18; man in the ship

3.3K 579 276
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Mau sarapan apa?"

Emily menekuk dahinya dan bertanya dengan nada pelan, merasa sedikit kesal lantaran pria yang ada di depannya itu terus diam. Wonwoo menopang dagu dengan punggung tangan kanan, ekspresinya tak dapat diterjemahkan seolah sesuatu tengah bergumul di kepalanya. Cuaca pagi ini cukup panas, jadi terlihat aneh karena Wonwoo merupakan satu-satunya orang berpakaian formal di daerah restoran pinggir pantai. Alih-alih memakai kemeja bergambar pohon kelapa, ia justru memakai kemeja putih polos, dasi dan celana bahan. Wonwoo pikir itu tak masalah karena tak ada waktu yang cukup untuk berganti pakaian.

Setelah beberapa menit, Wonwoo mendesah, "Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan makan sampai menemukan Jeisson."

Lamat Wonwoo mengamati satu-persatu orang yang lewat di daerah bibir pantai tersebut. Dia menyisir dan mencoba menemukan pria dengan ciri-ciri seperti Jeissonㅡpria pedagang ikan yang ia temui saat kembali ke masa lalu. Tingginya tak lebih dari dirinya, matanya kecil dengan sudut bibir yang sedikit tertarik ketika pria itu tersenyum.

"Akan kuberitahu jika aku melihat pria bermahkota disini, sekarang iniㅡpesanlah makanan."

"Aku tidak lapar, Em." Ketus Wonwoo berbicara, dia masih marah tanpa alasan. "Kau makan sendiri saja sana, pesan apapun yang kau mau," katanya sambil menempatan beberapa lembar uang di atas meja.

Namun, meskipun begitu Emily tak terlalu ambil pusing. Ia menganggap Wonwoo masih dalam keadaan pengar sehingga tingkat rasa sensitifnya jauh lebih tinggi dari biasanya. Lagipula Emily tahu bahwa Wonwoo juga cemas atas segalanya yang terjadi di rumah. Meskipun ada Hansol di sana, tapi tetap saja itu semua juga termasuk dalam tindak kejahatan dan Wonwoo bisa ditahan atas hal tersebut.

"Ya, sudah kalau begitu, kalau kau pengar sebaiknya istirahat, bukannya marah-marah." Lalu Emily pun berlalu.

Wonwoo mendecak-decak, masih tidak percaya fakta bagaimana bisa di keadaan kacau seperti ini dirinya justru hendak memperdebatkan mengenai ciuman tadi pagi. Dia juga mengutuk Jeonghan dalam hatiㅡhal yang tak pernah Wonwoo lakukan selama ini. Untung saja Jeonghan masih berada di kota, seingat Wonwoo pria itu juga akan berlibur ke Cape Sounion untuk mengisi waktu kosong selama museum diperbaiki. Syukurlah, kali ini setidaknya Wonwoo tak akan bertemu dengan pria itu untuk sementara waktu.

Keadaan semakin ramai ketika matahari meninggi. Pelabuhan yang terletak di ujung kiri pantai juga tak kalah riuh karena beberapa kapal baru saja sandar di waktu yang bersamaan. Awak kapal keluar secara berurutan dengan membawa kotak kayu yang kemungkinan besar merupakan hasil laut. Pesisir ini hanya akan menjadi tempat persinggahan, jadi hasil laut yang telah dikumpulkan hanya akan disalurkan pada distributor dan tidak dijual secara langsung seperti pasar ikan di pinggir pantai biasa.

Wonwoo mulai bergerak dan lagi-lagi ia harus menghadapi kesusahan karena Emily tak kunjung kembali tanpa berpamitan. Tubuhnya berputar beberapa kali untuk mencari sosok gadis itu di tengah kerumunan orang yang berlalu-lalang.

UNSEENWhere stories live. Discover now