35# heran

1K 84 4
                                    

Tiupan angin pagi yang menyejukkan sekaligus dingin mulai terasa. Ranting pohon mulai menegak. Kicauan burung terdengar mengalun menjadi alarm alam. Sorotan cahaya matahari menusuk menembus sebuah rumah yang dibuat diatas pohon.

Jimin dan seungchen masih bergelut di alam mimpinya. Melupakan sejenak misi mereka.

'Apa misi? ' batin Jimin

Jimin terbangun dari tidurnya dengan kaget. Dia melihat sekelilingnya, masih gelap, lalu melihat ke jam tangan nya.

'Masih jam 4. Tapi kok ada matahari? " Batin Jimin.

Itu hanya mimpi

Jimin kembali merebahkan badanya yang awalnya terduduk. Dia memikirkan misi nya kembali. Sebenarnya misi Jimin yg pertama adalah menemukan orang tuanya. Tetapi orang tua nya menghilang.

Lalu, masih misi yang pertama. Menemui kakek nya. Tetapi kakek nya sudah tiada.

Misi yang kedua adalah mencari siapa dalang dibalik pembantaian di kota vampire yang menyebabkan dia salah paham terhadap kakak Kakak nya.

Misi yang ketiga adalah mencari dalang dibalik pembunuhan Lee Minho dan istrinya yang sudah merawat Jimin dinegri werewolf.

Misi yang keempat akan dijelaskan dichap selanjutnya.

Karena tidak bisa tidur Jimin memutuskan untuk bangun dan mencari sumber air disekitar rumah seungchen. Sesampainya dibawah Jimin melihat kesekitar.

Ranting ranting pohon masih menunduk. Langit masih gelap. Pemandangan disekitar masih hitam. Jimin mengambil HP nya disaku.

"Gila. Batre abis. Mana disini nggak ada listrik lagi! Kok gue begok sih? " Jimin

Abaikan ujaran kebegoan yang terlontar dari mulut Jimin yg memang begok. Di negri yg tidak memiliki perkembangan teknologi seperti dinegri human kenapa harus bawa HP?

Skip

Setelah merutuki kebegoan nya Jimin mengarahkan punggung tangan kanan nya kedepan. Muncul cahaya disana. Jimin berjalan menyusuri gelap nya hutan.

Akhirnya dia menemukan sungai. Dia mengambil Ranting pohon yang tergeletak disana, mengarahkan punggung tangan nya, dan cahaya ditangan nya berpindah ke ranting itu.

Jimin membasuh wajah nya. Anak rambut nya ikut basah sehingga saat dia berdiri, tetesan air jatuh dari ujung rambut itu.

Jimin kembali berjalan menuju ke rumah seungchen. Kurang beberapa meter dia melihat seungchen yang mondar-mandir di depan pohon dan sesekali menggigit kuku nya.

Jimin pun mendekat dan menepuk pundak seungchen. Seungchen kaget, dan mendengus kesal.

"Kau dari mana Ha? Tiba-tiba sudah berada di belakang ku. Kau pikir aku tidak kaget apa? Untung aku tidak memukul mu" Seungchen

"Habis membasuh wajah! Kau mencari ku? " Jimin

"Tidak! Aku mencari anak ayam ku! Tentu saja bodoh. Tadi malam kan kita ingin kebukit Zurjein sama sama. Masa iya, aku ditinggal sendiri? " Seungchen.

"Ya ya ya! Sekarang apa? " Jimin

"Ini sudah hampir pagi para monster itu mungkin sudah mulai tertidur. Kita pergi sekarang? " Seungchen

"Baiklah. Ayo pergi. " Jimin.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan ke bukit Zurjein.



















Sedangkan saat ini. Di Mansion Bangtan, para vampir masih tertidur pulas diatas kasur empuk mereka. Sepertinya tidak semua yang tertidur. Satu vampir muda sudah bangun dan mulai mandi.

the legends of vampire [END] Where stories live. Discover now