2. Memulai Penelusuran

9 3 0
                                    

Setelah tiga hari bersantai di rumah, para siswa kembali sibuk dengan kegiatan sekolahnya yang padat dengan materi kejuruan yang terdengar asing di telinga. Pukul 15.15 siswa X perawat satu bubar karna jadwal mata pelajaran yang telah usai. Terkecuali keinna, ia masih asik dengan sapu di tangannya. Awal masuk dari hari libur membuat kelasnya kotor yang teramat sangat. Bungkusan plastik berserakan di lantai, di tambah botol minuman yang airnya ikutan berserakan membuatnya harus bebenah demi menghindari denda. Beberapa temannya mengomel di sudut kelas karna keadaan kelas yang dirty. Tak lama, donal masuk dengan membawa bunga berwarna kuning beserta vas nya.
“don belum pulang?” tanya mira yang sedari tadi duduk menunggu sakira piket “belum, ini ada urusan bentar” jawabnya.
“bunga dari mana itu don?” tanya manda mendekat.
“Bu Rianti” jawabnya singkat.
“yu,,!! Pulang” ajak sakira sebari merapikan tasnya yang tergeletak di atas meja guru. kami pun serentak menjawab “ayo..!!”.
Koridor kelas, keinna berjalan paling belakang berdampingan dengan donal. “donal,,saya punya cerita baru tentang sekolah ini yang gak kalah horor” kata kei memecah kecanggungan
”emang cerita apaan kei?” tanyanya penasaran. “kemarin saya ketemu sama penjaga sekolah dan sempet nanya juga tentang sekolah ini”
“terus gimana kei?” tanyanya lagi
“ya, gak gimana-gimana sih don..” jawab kei santai “cuman di balik keindahan bangunan sekolah ini, ternyata banyak menyimpan kisah yang menyeramkan. Bahkan 1 thn kebelakang sekolah ini pernah ngalamin kesurupan masal hampir 80 siswa ngalamin kerasukan. Tepat pukul 10.00 pagi siswa di pulangkan  karna takut terjadi hal yg gak di inginkan” tambah kei bersemangat.
“wah,, yang bener kei?” tanya donal lagi
“saya sih sempet berpikir, untuk melakukan penelusuran di sekolah ini” jawab keinna
Beberapa teman menengok ke arah mereka berdua. Sebari menghentikan langkah, sebelum menuruni anak tangga “yang bener kei?” tanya manda yang ikut nengok juga. Manda bersama geng nya ikutan nyerocos tentang dunia mistis dan sepakat untuk menelusuri misteri di sekolah. “kei, boleh minta no hpnya gak? Biar bisa kontekan buat penelusuran” pinta donal
“Hhehe,,gak hapal” jawab keinna cengengesan.
“yaudah nih catet nomor donal”. Keinna kelabakan nyariin buku beserta pulpennya. “donal saputra” gumam keina sebari menulis di halaman belakang buku tulisnya yang penuh dengan coretan.
“Yaudah sampai ketemu besok ya kei..” pamit donal sebari mengulurkan tangannya di sertai tatapan indah dari bola matanya. Keinna membalas uluran tangannya dengan senyum manis yang menghiasi gigi taringnya.
Sabtu, agustus 2016. Keinna mengirim pesan lewat SMS (donal,,gimana kalo penelusuran nanti di laksanain hari selasa ajh. Keinna) tak lama sebuah pesan terkirim ke ponselnya.
(gak bisa kei. Ini soalnya gua mau kerumah nenek gua, lagian senin kan libur idul adha).
(oh gitu ya. Enggak, soalnya penjaga sekolah kita yang saya ceritain kemarin. Kebagian sipnya hari selasa) balas kei.
(iya nanti ajh gua gk bisa kei)
(iya gak papa donal, ehh..BTW lagi ngapain) tanya kei
(lagi beresin baju kei)
(oh yaudah lanjutin aja beres-beresnya. Soalnya saya juga mau beres-beres)
(Oke. kei) balasnya menghentikan pembicaran. Hening kembali memasuki ruang kesendiriannya.
Keramain mulai terjadi, tragedi desak-desakan di kantin menjadi rutinitas yang akan di jalaninya selama 3 thn ke depan. “donal..! nanti malem jadi ya” teriaknya dari anak tangga ke 4. donal menoleh dari atas, puncak anak tangga.
“siap kei,,” jawab donal di temani regi yang ikut menoleh dan membuat kemacetan di dua arah.
”kalo mau pacaran jangan disini. Ngalangin  jalan!!” gumaman sinis terdengar jelas di telinga, yang di balas dengan senyum lebar yang sekilas. akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan di koridor tepatnya di depan pintu kelas.
“ehh gimana nanti malem?” tanya kei lagi.
“iya nanti gua balik dulu, terus balik lagi ke sini ashar” jawabnya.
“terus nanti malem lu pulang kemana?” tanyanya lagi memastikan. “gampang itu mah, gua bisa nginep di kosan regi” jawab donal        
“oh gitu, yaudah saya masuk kelas dulu ya” pamit kei.
Donal tersenyum “oh,,iya-iya” jawabnya.

(Kei ini gua udah di gerbang) sebuah pesan terkirim ke ponselnya tepat pukul 18.57 WIB. Keina mengintip dari balik rolling dorr rumahnya. (kok banyak banget sih orangnya) balas keinna yang tidak menyukai keraimaian atau lebih tepatnya pobia orang banyak. Apalagi orang asing yang belum benar-benar dia kenal.
(buruan keluar, itu cuma temennya regi doang kei) balas donal. Dan saat ini ia berada di situasi yang mengharuskan ia bertemu dengan orang banyak. Meskipun, rasa takut itu masih ada di dirinya. Namun, ia berusaha untuk tenang dan nyengir selebar mungkin yang di sambut senyum donal yang gk kalah lebar. Dengan, kaos rapi dan sepatu hitam yang di balut dengan kemeja yang tak di kancing menyempurnakan penampilannya malam itu. “don..sekarang wa aki penjaga sekolah gak dines” kata keinna mengawali pembicaraan.
“emang kemana kei” tanya regi.
“gak tau kayanya sih libur. Bentar gua tanya dulu ke mas udin ” jawab kei. Sebari menghampiri pos penjagaan sekolah “mas udin!! kemana wa aki?” tanya kei pada seorang penjaga yang sedang siaga di posnya. Mas udin si zombi tanpa istirahat, siang dia jualan bakso di kantin dan malam jaga sekolah, emang paling TOP deh pengabdiannya buat sekolah SMK. Kenanga Bhakti.
“gak ada jadwal piket hari ini. Hari ini bagian saya jaga”jawab mas udin. “emang ada apa?” tanya mas udin penasaran melihat kami berlima malam-malam datang ke sekolah.
“enggak kok mas udin gak ada apa-apa” jawab kei dengan senyum selebar mungkin dan menjauh dari pos sebelum penjaga pos itu bertanya yang aneh-aneh.
“gimana dong wa akinya gak ada,,” tanya kei menghampiri mereka
Regi hanya senyum-senyum sendiri. kei pun,  tertawa malihatnya tanpa ia sadari.
“udah aja. kita masuk ke dalem, mulai penelusuran” jawab donal
“jangan gegabah! Yang kita hadapi itu bukan ecek-ecek” jawab kei serius, membuat suasana mencekam.
“ada apaan sih ini?” tanya rio memecah suasana.
“diem dulu yo” jawab yuda sebari mencabut headset dari telinganya. Sedang regi masih senyum-senyum sendiri, entah apa yang dia tertawakan, mungkin ia menertawakan pembicaraan kita atau mungkin menertawakan yang berbicara. Wallahu alam bi shawab.
“yang kita hadapi ini mahkluk astral langsung” tambah kei lagi
“ada apaan sih ngomong-ngomong makhluk astral?” tanya rio lagi penasaran
“itu di sekolah ada penunggunya. Tuh liat, di WC yang ada musholanya”  jawab kei sebari berjingjit  melihat tempat itu dari luar pagar di ikuti keempat temannya. Mas udin yang memperhatikan mulai curiga. Mereka pun berjalan ke samping ujung sekolah menghindari tatapan mas udin. “gimana kalo penelusurannya kita tunda aja, soalnya mas udin udah mulai curiga”
“iya bener gak enak juga sama mas udin, dari tadi ngeliatin mulu” jawab kei.
“bener tuh, mending entaran aja di lanjut. Takut ada masalah sama sekolah, soalnya gak izin dulu”
Setelah lama berdiskusi, akhirnya penelusuran pun di hentikan dan kei kembali ke rumah. Rumah yang terletak tepat sebrang gerbang sekolahnya.

Selamat membaca...
Semoga kalian suka sama jalan cerita yang gue tulis. Kritik dan sarannya gue tunggu di kolom komentar ya guy's :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Buku TargetWhere stories live. Discover now