(42)

219 17 14
                                    

Angin sejuk bertiup
Aroma bunga ringan tercium
Aromanya tumpang tindih dengan kesedihan

Lautan bintang menerangi langit
Cahaya bulan yang terang
Malam yang sunyi
Jatuh cinta dalam satu hati.
____


Quinza

Saat jam pelajaran pertama di mulai, aku tidak konsen menerima materi yang di jelaskan guru di depan, karena kejadian tadi terus saja terbayang dalam ingatanku sampai bel berbunyi tanda jika pelajaran telah usai. Aku dan Maya pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku pelajaran yang tadi kami pinjam untuk di bagikan pada teman-teman di kelas tentu saja dengan intruksi dari ibu Intan guru Ekonomi.

"Hei, Quinza..!" Alisya datang menyapaku bersama kedua teman gengnya tersenyum padaku lalu kembali berkata.

"Apa kabar Quinza? lama nggak ketemu ya!"

"Kabar gue baik" Jawabku

"Syukurlah"

"Alisya" Panggil salah satu dari kedua temannya, dan yang satunya lagi berdecak dengan mengunyah permen karet di mulutnya sesekali meniupnya hingga membentuk gelembung balon.

Lalu Alisya mendekatkan bibirnya di telingaku dan berbisik.

"Jangan pernah percaya pada siapapun yang ada di sekeliling lo, mereka nggak sebaik yang lo kira!" Setelah berbisik Alisya melangkah mundur sambil tersenyum.

"Oh, maksud gue ada Rubah bermuka dua!" Ucapnya kembali saat melihat Maya mendekatiku.

"Ingat berhati-hatilah Quinza" Ucapnya kembali ketika Maya sudah di sampingku.

"Alisya" panggil Maya.

Akan tetapi alisya menghiraukannya, Lalu berkata kembali.

"Sampai berjumpa lagi Quinza" Alisya dan kedua temannyapun pergi meninggalkan kami.

"Za, Alisya bilang apa sama lo?" Maya bertanya dengan wajahnya terlihat resah.

"Nggak ada"

"Lok dia bicara yang nggak-nggak, abaikan saja, jangan di dengerin!"

"Tentu saja!"

"Iya udah gue masuk kelas duluan ya?" Ucap Maya saat Elios datang.

Saat Maya pergi aku langsung berbalik arah berjalan menghindarinya dengan pura-pura tidak melihat dan pura-pura tidak mengenalnya. Namun tiba-tiba saja dia menarik paksa lenganku dan membawaku menuju belakang gudang sedikit jauh dari keramaian.

"Quinza"

"Aku butuh air" Selaku seketika tenggorokanku sudah terasa tercekat karena kehausan.

Elios menyodorkanku sebotol air yang kebetulan di bawanya. Langsung ku mengambil botol tersebut dan meneguknya sampai aku tidak merasa haus lagi.

"Katakan, sebenarnya apa yang kakak inginkan dariku?" Kataku dengan acuh.

"Kakek Lee memintaku untuk menjagamu di sekolah!"

"Jadi karena permintaan kakek?" Jawabku pelan.

Diapun mengangguk sambil tersenyum, kenapa mendengar jawabannya ini malah membuat ku merasa kesal. Aku ingin dia menjagaku bukan karena permintaan dari kakek.

"Nggak perlu aku bisa jaga diriku sendiri!" Kataku acuh.

Aku menunjuk polisi yang berada di seberang sana, yang terlihat masih mengawasiku dari kejauhan. Memperlihatkan pada Elios bahwa aku akan baik-baik saja.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin