55# End.

1.6K 87 20
                                    

Malam hari yang suram, gelap dan berasap. Tanah coklat, dengan cairan yang bercampur dengan molekul tanah serta beban yang ada diatasnya. Menompang 4 tubuh manusia yang tidak bisa dikatakan manusia.

Tubuh mereka berempat berjejer rapi. Memejamkan mata mereka, seakan sang dewa kematian telah mengambil mereka. Tidak, mereka belum mati. Hanya saja mereka belum bangun.

Lelah netra mereka terpejam 2 diantara mereka ber-4 terbangun. Matanya membuka perlahan, mengerjap menyesuaikan apa yang mereka lihat. Berusaha untuk merasakan kembali tubuh mereka, hingga sadar salah satu tangan mereka tergenggam tangan seseorang.

Taehyung pun menoleh ke sisi kanan bersamaan dengan Yoongi yang menoleh ke sisi kiri. Melihat seseorang yang sangat mereka kenali, yang sangat mereka sayangi, yang sangat mereka rindukan terbaring kaku diantara mereka, menggenggam tangan mereka dengan tangan lembutnya, seakan takut tak bisa menggenggam nya lagi.

Yoongi pun menoleh ke sisi kanan, dimana ia melihat mata mirip rusa itu terpejam. Bibir ranum indah itu tertutup rapat serta kulit nya yg memucat. Luhan terbaring mati di samping nya.

Kenapa Yoongi langsung menyimpulkan Luhan mati?

Karena permata Luhan melayang tepat diatas dada Luhan. Masih bercahaya walau hanya setengah. Tetapi cahaya itu bisa terisi kembali karena cahaya permata itu sangat terang.

Alangkah terkejutnya Taehyung saat tau kalau adiknya terbaring penuh luka disampingnya.

"Jimin! " Ucap Taehyung dengan suara beratnya.

Taehyung segera bangkit untuk memastikan bahwa adiknya baik-baik saja. Harus baik-baik saja!

"Jimin bangun saeng! Hyung mohon. Kau tidak merindukan aku apa? A-apa kau tidak mau memelukku? Bangun Jim, bangun ayo bangun! Hikss~ Jimin bangun~~ hikss~ hyung minta maaf Jim, ku mohon bangun~"

Tangisan Taehyung terdengar sangat pilu. Matanya menyorot kan akan kesedihan yang ia rasakan serta penyesalan.

Kenapa ia tidak menerima Jimin dari dulu. Kenapa saat Jimin sekarat baru ia bersimpati.. Itupun hanya sebentar dan sekarang.

Saat adiknya yang sangat ia sayangi terbujur kaku disamping nya, ia menangis meminta adiknya kembali. Dan saat Jimin kembali apa dia akan kembali acuh?

Yoongi ikut bangkit, menatap adik yg selama ini selalu ia cari. Adik yg sangat ia sayangi terluka hingga tertidur di samping nya. Cairan merah gelap, sayatan serta lubang bekas tusukan menghiasi tubuh sang adik.

"Hyung hikss~ Jimin akan bangun kan? Hyung, Jimin kita hyung hikss~" Tanya taehyung.

Yoongi tak mampu bicara lagi. Air matanya mulai turun membasahi pipi putih nya. Rasa sakit, sesak, sekaligus rasa bersalah memenuhi pikiran dan hatinya.

Lentik indah mata Jimin, manis senyum bibirnya, hitam lembut rambutnya, serta kerja keras nya sudah tertutup sampai disini. Satu yang mengganjal di hati Yoongi, tangkai mawar Jimin berada di tangan Jimin. Tanpa ada mahkota bunga.

Berarti benar. Jimin nya telah pergi, pergi menyusul appa mereka Di surga. Jimin kecil yang mandiri dan baik hati telah beristirahat untuk waktu yang lama. Sangat lama. Disana Jimin pasti bahagia.

Yoongi masih menangis dengan taehyung yang terus meracau tidak jelas. Menenangkan salah satu adiknya itu. Ia berusaha untuk tegar tetapi ia sangat sedih hingga ia pun ikut menangis.

"Jimin! Kenapa kau harus pergi? Kenapa? Apa kau marah saeng? Maafkan hyung!  Maafkan hyung mu ini yang sangat jahat padamu. " Yoongi.

Tak lama kemudian, anggota yang lain datang. Mereka melihat dua tubuh sudah tidak bernyawa itu terbaring. Mereka mendekat, menanyakan apa yang terjadi.

the legends of vampire [END] Where stories live. Discover now