13. Memastikan Kecurigaan

1.2K 166 24
                                    

"Curiga sih nggak pa-pa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Curiga sih nggak pa-pa. Nuduh tanpa bukti tuh yang nggak boleh."~Reyya dan Kinan.

Pa kabar? Masih nunggu cerita ini nggak?

Sebelum baca, vote dan follow akunku ya.

Typo komen ya.

Happy reading

******

"Jangan ge-er itu cuma, a-anu," ucap Kinan gugup.

Arga tersenyum kecil. Entah apa arti dari senyuman itu. Hanya saja Kinan merasa aneh. Kinan tersadar, dan memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Ada masalah apa datang ke sini?" Akhirnya Kinan membuka suara setelah beberapa detik diam.

Arga hanya tersenyum tipis. "Menurutmu untuk apa?"

"Kalau kamu ke sini cuma untuk bahas masalah yang sama. Aku belum nemuin apa-apa yang berkaitan dengan Kematianmu."

"Aku nggak nanya itu kok, aku cuma pengen ketemu sama kamu. Boleh, kan?"

Kinan menatap iris coklat milik Arga. "Boleh-boleh aja, aku malah seneng kamu pengen ketemu aku. Bukan nanyain masalah itu terus."

Kinan tersenyum tipis yang membuat Arga lega. Setidaknya Kinan tidak menolaknya mentah-mentah seperti pertemuan-pertemuan yang lalu. Kini Arga tahu, Kinan tidak suka padanya karena ia selalu mendesak masalah yang sama.

"Masih banyak nggak sih orang non normal kayak aku?" tanya Kinan menatap langit dengan tatapan kosong.

"Masih banyak kayaknya."

"Kalo gitu kenapa kamu nggak cari orang lain aja buat nolong kamu, kenapa harus aku?"

Pertanyaan Kinan itu berhasil membuat Arga membisu beberapa detik.

"Karena pilihanku jatuh ke kamu," balas Arga singkat.

Sekarang giliran Kinan yang membisu. Ia malah terjebak karena pertanyaannya sendiri.

Kinan aku tuh sebenarnya suka ke kamu semenjak aku masih hidup, tapi takdir berkata lain, dan sekarang kita nggak akan mungkin bersama, sekalipun aku menyatakan perasaan ini. Arga membatin.

Kinan menatap wajah Arga yang pucat, kenapa Kinan merasa ada yang aneh? Kenapa Kinan merasa ada yang menyebut namanya?

Malam semakin larut. Kinan dan Arga hanyut dalam indahnya kelap kelip bintang. Kinan sebenarnya bahagia ada seseorang yang menemaninya di kesunyian malam seperti ini, biasanya hanya ada kesendirian.

Arga menyadari kalau hari semakin malam, Kinan juga mulai mengantuk.

"Kinan aku pergi dulu," pamit Arga.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang