"Ah, sial. Untung pake jak-- eh?" Jimin melihat pantulan dirinya pada cermin lift, jas hitam yang dia lempar ke sembarang arah saat dia baru datang.

Pintu lift terbuka, dengan langkah cepat Jimin pergi ke parkiran dan mendapati motor hitam kesayangannya.

Kenapa Jimin punya moge?
Tentu saja Jimin harus punya agar keren, Jungkook dan Taehyung bahkan punya moge juga.

Setelah menaiki motor tersebut, Jimin memakai helm-nya dan langsung cusss.

...

Di sinilah Jimin, lapangan sekolah.

Mogenya terparkir nyaman tepat di tengah lapangan sekolah, pribadi ber-jas mahal itu memencet layar ponselnya serius. Menghubungi seseorang yang tak kunjung menjawab.

Kali ini Jimin mencoba menelpon wanitanya, Hana.

Wek wek, wek wek, wek we--

Sontak Jimin meluruskan kepalanya, mencari sumber suara. Jimin tahu, itu dering ponselnya Hana. Hana menggantinya dengan bunyi 'wek wek' waktu itu karena Jimin mandi di bathup ditemani dengan beberapa bebek karet kecil.

Jimin melangkahkan tungkainya pasti, menebak bahwa bunyi dering ponsel Hana berasal dari ruangan olahraga.

Clekk

"Halo? Ada orang?" Ucap Jimin ketika dirinya memasuki ruangan olahraga yang gelapnya bukan main.

Jimin berjalan mengira-ngira dengan langkah ragu, mencari saklar lampu pada ruangan itu.

Tapi suara kecil yang sudah jelas Jimin kenali membuat dirinya membeku.

"1.. 2.. 3.."

Clekk (suara lampu)

"Happy birthday Jimin, happy birtday Jimin, Happy birtday Jiminie, Happy birtday to you"

Lampu menyala, suara-suara nyanyian itu memenuhi ruangan hingga menusuk rungu. Pandangan Jimin terarah ke wanita dengan kemeja merah maron yang berdiri di tengah sambil memegangi kue.

Senyum Jimin muncul hingga pipinya menenggelamkan mata. Berjalan pelan ke arah wanita itu, mata Jimin berbinar menatap Hana.

"Make a wish, Jim" ucap Hana sambil menyodorkan kue di tangannya.

Jimin mulai menutup mata, membuat permintaan yang semoga saja bisa dikabulkan oleh Tuhan.

Kemudian Jimin membuka matanya, meniup tiga lilin itu dengan hati senang. Setelah itu bergegas memeluk Hana, perasaannya campur aduk ketika melihat Hana mulai mengembangkan senyuman.

Suga sebagai produser terlebih dahulu merampas kue di tangan Hana, agar kuenya aman dan bisa dinikmati:)

Mahal loh kuenya.

"Yeay, hbd sayang!" Hana membuka suara ketika Jimin merenggangkan pelukannya.

Mata Jimin berbinar, tidak tahu harus mengatakan apa dan harus berbuar apa. Dirinya terlalu terkejut dan senang.

AeonWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu