(2)

1.1K 60 19
                                    

Dia

Hanya dia
Karna dia

Aku menjadi seperti ini
Aku menyukainya, dan
Aku mencintainya

Tapi kenapa?

Disaat hati ini sepenuhnya hanya untuknya

Dia tidak menyukainya
Dia tidak menginginkannya

Apa salah jika aku mencintainya?
Apa salah jika aku terus mengharapkanya?

Aku akan selalu menunggu dimana hatinya bisa menerimaku
Melebihi rasa cinta yang kurasakan untuknya
______


Seperti biasa sesampainya di sekolah Elios yang dikenal sebagai Most Wanted disekolah.

Selalu menjadi perhatian banyaknya kaum hawa, ada yang curi-curi pandang, adapun yang sengaja menyenggolnya di saat dia berjalan melewatinya. Namun Elios menghiraukan mereka dia selalu berjalan dengan elegan tanpa memperdulikan di sekitarnya.

Selain Most Wanted diapun terlahir dari keluarga yang kaya raya.

Orangtuanya pengusaha terkaya di indonesia.

Meski begitu ia tak pernah memilih-milih teman hanya saja ia jarang untuk berbicara jika tidak dengan orang yang benar-benar ia kenal seperti Jimi dan Ramon teman satu kelasnya.

Meski Jimi dari keluarga yang sederhana tapi Elios sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri karena dari sejak kecil mereka sudah berteman dan selalu satu sekolah hingga saat ini. Sedangkan dengan Ramon mereka memulai persahabatan itu dari semenjak memasuki bangku SMA.

Lemparan terakhir membuatnya berteriak kemenangan.

Lagi-lagi Elios memenangkan permainan basketnya dengan jimi.

Keringatpun membasahi baju olahraga yang dikenakanya.

Di saat Elios terduduk sambil meluruskan kakinya kedepan.

Saat itulah terlihat Quinza berlari mendekat sambil membawa sebotol air putih Mineral dan handuk kecil.

Ketika sampai ia langsung mengelap keringat Elios yang masih menempel diwajahnya tanpa permisi.

Barulah ia menyodorkan sebotol air Mineral kehadapan Elios sambil tersenyum.

Sementara Elios tidak bergerak sedikitpun, tak berniat mengambil air yang di sodorkan Quinza padanya.

Dia menatap Quinza dengan tatapan datar tanpa ada senyuman sedikitpun.

Quinza terus tersenyum meski Elios tidak mengambil air yang di berikannya.

Dia Membuka label penutup botol tersebut.

Tapi tiba-tiba Elios menepis botol air yang masih dalam genggaman Quinza hingga terjatuh dan tertumpah.

Quinza tak menyangka bahwa Elios akan melakukannya.

Selama ini dia tidak pernah berbuat seperti itu, malah selama ini selalu baik-baik saja.

Meski Elios tidak pernah membalas cintanya, ataupun tidak pernah tersenyum padanya.

Elios selalu melihatnya dengan wajah datar sedingin Es. Seketika Elios akan pergi menjauh dia berkata.

"Kenapa kak?"

Gumam Quinza, namun masih terdengar jelas di telinga elios hingga ia menghentikan langkah kakinya.

Berbalik arah dan berjalan mendekat, senyuman sinispun terukir disudut bibirnya.

"Masih nanya kenapa?"

Quinza langsung tersenyum.

Dia merasa senang karna inilah yang pertama kalinya Elios menjawab pertanyaannya, selama ini dia tidak pernah perduli dan tidak pernah sekalipun membalas perkataan Quinza.

Elios mengerutkan keningnya di saat melihat Quinza yang masih menatapnya sambil tersenyum.

"Dasar gadis aneh"

Ucapnya lalu pergi dari tempat itu.

"Yeeessss"

Teriak Quinza sambil loncat-loncat kegirangan seperti sudah memenangkan lotre 100 juta.

Tiba-tiba terdengar suara galak tawa seseorang dari arah belakangnya.

"Upzzzz.."

Quinza lupa jika Jimi dan Ramon teman sekelas Elios masih berada dilapangan.

Quinza merasa malu karna sudah bersikap aneh di depan orang lain.

Wajahnyapun terlihat berubah pipi cabynya menjadi memerah karna malu.

Jimi berjalan mendekatinya lalu menepuk pundak Quinza dari arah belakang, yang masih berdiri membelakanginya.

"Udahlah, masih banyak Cogan yang lain, kenapa harus bertahan dengan satu Cogan, yang jelas-jelas nggak perduli sama lo" wajahnya sedikit mendekati pipi Quinza, sedikit lagi hampir bersentuhan, pasalnya tubuh jimi sedikit membungkuk untuk menyamai tinggi badan Quinza yang mungil. Namun terlihat Imut di matanya.

"Tapi gue yakin kalo dia suka sama gue" jawab Quinza pelan, melangkah maju sembari menghindari diri yang di sadarinya Jimi terlalu dekat dengan dirinya.

"kalo emang dia suka, nggak mungkin dia seperti ini sama lo, gue sahabatnya dari sejak kecil, jadi gue mengenal betul sifatnya, lupain dia, dan cari cowok yang lain yang lebih bisa ngehargain perasaan lo" Tersenyum simpul. Kemudian menepuk pundak Qunza lagi lalu pergi dari tempat itu.

"Dengerin tu kata jimi 100% bener" Ramon menambahkan sembari mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum simpul lalu pergi menyusul Jimi.

☆☆☆☆☆

2018

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora