Pendaftaran

114 5 1
                                    

Hai semua, saya kembali:D
Semoga cerita ini makin menghibur kalian^^

Selamat membaca~

Hans pergi mengunjungi surga makanan tercinta nya yaitu kantin. Namun ia dicegat Bimo dengan merentangkan kedua tangannya lebar lebar dan tangan kanan nya seperti memegang sebuah kertas.

"Apaan sih.. Minggir gak? Atau mau gua lindes?"

"Lo harus ikut gua ke lapangan basket sekarang." Ucap bimo langsung menyamber tangan Hans dan menggeretnya menuju lapangan basket.

"Iih ih lepasin tangan gua! Ini kenapa sih kita pake segala ke lapangan basket? Ini waktu istirahat oy."

"Daaah pokoke ikut bae."

"Sepenting itu kah kita harus kesana?"

"Penting pake banget."

Hans hanya pasrah ia dipaksa untuk ke lapangan basket. Meski ia tak tahu kenapa harus kesana.

"Nah itu Hans pak." Ucap Erik kepada Pak Herman yang sepertinya sudah menunggu kedatangan Hans ke lapangan.

"Ni pak Hans nya."

"Thanks Bimo."

"Kembali pak."

"I-- ini kenapa pak?" Hans kebingungan terlebih melihat senyum Pak Herman yang mencurigakan.

"Bapak panggil kamu kesini, mau bicara sama kamu."

"Mau bicara apa pak?"

"Begini.. kan ada perlombaan basket di SMA Negeri 7, bapak berencana--"

"Pak Herman mau daftarin dan masukin lo ke tim ini dan lomba ke sana." Celetuk Erik menyambung omongan Pak herman.

Deeg..
Kalimat itu benar benar membuat Hans kaget.

"Nah iya betul sekali.. Jadi bapak harap kamu mau ikut--"

"Bisa kasih saya waktu gak pak?"

"O.. ouh, silahkan Hans."

Hans terkejut bukan main, ia mengira bahwa ia telah dicoret namanya sebagai pemain basket diperlombaan itu. Namun ternyata itu salah, ia memang senang. Tapi entah kenapa ada rasa kebimbangan di hati nya untuk mengikuti lomba ini. Padahal ini bukan pertama kalinya ia mengikuti lomba kejuaraan basket.

"Dah lah ngapain pake segala mikir. Lo tuh dah pro, lo dibutuhin di tim ini buat menang. Lagian lo kan dah sering bawa pulang piala juara dua dan satu. Di tim ini juga ada gua, bimo, farel--" Tiba tiba Erik berbicara.

"Entah kenapa kali ini gua bimbang."

"Bimbang napa sih?"

"Entah, gak tau juga."

"Kek cewek juga lama-lama."

"Nih liat di kertas nih, hadiahnya 2 juta loh. Gede juga." Celetuk Bimo sembari memberikan kertas yang tadi ia pegang sambik sedikit merayu Hans untuk ikut berlomba.

"Hmm.. Baiklah saya mau pak."

"Senangnya bapak ngedenger kalimat itu."

"Tapi ada syaratnya pak--"

"Syarat??" Kompak Bimo, Erik dan Pak Herman, kaget karena Hans meminta syarat  untuk perlombaan kali ini.

"Jadikan saya pemain cadangan--"

"APA?!" Lagi lagi Bimo, Erik dan Pak Herman kompak. Ini sangat aneh sekali.

"Apaan sih ini anak, ngajak berantem." Kata Erik geram.

I Make Him Love Me (cerita ini sepertinya tidak dilanjutkan kembali)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن