(27)

253 25 6
                                    

Biarkanlah seperti ini,
Ingin merasakan,
Ingin mengetahui,
Dan
Ingin membuktikan.

Akan kenyataan yang mungkin saja berkaitan dengan sebuah harapan,
Meski sudah di ketahui semuanya sulit untuk menjadi nyata.

Hanya merupakan angan-angan semata.
____________

Kata demi kata yang di ucapakan Elios saat di party tadi terus terbayang di ingatan Quinza, membuatnya terus tersenyum.

Menatap bintang di langit yang terlihat penuh bersinar terang dari balik kaca jendela dengan tirai yang ditariknya ke samping hingga dapat memperlihatkan sejuta bintang di langit dengan keadaan cuaca yang cerah malam ini.

Menyentuh kaca dengan telunjuk jari mendekatkan pada satu bintang yang paling terang seakan dapat menggapainya. Kemudia membuat sebuah lingkaran, dengan melingkari bintang tersebut, Sambil berkata.

"Gue percaya dengan ramalan bintang yang jatuh, bahwa dia dapat mengabulkan sebuah permohonan, dan gue juga percaya jika bintang dapat membuat umur menjadi pendek, mungkin itu sebagai imbalan karna meminta permohonan padanya?"

Tersenyum sambil berbalik melihat boneka beruang yang di letakan di atas nakas tempat tidurnya, boneka yang di berikan Ramon sebagai kado. Kemudian dia menoleh pada dinding kamar dengan adanya lukisan wajah Elios. Berjalan mendekatinya lalu menyentuhnya sambil berkata.

"Makasi udah buat hati gue bahagia."

Keesokkan harinya seperti apa yang sudah di janjikan Elios, dia datang menjemput Quinza untuk berangkat ke sekolah bersama.

Quinza yang masih terbawa akan suasana kejadian semalam membuatnya terus terdiam sepanjang perjalanan ke sekolah.

Elios sudah menyadari akan perubahan sikap Quinza dari sejak semalam, kian tersenyum dengan menghentikan lajuan mobilnya tepat di dalam parkiran halaman sekolah yang sudah tersedia.

Sebenarnya bukan hanya Quinza saja yang merasa bahagia dengan status mereka sekarang, akan tetapi Eliospun juga merasakan hal yang sama.

Terasa lega di dalam hati karena sudah mengutarakan isi hatinya yang sesungguhnya dia juga merasakan hal yang demikian sama dengan apa yang di rasakan Quinza. Tapi karena masalah yang di jalaninya begitu rumit, di mulai dari masalah kedua orang tuanya. Hingga mengharuskannya untuk menyampingkan perasaanya terhadap Quinza dan memperioritaskan masalah keluarganya.

Karena sekarang dia sudah memiliki Quinza, Eliospun kembali berpikir untuk melanjutkan rencana yang sudah di susun sebelumnya, untuk membuat kedua orang tuanya kembali bersama, karena dia tidak mampu melihat bundanya yang terus bersedih, meski dia terus menutupi kesedihannya. Namun Elios mengetahui tentang itu.

Meski adanya rasa benci di hati pada ayahnya, akan tetapi Elios tidak ingin jika bundanya terus bersedih.

Memang adanya terbesit rasa bersalah pada Quinza karna telah membohonginya, tanpa harus menceritakannya terlebih dahulu karena Elios takut jika nantinya Quinza akan ikut campur, dia hanya ingin menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan siapapun. Itulah sebabnya kenapa Elios memilih untuk berbohong. Dia tidak ingin melibatkan banyak orang di dalam masalahnya termasuk gadisnya Quinza.

Namun dia sudah berpikir jauh-jauh hari jika rencananya terselesaikan maka dia berjanji akan menceritakannya langsung ke pada Quinza.

Elios mempelankan langkahnya saat melewati koridor sekolah dengan mengeratkan genggaman tangannya pada Quinza.

Mengingat akan kenangan pahit yang pernah dia lakukan pada Quinza. Membuat gadisnya selalu menangis karna dirinya.

Sebenarnya yang terjadi bukanlah seperti itu, rasa itu selalu ada untuk Quinza. Hanya saja karena alasan tertentu dia harus bersikap seperti itu. Berpikir dengan begitu Alisya tidak akan lagi mengganggu ataupun membully Quinza lagi. Akan tetapi dugaannya ternyata salah, hingga pada akhirnya Elios merencanakan sesuatu. Dan rencananya kian berhasil.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Where stories live. Discover now