77. Open for Surprise

928 187 39
                                    

"Woy, yang bener dong ngangkatnya!"

"Lu jaga depan dah, Ro! Ngarahin yang lain!"

"Jangan ngerumunin Minkyu, nanti dia kehabisan oksigen! Yang di samping, kasih space dikit!"

Rombongan anak laki-laki kelas XII IPS 1 bertolak meninggalkan lapangan sambil membawa tandu yang terdapat tubuh Minkyu di atasnya. Tak peduli dengan sinar matahari yang membakar kulit, mereka tetap kompak untuk menolong mantan ketua kelas itu. Sambil menunggu pak Seungwoo menghubungi pihak rumah sakit, mereka terlebih dahulu mengantar Minkyu ke UKS. Namun faktanya, Minkyu sudah sadar sebelum sampai di ruangan itu.

"Kyu??" Panggil Guanlin yang bertugas jaga belakang.

"Ini kenapa, kok gue diangkat-angkat?"

"Tadi lo pingsan pas ambil nilai, Kyu. Lo juga mimisan ga berhenti-berhenti." Jawab Chenle.

"Sekarang masih pengambilan nilai kan? Lo pada ga balik ke lapangan?"

"Ujian praktek kita diundur sampe nanti siang. Tadi Hyunsuk yang ngasih usul ke pak Seungwoo buat bawa lo ke rumah sakit."

"Jangan, nggak usah."

"Loh, kenapa? Justru biar diperiksa, takutnya lo kenapa-napa, Kyu." Ucap Hyunsuk menjelaskan.

"Gue gapapa kok, sekarang aja gue udah sadar. Mendingan lo pada balik aja ke lapangan."

"Terus lo gimana, Kyu?"

"Gapapa, nanti gue ngomong sendiri ke pak Seungwoo. Udah, yang penting lo pada ujian dulu. Maaf ya, gara-gara gue, ujian kalian jadi diundur."

Minkyu berargumen dengan guru olahraganya perihal dia harus dibawa ke rumah sakit atau tidak, hingga pada akhirnya, Minkyulah yang menang. Minkyu menyuruh pak Seungwoo untuk tetap fokus kepada teman-temannya yang masih ujian. Sementara itu, dia beristirahat di ruang UKS untuk memulihkan kondisinya hingga jam pulang sekolah.

******

Ting tong........

"Permisi..........."

Seorang anak perempuan yang masih mengenakan seragam olahraganya berdiri di depan pintu rumah Minkyu. Kulitnya tampak kusam terkena keringat, dengan rambut yang dikuncir asal-asalan. Saking khawatirnya dengan anak itu, ia tidak sempat pulang ke rumah untuk mandi.

"Eh, Mbak Lala? Ayo masuk....."

"Makasih, Mbak. Minkyunya ada?"

"Ada, di dalem. Lagi tiduran di kamarnya, kayaknya mas Minkyu nggak enak badan."

Dengan langkah tanpa ragu, Lareina langsung masuk dan mengekori pembantu tersebut. Memang sedikit ajaib, Lareina lebih mengenal pembantu-pembantu itu ketimbang dokter Minhyun selaku majikan mereka. Ya, karena dokter Minhyun sibuk.

"Minkyu!!!" Sapa Lareina sambil berlari.

"Hai, Lareina......."

"Lo gapapa kan sekarang???"

"Gapapa kok......"

"Bener??"

"Iya, pusing dikit sih...... Kalo lo pijetin kayaknya sembuh."

Bukan Lareina namanya kalau tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ia segera membelai rambut Minkyu, lalu memijat kepalanya lembut.

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang