13; a big tournament

3.7K 637 130
                                    

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Matahari bersinar sangat terik hari itu, jalanan berpasir dipenuhi debu yang menggulung akibat dari langkah kaki ratusan orang yang memenuhi setiap mata memandang. Terutama tempat keramaian seperti pasar. Ciutan yang saling menyahut serta gelak tawa seakan menjadi nyanyian yang mengalun tiap harinya. Tudung yang berbentuk seperti payung besar tampak bergerak samar diterpa angin, demikian pula tirai hiasan yang terdapat di kaca depan toko pernak-pernik.

Wonwooㅡtunggu... Sekarang ia harus mengganti namanya menjadi Jullius, bukan?

Jullius... Rasanya aneh sekali.

"Jullius, besok kau tidak lupa, kan?" Hanns kala itu bertanya dengan nada riang. Selepas pekerjaan mereka membantu di kandang dan mengunjungi Kuil Athena sebagai agenda rutin mingguan, mereka berdua mendapat ijin untuk sekadar keliling kota. Ayah merekaㅡMadhiaz juga memberi beberapa keping drakhma[1] untuk digunakan membeli beberapa camilan makan siang.

Jullius menoleh, tetapi tak terlalu menampakkan ekspresi semangat karena dia tahu betapa hiperaktif pria muda yang ada di sebelahnya. Ini bahkan baru beberapa jam sejak Jullius bangun di kamar yang asing dengan segala keanehannya dan Hanns memanglah sangat menyebalkan dengan menunjukkan sifatnya yang banyak sekali bicara.

"Apa? Aku harus membersihkan kotoran sapi dan kau hanya mengangkut jerami? Begitukah?"

Hanns tertawa hingga punggungnya melenting ke depan, "Astaga! Bodoh sekali."

"Jika itu memang yang akan terjadi besok, akan kuadukan ke ayah bahwa kau selama ini hanya memakan uang upah buta."

"Selalu seperti itu. Kau memang terlalu kaku." Hans mencibir dengan pandangan yang sudah tidak fokus terhadap lawan bicaranya. Di sekitarnya ada banyak sekali makanan yang menggugah selera. "Pantas saja Helena tak pernah mengusikmu lagi."

Siapa lagi Helena?!

Belum sempat Jullius menebak sekiranya siapa nama gadis yang baru Hanns sebutkan, pemuda itu menarik tangan Jullius lalu berlari menjauh menuju sudut pasar. Disana ada beberapa orang berebut sesuatu seperti ikan dan hasil laut lainnya seolah tengah kesetanan. Yang satu berteriak dengan sangat kencang, satunya lagi saling mendorong hingga nyaris jatuh, begitu pula yang lain juga tak kalah hebohnya. Beberapa nelayan yang masih membawa jaring juga lari terbirit-birit mendekat, pun dengan golongan ibu rumah tangga juga pontang-panting lari keluar rumah.

Jullius sebenarnya tidak begitu tertarik, dia pikir mungkin itu hanyalah pedagang yang tengah memberi diskon besar-besaran supaya hasil jualannya laris manis. Tapi ia salah, insting Hanns yang begitu tajam membuat Jullius tercengang keheranan.

Di sana, seorang pemuda berdiri dengan berkacak pinggang tampak tersenyum dan menganggukkan kepala. Khiton yang pemuda itu pakai sangat lusuh dan penuh noda merah, sandal tali khas Yunani yang ia pakai juga basah dan lepek.

UNSEENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें