Sebelas | Mie Setan

6.4K 1.5K 119
                                    

Gue sama Dery gak langsung pulang, tapi kita mampir ke kedai mie setan karena gue yang minta. Pokoknya mie yang pedes pedes itu semua gue nyebutnya mie setan walaupun namanya beda-beda. Tanpa pikir panjang gue langsung pesen pake level tertinggi. Gak peduli, urusan perut mah nanti aja.

Gue mau makan yang pedes-pedes supaya nangisnya gampang dan beralasan.

"Deby." Panggil Dery.

"Hm?" Sahut gue asal-asalan. Sedari tadi gue fokus pada jalanan dengan menatapnya dari kaca jendela.

"Sorry ya yang tadi pagi." Ucap Dery yang berhasil mengalihkan atensi gue.

"Tadi pagi?"

Dery mengangguk. "Karena gue ngatain lo bego dan marah sama lo."

"Itu doang?"

"Sama nyuekin lo dua hari."

"Gamau ah." Jawab gue.

"Lah kok gitu? Kan sama-sama minta maaf?"

"Gamau maafin kalau gak dibayarin mienya."

"Jadi maaf dari lo cuma seharga satu porsi mie kober doang nih?"

"GA GITU."

Lalu kita berdua tertawa. Bagi gue, dua hari rasanya kaya dicuekin dua minggu. Kita sering berantem, kita sering adu argumen dan ujung-ujungnya juga baikan. Tapi entah kenapa baikan sama Dery sekarang alias saat ini bikin hati gue super lega. Kaya beda aja gitu dari sebelum-sebelumnya.

"Der."

"Lo pasti mau nanya kok bisa gue kenal sama Koeun? Terus kenapa gue bawa Koeun ketemu lo?"

Gue terdiam. Kepala gue rasanya berputar-putar, terlalu banyak hal yang terjadi hari ini dan sejauh ini gue belum bisa berterima sama semuanya.

"Gue gak sengaja ketemu sama Koeun tadi pas di atm. Gue ngerasa familiar sama wajahnya, ternyata dia cewek yang gue lihat sama Mark Jum'at kemarin di gramed." Jelas Dery sebelum akhirnya melanjutkan. "Untungnya Koeun baik banget, gue sempet takut dia ngira macem-macem tapi Dejun juga bantu jelasin. Jadi dia mau gue ajak ketemu sama lo."

"Kok lo mau-maunya repot kayak gitu?" Tanya gue refleks.

"Lo masih nanya kenapa?" Dery malah balik nanya.

"Yah kan harusnya lo kesel sama gue dan ngebiarin gue sama Mark terus supaya gue ngerasain sendiri akibatnya gara-gara berharap sama tunangan orang dan gak mau dengerin omongan temen gue sendiri." Balas gue.

"Gue emang marah sama lo tapi gue gak sejahat itu, enak aja." Titahnya. "Lagian Dejun juga bantuin gue."

"Terus?"

"Ya udah coba sekarang jawab ada gak temen yang rela ngeliat temennya cuma dijadiin pelampiasan sama orang lain?"

"Der."

"Apalagi statusnya Mark itu crush lo, Deb. Gue gak bisa bayangin perasaan lo gimana akhirnya kalau lo terlanjur bertahan dan berharap lebih jauh."

"Dery kok lo dangdut sih aaaahhh jangan bikin gue makin ngerasa bersalah dong."

"Lagian kalau lo galau nanti gue gakmau nampung. Nyusahin."

"Sialan." Gue melempar tisu ke arah cowok di depan gue.

Dery ketawa. "Janji ya nanti sampai kost gak nangis kayak abege?"

Gue manyun, gak bisa janji juga. Emang sekarang gue ngerasa agak mendingan karena Dery ada di sini ngajakin gue ngobrol dan ngalihin perhatian gue untuk sementara waktu. Tapi kalau udah sendirian di kost nanti, gak ada yang tau apakah gue berakhir karaokean kayak orang gila atau marathon drama yang genrenya sad sampai pagi.

[1] Hendery - AU (✔️)Where stories live. Discover now