisnya cantik banget gila naksir banget gue, Deb. Gue udah sering lihat fotonya tapi gak nyangka kalau cantik banget aslinya."

Gue tertawa kecil. Gue akuin memang Dery sama kakak-kakaknya ini bibit unggul banget.

"Maminya Dery dulu ngidam apa coba, Deb? Kali aja nanti bisa gue praktekin kalau udah nikah sama Winwin." Kata Rana.

Sama Dejun digeplak.

Sekarang udah jam setengah tujuh, udah lama banget gue ada di sini. Ngikutin semua sesi acara, mulai dari pidato dan lain sebagainya. Kata Dery sebelum misah tadi kita bertiga gak boleh pulang dulu. Gaktau kenapanya soalnya Dery gak bilang.

"Ya ampun capek banget." Ujar seseorang lalu duduk di kursi kosong yang ada di meja kami. Itu Kak Cathy. "Gila tau gitu pake sneakers aja."

"Makanannya enak-enak tau, Kak." Kata Rana. "Aku mau ambil lagi sungkan."

"EHHH AMBIL AJA ITU MASIH BANYAK. Salad buahnya baru dikeluarin, buruan tuh nanti abis nyesel." Ujar Kak Cathy sambil nunjuk ke arah meja panjang prasmanan berisi macam-macam makanan.

"SIAP!" Rana langsung berdiri terus narik Dejun biar ikutan.

Sisa gue sama Kak Cathy di meja.

"Hey, daritadi mau bilang kelupaan terus. Kamu cantik banget. Dandan sendiri?" Tanya Kak Cathy.

Lalu gue berandai-andai, gimana reaksi gue kalau Dery yang bilang kayak gitu. Gue mengangguk. "Dibantu sama Rana dikit juga."

"Aku kangen tau. Nanti libur kuliah kita main lagi, ya. Gausah ngajak Dery biarin aja kita berdua."

Kak Cathy ini selisih dua tahun sama Dery. Jadi bisa dibilang dia yang paling deket sama Dery juga yang berakibat jadi deket sama gue juga. Oh iya, Kak Cathy ini fresh graduate gitu, tapi punya butik yang udah dia bangun sejak semester 4. "Iya, Kak. Nanti pas liburan kabarin aja. Kak Cathy kan sibuk biasanya."

Kak Cathy ketawa. Jadi makin mirip sama Dery. "You know, I think I understand now."

"Apanya, Kak?"

Kak Cathy senyum, manis banget. "About my brother's feelings toward you? I got it now."

Gue terpaku. Jadi...Kak Cathy juga tahu?

"Kebanyakan cewek yang deket sama Dery, sebelum dia suka sama kamu, gak bisa bener-bener respect ke aku, kakak-kakakku, ataupun Mami. Atau mereka biasanya cuma pura-pura aja. Kamu tahu gak, Deb? Dery itu sayang banget sama kami, apalagi sama Mami, gak usah dipertanyakan udah rasa sayangnya." Lalu Kak Cathy memegang tangan gue. "Tapi kamu bukan orang yang kayak gitu. Aku paham sekarang kenapa adekku sayang sama kamu, karena kamu bener-bener ngehargain aku, kakakku, sama Mami. Bukan cuma pura-pura aja."

[1] Hendery - AU (✔️)Where stories live. Discover now