2. Memulai Permainan

5.9K 456 23
                                    

Berbelanja memang hal yang sangat melelahkan, apalagi kalau bersama seorang wanita. Setelah selesai berbelanja mereka berdua pergi mengunjungi berbagai tempat seni beladiri.

Di depan dojo yang lumayan sepi, Remi yang berada disebelah Rein tiba tiba bertanya.

"Kakak, kamu mau ikut seni beladiri apa?"

"Mungkin berbagai macam seni beladiri, seperti taekwondo, kendo, karate, dan aikido, ohh... Silat sepertinya bagus juga." Rein mengelus dagunya sambil melihat-lihat dojo.

"Sangat banyak!, untuk apa kamu mengikuti banyak seni beladiri sekaligus!?" Remi bertanya dengan terkejut.

"Hmm, ini gimana ya.., mungkin semacam investasi hahaha.."

Remi mengkerutkan keningnya, bagaimana mungkin kakaknya yang setiap hari mengurung diri dikamar, bermain game, dan membaca novel, sekarang tiba tiba ingin mengikuti seni beladiri yang begitu banyak. Dia menjadi curiga dan khawatir pada kakaknya.

Remi bertanya dengan sedikit takut dan khawatir .
"K-kak.., kamu tidak dibully kan?"

Ketika Rein mendengar itu dia kaget dan langsung tersenyum,

'Wow, lihatlah adikku yang imut ini. Bukankah dia cukup manis ketika mengkhawatirkanku?'

"Mana mungkin kakakmu yang tampan ini dibully, kalau ada yang membully pasti akulah orangnya hahaha..." Rein tertawa dengan bangga.

"Lalu?, apa kamu dalam masalah?"

"Tidak, aku hanya berlatih untuk memaksimalkan kemampuanku untuk bermain Exaworld."

"Hmph, ...lagi lagi game itu." Remi sedikit kesal dengan perkataan kakaknya.

"Yah.. walaupun ikut beladiri itu bagus, Tujuanmu aneh kak. Kalau begitu cepatlah mendaftar dan kita akan langsung pulang."

Rein hanya bisa tersenyum masam dan langsung pergi memdaftarkan diri.

* * *

"Aku pulang..." Ucap Rein dan Remi bersamaan.

Suasana rumah yang sepi dengan ruangan yang berantakan menyambut mereka, Rein berhenti sebentar dan masuk ke dalam rumah.

"Sepertinya ayah dan ibu belum pulang... Remi, kamu tau kapan mereka tiba?"

"Sekitar 3 jam lagi... lebih baik kamu bereskan rumah dan aku akan memasak."

"Hohoho.., adik kecilku apa kamu mau kubantu?"

"Apaan! kamu masak air aja gosong." Remi membalas dengan sedikit tersenyum.

"Siapa bilang aku tidak bisa masak, lihatlah keahlian kakak besarmu ini."

"Iya iya. Sudah sana bereskan!"

* * *

Setelah 3 jam berlalu dengan cepat.

"Kami pulang..."
Terdengar suara dari luar pintu.

"Ibu.. Ayah.., selamat datang.."
Kata Rein dan Remi bersamaan, setelah itu Remi langsung memeluk ibunya.

"Ayo masuk, Remi sudah membuat makanan yang banyak untuk kita." Rein mengambil barang bawaan kedua orang tuanya.

Rein sangat menyayangi kedua orang tuanya, dia tau betapa sulitnya bekerja untuk menghidupi dia dan adiknya sehingga mereka berdua hanya bisa bertemu 2 minggu sekali saja.

"Baiklah, biarkan orang tua ini istirahat sejenak.." Ayah Rein meletakan barang barang bawaannya.

Mereka beranjak ke ruang makan dan dengan santai memakan hidangan yang dimasak Remi.

The Heretic Chef : Exaworld OnlineWhere stories live. Discover now