05. Step By Step

1.8K 170 19
                                    

WARNING!!
-Metode Penulisan Berbeda
-Percakapan Non-Baku
-Happy Reading & Semoga Betah

.

.

.

.

Sang raja siang sudah terlihat beranjak menuju singgasananya. Cahayanya menyala terang bak api yang menyinari sebagian belahan dunia. Walaupun demikian, cahayanya yang membara tak menghalangi para siswa SMA Merah Putih untuk tetap beraktivitas. Ada yang sangat bersemangat membuang-buang keringat di lapangan basket, ada yang sedang memanjakan mata di halaman sekolah, dan ada pula yang mencoba menurunkan berat badan dengan hanya mondar-mandir di koridor.

"Aku tuh capek deh, Rain. Tiap kali pelajaran selesai pasti kita berdua yang selalu disuruh balikin buku paket ke perpus. Emang gak bisa yang lain apa? Dari tiga puluh murid di kelas, masa cuma kita terus yang disuruh? Huh!" Ucap Yongki mengomel.

"Udahlah, Ki, gak usah pake ngomel. Emang kalo kamu ngomel bukunya bakal langsung nyampe ke perpus gitu?" Balas Rain santai.

"Ya gak gitu.. Aku cuma kesel aja!" Kata Yongki lagi.

"Ambil positifnya ajalah.. Mungkin cuma kita berdua yang dipercaya balikin bukunya." Ucap Rain cukup bijaksana.

Mereka sedang menjalankan aktivitas rutinnya setiap kali mata pelajaran selesai, yaitu mengembalikan buku paket ke perpustakaan. Tugas itu sudah mereka emban sejak awal pertama masuk di kelas mereka sekarang dan tak pernah digantikan oleh siapapun.

"Aduh!" Rain sedikit terlonjak ke depan.

"Kenapa, Rain?" Tanya Yongki.

"Gak apa-apa, cuma nginjek tali sepatu. Tali sepatuku lepas." Jawab Rain sambil berjongkok untuk mengikat tali sepatunya.

Yongki hanya mengangguk sambil menunggu Rain selesai berurusan dengan tali sepatunya.

"Kamu duluan aja, Ki! Entar aku nyusul." Kata Rain, tak mau membuat sahabatnya menunggu.

"Ya udah, aku duluan.. Cepetan! Aku tunggu di perpus." Ucap Yongki kemudian berlalu pergi.

Sepeninggal Yongki, seseorang yang sejak tadi sudah mengawasi mereka tersenyum licik.

"Akhirnya aku menemukanmu.."...

Rain masih tetap berkutat dengan tali sepatunya. Tali sepatu kanannya yang tadi lepas sudah tertaut kembali dan membuatnya beralih ke tali sepatu kiri. Tak lepas memang, dia hanya mau mengeratkannya.

Urusan dengan kedua tali sepatunya pun selesai. Ia mengambil susunan buku paket yang tergeletak begitu saja di sampingnya. Mulai mengangkatnya, kemudian berdiri tegak, lalu berjalan tanpa melihat ke depan.

Brukk!

"Awhh..!"...

Buku paket yang bahkan belum genap lima detik berada dalam genggamannya pun kembali menyapa lantai dengan kondisi yang mengenaskan.

"Eh, maaf..maaf.. Aku gak sengaja.. Maaf ya!" Kata orang yang menabrak Rain.

Yap! Rain ditabrak.

Orang itu mengulurkan tangannya dengan maksud untuk membantu Rain bangkit, namun Rain tak menyambut uluran tangannya. Rain langsung bangkit dengan cepat, dia sudah siap untuk memaki, namun diurungkan saat melihat lambang kelas yang melekat di seragamnya.

Ia kakak kelas dan Rain harus sopan, tapi kenapa Rain merasa sangat asing dengannya?

"Aduh.. Sekali lagi maaf ya.. aku bener-bener gak sengaja.." Ucap sang kakak kelas.

"Iya, gak apa-apa." Kata Rain terpaksa.

"Mm, kenalin.. Aku Jimmy!" Ucap sang kakak kelas memperkenalkan diri.

"Rain.." Sambut Rain singkat.

"Salam kenal, Rain! Kamu adek kelas ya?" Tanya Jimmy.

Rain mengernyit lalu mengangguk.

"Hehe.. Maklum, aku murid pindahan dari SMA Pelita Raya, jadi masih asing disini." Kata Jimmy saat menangkap raut kebingungan Rain.

Rain mengangguk-ngangguk. Dalam hatinya dia membatin bahwa orang yang ada di hadapannya sekarang pastilah orang yang sama dengan orang yang sangat ingin dilihat oleh Yongki. Oya, dan juga.. dia teman sekelasnya Sky!

"Hei! Kenapa ngelamun?" Tanya Jimmy menyadarkan Rain dari lamunannya.

"Ah, gak apa-apa.. Maaf, aku harus ke perpus sekarang, permisi.." Jawab Rain lalu melangkah cepat meninggalkan Jimmy.

"Jadi mereka.. Sky dan Rain.. Heh! Sky..sky.. Aku bakal hadiahin kamu dengan langit yang sangaaatttt cerah.. Dan kamu Rain, aku bakal hadiahin kamu dengan hujan badai.. Tunggu aja!"...

.

.

Hahh.. Hahh.. Hahh..

Rain mengatur napasnya setelah sampai di tujuan, perpustakaan.

"Tali sepatu kamu sepanjang apa sih sampe ngiketnya lama banget?" Tanya Yongki kesal, pasalnya dia merasa sudah hampir lumutan menunggu Rain.

"Ya maaf, tadi ada kendala dikit.." Jawab Rain sambil menampakkan cengiran menjijikkannya.

"Ya udah, cepetan sana! Udah mau masuk nih.. ah.. waktu makan siang kita tinggal dikit." Ucap Yongki.

Rain pun segera mengembalikan buku paket yang dibawanya secepat kilat.

.

.

Kantin sudah sepi. Tentu, sebentar lagi waktu istirahat akan berakhir.

"Yaah.. Rencanaku gagal deh.. Ini semua gara-gara kamu tau gak!? Ngiket tali sepatu aja kayak ngepang rambut dua meter. Besok-besok kamu gak usah pake sepatu deh!" Kata Yongki sambil mengunyah.

"Kok aku sih? Kalo besok aku gak pake sepatu terus pake apa dong? Pake sandal gitu? Ya kali! Emang rencana kamu apa sih?" Ucap Rain tak terima disalahkan.

"Tadi tuh rencananya selesai makan siang aku mau ke kelasnya kak Jevan dulu buat liat murid pindahan itu, tapi ya mau gimana orang bentar lagi masuk." Kata Yongki cemberut.

"Hadeh, Ki! Kirain rencana apa, kan masih ada besok." Ucap Rain santai.

"Rain.. Rain.. Emang kamu beneran gak penasaran sama sekali gitu sama dia?" Tanya Yongki lagi.

"Gak tuh, lagian tadi aku juga udah ketemu sama dia.." Jawab Rain sambil memasukkan suapan terakhir mie ayam ke dalam mulutnya.

"Hah!? Yang bener? Ketemu dimana? Orangnya cantik gak?" Tanya Yongki bertubi-tubi.

"Cantik gusimu! Dia cowok!" Jawab Rain kesal.

"Hah? Bukan cewek ya? Patah hati lagi deh.." Kata Yongki mendadak lesu.

Rain tak menanggapi lagi. Mendadak kepalanya berdenyut sakit, pandangannya buram, dan dia mual. Pasti vertigonya kambuh lagi, tapi masih bisa ditahan.

"Udah yuk, kita ke kelas.." Ucap Rain datar.

Yongki hanya mengangguk tanpa menyadari kondisi Rain. Ia menyusul Rain dengan perasaan yang masih kecewa karena murid pindahan di sekolahnya adalah lelaki. Fix! Dia masih tetap single.

.

.

.

.

-TBC-

[3]Rain From The Sky [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang