(22)

273 28 6
                                    

Takut
Hanya kata itu yang selalu mengawali hariku.

Takut
Hanya kata itu juga yang bisa menjadi akhir dari kata bahagiku.

Karena Kata Takut bisa membuatku untuk bersama dengannya.
____

Singapore, 01/01/2021

Quinza

Aku sudah mulai bisa tertidur dengan lelap kembali di saat malam hari tanpa harus merasa takut lagi.

Karna perasaan bahagia ini yang memberiku banyak kekuatan untuk menerima sesuatu keadaan yang sudah terjadi.

Dimana mama yang sekarang sudah bisa memaafkan kakek, jadi aku juga tidak akan merasa kawatir jika nantinya aku pergi meninggalkan mama karna sekarang dia tidak sendiri lagi.

Perubahan di dalam diriku semakin dapat aku rasakan, tenagaku yang hari semakin hari semakin terasa melemah, lebih cepat merasakan lelah saat melakukan aktivitas, kata dokter ini adalah bagian pengaruh dari efek hormon di dalam tubuhku berkaitan dengan penyakit yang ku derita saat ini yaitu Leokimia, Kanker darah.

Yang ku tahu dari kakek dulu papa juga meninggal karna penyakit kanker.

Karna itu sebabkan kini kakek terus berusaha mencari pendonor buatku hingga sampai ke luar negri. Meminta bantuan pada setiap rumah sakit melalui para dokter yang di kenalnya.

Kakek juga sempat memintaku untuk melanjutkan pengobatan ke singapore, dengan alasan jika alat medisnya lebih canggih dari pada di indonesia.

Takut tentu saja aku takut, banyak hal yang ku takuti dalam hidupku. Tidak bisa bertemu dengan Mama, Kakek, Ramon, Maya dan Elios pangeran tercintaku lagi. Namun aku hanya manusia biasa, harus bisa menerima kenyataan ini. Tapi aku bahagia di sisa hidupku ini banyak yang mencintaiku. Jadi apa yang kutakutkan sekarang hatiku sudah merasa lega dan bahagia.

Malam ini aku sudah siap dengan gaunku yang berwarna ungu. Yang ku tahu warna Ungu melambangkan Cinta.

Dengan sedikit riasan wajah yang ku sesuaikan dengan warna gaunku.

Rambut yang ku biarkan terurai panjang ke belakang, sementara rambut ku yang tumbuh di atas daun telinga kini ku pilin-pilin lalu ku ikat kebelakang, jadilah aku seperti artis sinetron di pilem Eksperansa. Tidak, sepertinya aku lebih cantik dari dia, malam ini aku merasa percaya diri, entah kepercayaan itu datangnya dari mana.

Sesuai dengan janji Elios, dia datang ke rumah menjemputku untuk makan malam bersama.

Sesampainya kami di sebuah lestaurant terkenal elit, karna kemewahannya dan semua makanan di sini serba mahal yaitu Green House.

Rumah hijau yang terbuat dari kaca posisinya terletak di pinggir pantai.

Semuanya terbuat dari kaca mulai dari dinding, langit-langit beserta lantainya bahkan meja dan kursi semuanya terbuat dari kaca.

Kaca yang terlihat transparan dari dalam, hingga dapat melihat suasana di luar dengan jelas.

Jika ku menoleh ke atas langit-langit, aku bisa melihat terangnya sinar bulan dan bintang di atas sana dan bila aku menoleh ke kanan dan kekiri, aku bisa melihat pemandangan laut yang di hiasi oleh desiran ombak.

Lestaurant yang di terangi hanya dengan sejumlah lilin yang menyala kian terlihat meredup karna tertiup angin, namun memberi kesan romantis karena selain di terangi lilin yang menyala, tempat ini sudah terang karna cahaya bulan.

"Za, apa lo suka tempat ini?"

"Iya, sangat suka!"

Ternyata Elios mengabulkan keinginan pertamaku. Aku tidak akan menyia-nyiakan moment ini, akan ku nikmati malam ini bersamanya, karna aku tahu jika nantinya aku tidak akan lagi dapat mengunjungi tempat ini bersamanya.

"Kak kenapa tempat ini terlihat sepi, hanya kita berdua?" Tanya ku setelah menyadarinya.

"Aku memesan tempat ini khusus untuk kita berdua!" Jawabnya sambil memberikanku sepaket bunga Matahari.

Tersenyum karna merasa aneh, bunga Matahari tidaklah sesuai dengan tema malam ini, harusnya Elios memberikanku bunga mawar.

"Gue tahu apa yang lo pikirkan saat ini?"

"Apa?"

"Tentang bunga!"

"Kok tahu?"

Dia tidak menjawab hanya tersenyum sambil melihat bunga Matahari yang sudah ku letakan di atas meja.

"Kenapa bunga Matahari, kenapa bukan bunga mawar?"

"Pertanyaan yang bagus Za, apa perlu gue jawab?"

"Tentu saja, jika ada pertanyaan harus ada jawabanya dong!"

"Menurut gue bunga matahari memiliki makna yang berbeda, mulai dari kata bunga dan kata matahari sudah terlihat jelas. Kata bunga masih terdengar umum sementara Matahari sudah menjadi kata yang Khusus. Kata bunga dapat di artikan atau di diskripsikan seperti apa yang lo inginkan tapi jika Matahari tetaplah Matahari yang juga memiliki arti dari nama gue sendiri Elios."

"Benarkah, lalu?"

"Gue nggak bisa merangkai kata, tapi gue ingin mengatakan. Gue ingin lo jadi bunga yang terus tumbuh berkembang dengan indah. Dan gue sebagai mataharinya akan selalu menyinari lo agar lo jadi gadis yang sempurna dalam hidup gue."

Aku langsung tersenyum, kata-katanya ini bahkan sudah melebihi kata romantis, bahkan mampu membuat hatiku berbunga-bunga.

Elios kembali berkata "Yang gue inginkan dalam hidup gue hanya satu bisa buat lo selalu bahagia, bisa tersenyum setiap hari. Gue tahu gue bukan manusia yang sempurna, tapi kelebihan lo mampu membuat gue menjadi lelaki yang sempurna, bahkan gue merasa sudah menjadi manusia yang beruntung, karna bisa mendapatkan cinta dari lo. Quinza gue minta maaf atas apa yang pernah gue lakuin sebelumnya, sebenarnya!"

Ucapannya terputus di saat aku menyentuh permukaan bibirnya dengan telunjuk jariku.

"Aku nggak ingin mengingat kejadian yang sudah berlalu, aku hanya ingin menikmati hari ini, dan ingin mengetahui hari esok, esoknya lagi dan lusanya. Dimana aku ingin hari-hari itu menjadi hari yang lebih bahagia dari hari ini. Jika itu sampai terjadi maka aku adalah gadis yang paling beruntung"

Eliospun mewujudkan keinginan keduaku, dia menciumku dengan mesra. Jantungku terasa berdetak lebih kencang karna tubuhku yang terasa bergetar menikmati sentuhan lembut bibirnya yang terasa menghangat di saat bibir kami saling beradu, dia memanduku untuk membalas ciumannya hingga memberikan rasa, dapat ku gambarkan seperti apa rasanya. Rasanya lebih manis dari gula dan lebih nikmat dari rasa makanan.

_______


Selamat tahun baru 2021.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Where stories live. Discover now