11; meet the looters

3.5K 638 70
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Wonwoo mengucap sumpah serapah sepanjang perjalanan menuju hotel. Dia mengutuk segala jenis benda yang menghalangi dan tak peduli jika bahunya menyebabkan beberapa orang menjadi murka akibat langkahnya yang tergesa-gesa. Berkali-kali Wonwoo geram terhadap takdir konyol ini karena semakin ia percaya maka semakin besar pula peluang mereka yang spesial kehilangan nyawa.

Pria pemanahㅡSeungkwan baru ditemui Wonwoo beberapa jam yang lalu dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk berkenalan lebih jauh. Bahkan Wonwoo juga tak sempat bertukar sapa lebih lama, terutama ketika Seungkwan lebih memilih membahas masalah rusa yang diburunya untuk santapan pesta. Baju lelaki itu sangat lusuh, terdapat bercak darah yang membaur bersama tetesan getah. Kulitnya juga menghitam karena debu dan peluh, pun dengan tangannya yang kotor karena harus mengangkut rusa dari tengah hutan menuju desa.

"Aku tidak peduli bagaimana orang desa nanti menghalangi jalan keluar. Aku akan terus menjalankan mobilku dan tak akan peduli lagi jika ada orang yang terluka karena itu!"

Wonwoo membenci segalanya yang terjadi, bahkan keadaan kamar penginapan yang tak begitu rapi membuat kepalanya semakin pening. Dia memasukkan sisa bajunya yang menggantung dengan kasar beserta beberapa perlengkapan lainnya ke dalam tas punggung yang ia bawa. Tidak ada waktu untuk menenangkan Emily yang duduk di sisi ranjang dan terisak. Tangan Emily masih bergetar pasca penemuan tubuh tak bernyawa Seungkwan.

"Wonwooㅡ"

"Tidak sekarang, Emㅡ" Wonwoo mencengkeram erat lengan Emily dan memaksa gadis itu untuk mendongak dengan sisa air mata yang masih ada. "ㅡkau tidak perlu mengucap kata maaf berkali-kali karena itu percuma, Seungkwan tidak akan kembali. Malam ini kita akan pergi ke Delfi dan aku tidak peduli dengan peraturan bodoh yang nembuat kita terjebak disini."

Emily bergeser, "Jeonghan akan curiga jika kita tiba-tiba pergi menerobos palang perbatasan, kau ingat dia ada di sini juga, kan?"

"Apa peduliku? Dia menginap di tempat yang berbeda dan kita berdua juga terpisah dengannya ketika melihat karnaval. Aku punya banyak alasan untuk mengelabuinya. Kedatangan Jeonghan kemari hanya untuk berlibur. Dia pria penggila pesta dan keramaian, sedangkan kita berdua tengah diburu sesuatu."

Dengan berat hati Emily juga beranjak untuk merapikan beberapa barangnya di atas nakas. Ide gila Wonwoo saat ini sangat berbahaya bagi mereka berdua. Bukan hanya melanggar aturan, tapi Wonwoo juga bisa melukai beberapa orang yang menjaga palang perbatasan ketika ia memaksa untuk lewat. Karnaval sudah bubar tanpa diduga dengan adanya desas-desus yang berhembus dari telinga masyarakat tanpa tahu kebenarannya. Banyak orang yang masih berbondong-bondong pergi ke area dimana Seungkwan ditemukan yang sudah dibatasi oleh garis polisi setempat.

Ketika Wonwoo dan Emily sudah bersiap pergi dan masuk ke dalam jeep yang terparkir di halaman depan rumah Hoshi, dari balik kaca mobil Wonwoo bisa melihat siluet seorang pria yang tengah berjalan ke luar ruangan lalu duduk di kursi depan. Awalnya Wonwoo enggan menduga, tapi seiring menit berlalu ia yakin seseorang yang ada di sana adalah Hoshi sendiri.

UNSEENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora