23. Andra Terancam

1K 138 9
                                    

Sebelum baca follow akunku dan vote ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca follow akunku dan vote ya.

Komen hadir. Aku penasaran, yang baca cerita ini banyak, sedang, atau sedikit atau bahkan nggak ada peminatnya:v

Happy reading.

******

Beberapa menit lamanya, Rosa akhirnya berhasil membujuk Reyya untuk menelepon Andra. Laki-laki jangkung itu bersedia menjadi saksi mata atas kecelakaan yang menimpa Kinan. Pihak kepolisian meminta Rosa dan Andra ke kantor polisi untuk menyelesaikan kasus yang menimpa Kinan.

Cklek.

Andra membuka pintu ruang rawat Kinan. Di dalamnya ada Rosa, Bibi Ima, Reyya dan David. Perlahan Andra masuk ke dalam.

"Nak, Andra, duduk sini, Nak." Rosa menepuk bangku yang ada di sebelahnya.

Andra tersenyum kikuk dan duduk di sebelah Rosa.

"Makasih ya, kamu udah mau ke sini, bersedia pula menjadi saksi Kinan. Tante berutang budi banget sama kamu."

"Iya Tante," balas Andra seadanya.

Cih, sok kalem, David mendecih dalam hati. David seakan mau muntah melihat Andra yang terlihat sok kalem.

"Kamu udah izin sama orang tua kamu, kan? Masalahnya kasus ini agak rumit, jadi kemungkinan memakan waktu yang agak lama."

Andra menggaruk pipinya. Indigo nyusahin banget sih. Udah emaknya sok akrab lagi. Mana si David juga ada di sini.

"Udah Tente." Hanya itu yang bisa Andra ucapkan, tidak sopan jika ia mengatakan sesuai isi hatinya.

"Kita berangkat sekarang?'

"Ke mana, Tan?" tanya Andra cepat, padahal Rosa belum selesai berbicara.

Rosa tersenyum. "Ke kantor polisi buat menyelesaikan kasus tembak lari Kinan." Rosa melihat jam dinding sekilas. "Sekarang udah jam 4 sore, lebih baik kita pergi sekarang, pihak kepolisian juga udah menyuruh kita segera ke sana."

"Kenapa nggak polisinya aja yang ke sini, Tan?" Andra nampaknya kurang setuju.

Rosa tertawa, Bibi ima juga. "Mana bisa, ini kan rumah sakit. Kamu ada-ada aja."

"Tapi, kan ...."

Rosa berdiri. "Waktu kita singkat, jangan banyak tanya lagi. Oke?"

Andra mendengus dan terpaksa berdiri dan mengikuti Rosa untuk segera pergi ke kantor polisi. Enggan rasanya, tapi di dalam rasa enggan itu ada secercah rasa kasihan.

*******

"Sampai kapan sih, kamu tidur kayak gini terus? Nggak mau ketemu aku? Masak iya nggak kangen?" Arga yang berdiri di samping Kinan tertawa mendengar pertanyaannya sendiri.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang