19. Truth Or Dare

1.7K 174 38
                                    

WARNING!!
-Metode Penulisan Berbeda
-Percakapan Non-Baku
-Happy Reading & Semoga Betah

.

.

.

.

Waktu istirahat tiba, semua murid berhamburan keluar kelas secara bersamaan. Mereka berdesak-desakan di pintu kelas tanpa berniat untuk mengantre, seakan kantin sekolah akan hilang dari tempatnya jika mereka terlambat sedetik saja.

Lain lagi dengan dua orang pemuda di kelas XII-IPA-1. Mereka dengan sabar menunggu sampai pintu kelas benar-benar kosong dari kerumunan para manusia yang sudah seperti zombie kelaparan. Mereka pun sama, lapar, tapi mereka lebih baik mengalah daripada berakhir lecet karena gesekan-gesekan tak faedah.

"Sky! Kamu mau kemana? Kantinnya kan disana." Tanya Jevan saat Sky melangkah ke arah yang berlawanan.

"Aku mau ke kelasnya Rain dulu." Jawab Sky tanpa menghentikan langkahnya.

Jevan berlari kecil guna menyamakan langkahnya dengan Sky.

"Kenapa gak janjian di kantin aja?" Tanya Jevan lagi.

"Tadinya sih gitu, tapi aku tiba-tiba kangen sama dia." Jawab Sky sambil tersenyum ke arah Jevan.

Jevan ikut tersenyum. Ia senang mendengar kalimat menenangkan yang lolos dari lisan Sky.

.

.

Di kelas X-IPA-3, Rain dan Yongki baru saja selesai merapikan alat tulisnya. Salahkan saja guru fisika mereka yang memang selalu korupsi waktu saat mengajar.

"Nah, sekarang let's go to the kantin!" Ucap Rain dengan suara agak keras.

Ngomong-ngomong kelas mereka sudah sepi. Hanya tinggal mereka berdua saja yang ada di kelas. Saat sang guru keluar kelas tadi, semua teman-teman kelasnya pun langsung keluar kelas tanpa merapikan alat tulis mereka.

"Kantin! Waiting us!" Kata Yongki meladeni Rain.

Mereka berdua tertawa geli karena ulah mereka sendiri yang sok-sok berucap english. Saat sudah mencapai pintu, mereka agak terkejut melihat atensi dua orang kakak kelas yang sudah berdiri di depan mereka.

"Kak Sky.." Panggil Rain sambil menatap orang yang melempar senyum tipis padanya.

"Kak Jevan, kak Sky, ada apa?" Tanya Yongki.

"Gak ada apa-apa, aku cuma mau ngajak kalian ke kantin." Jawab Sky hangat.

"Lho? Bukannya tadi emang udah janjian ketemu di kantin ya, kak?" Tanya Rain pada Sky.

"Iya, tapi kakak tiba-tiba kangen sama kelinci kakak." Jawab Sky sambil memainkan rambut Rain.

Netra Jevan dan Yongki sontak berkaca-kaca melihat perubahan sikap Sky pada Rain. Hal yang tak pernah terduga sama sekali, Sky benar-benar sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Sementara Jevan dan Yongki terhanyut dalam keharuan, Rain malah mengernyit tak mengerti.

"Kelinci?" Tanya Rain dengan mengulang kata 'kelinci'.

"Iya, kelincinya kakak. Kamu senyum dong!" Jawab Sky membuat Jevan dan Yongki menahan tawa karena mereka sudah tau maksudnya.

"Apa hubungannya kelinci sama senyum?" Tanya Rain lagi masih belum mengerti.

"Udah, kamu senyum aja dulu!" Jawab Sky sedikit memaksa.

Akhirnya Rain pun tersenyum lebar memperlihatkan dua gigi kelincinya dan membuat mereka bertiga gemas.

"Ih, gemes deh!" Ucap Sky sambil mencubit kedua pipi Rain.

[3]Rain From The Sky [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang