(41)

204 20 19
                                    

Bagaikan buah padi
Semakin tua buahnya
Maka semakin padat isinya.

Itulah kamu

Semakin lama mengenalmu, aku
Semakin tidak paham.
____


Quinza

Aku dan kakek masih berbincang-bincang di dalam ruangan kerjanya, tiba-tiba saja tante Yanyan datang menghampiri kami, wajahnya yang lusuh terlihat jelas dengan bercak-bercak air mata yang masih menempel di wajah hingga riasan wajahnya menjadi luntur membuatnya terlihat natural.

Tante Yanyan langsung berlutut di depanku dengan memegang kuat sebelah tanganku, sempat ku tersentak karna terkejut.

"Tolong bebaskan Lee hong yi, jangan menuntutnya, bila perlu tante rela menggantikannya masuk ke penjara."

"Omong kosong" Teriak kakek kemudian menarik kasar tante Yanyan menjauh dariku.

Sungguh aku benar-benar tidak tega melihat kakek seperti itu padanya.

"Beraninya kamu datang kembali memperlihatkan wajah mu di depan kami?" Kakek kembali berucap dengan amarah bergejolak, wajahnya kian terlihat memerah, dengan mata yang melotot penuh akan kebencian.

"Kakek" Panggilku, kakek kemudian menyelaku dengan berkata.

"Kakek tidak akan memaafkan Lee hong yi!"

Aku terdiam, menoleh pada tante Yanyan. Melihatnya begitu rapuh.

"Apa kurangnya kebaikanku selama ini pada keluargamu Yanyan? Aku mewujudkan keinginanmu. Apakah seperti ini caramu membalas budi baikku?"

"Aku mohon tante, pergilah dulu untuk sementara waktu jangan datang dulu. Kita bisa membicarakannya di lain hari jika keadaan dan situasinya sudah membaik dan tenang"

Aku berucap di saat perasaanku tidak tega melihat tante Yanyan hanya diam menerima kemarahan kakek, aku mengerti perasaan kakek dan aku juga mengerti akan perasaan tante Yanyan. Bagaimanapun juga mereka semua adalah keluargaku.

Aku akan memikirkan cara, agar semua ini dapat terselesaikan tanpa harus timbulnya kebencian di antara mereka.

Apa lagi masalah ini sudah tersebar luas. Keluarga Lee menjadi pembicaraan banyak orang di luar sana hingga ke media sosial.

Karena insiden ini Reputasi keluargakupun menjadi jelek di mata orang-orang.

Kakek yang sudah tuapun kesehatannya menjadi terganggu karena kejadian ini.

Tante Yanyan menuruti keinginanku, dia pergi tanpa berkata apa-apa. Kakek kembali terduduk dengan tubuh terlihat lemas.

"Kakek"

"Quinza, kakekmu ini sudah tua, kakek takut jika di lain hari nanti, tidak bisa melindungimu lagi!"

"Kakek jangan berkata seperti itu!"

"Quinza"

"Kakek, tentang Kak Yi, jangan dipikirkan. Lebih baik sekarang kakek istirahat saja"

Aku mengantar kakek kembali ke kamarnya, dan meminta maid membawakan makanan dan minuman untuk kakek.

Duduk sendiri di halaman rumah melihat bintang malam dengan terus berpikir tentang kejadian hari-hari ini.

Seandainya saja aku yang berada dalam posisinya saat itu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang di lakukan Lee hong yi. Bagaimanapun juga tidak ada orang yang rela kekasihnya di lukai. Tapi sayangnya Lee hong yi bertindak ceroboh tanpa berpikir terlebih dahulu.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Where stories live. Discover now