07. Hapless Timepiece

1.5K 162 34
                                    

WARNING!!
-Metode Penulisan Berbeda
-Percakapan Non-Baku
-Happy Reading & Semoga Betah

.

.

.

.

Rain sudah dalam perjalanan pulang setelah menghabiskan waktu dua puluh menit berdiam di kamar mandi sekolah. Keadaannya sudah membaik, pusingnya sudah hilang, dan mualnya sudah reda.

Saat dia kembali ke kelas tadi, kelasnya sudah kosong. Ia tak heran, meskipun dia tak membaca pesan dari Yongki pun dia sudah yakin bahwa sahabatnya itu pasti sudah pulang duluan.

Satu hal yang harus dipersiapkannya untuk besok adalah sebuah jawaban logis untuk pertanyaan Yongki.

.

.

.

.

Sky sangat berang, pasalnya benda berharga pemberian sang papa saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas raib entah kemana.

Dua tahun! Dua tahun waktu yang sudah dilaluinya dengan benda berharga itu. Haruskah kebersamaannya berakhir sampai disini? Oh, no! Kasih sayang papanya boleh memudar, tapi tidak dengan benda itu.

"Apa arlojiku lepas waktu aku hampir ketabrak tadi?" Gumamnya bertanya-tanya.

Ya, hanya sebuah arloji mampu membuatnya gila. Arloji yang penuh dengan kenangan.

"Tapi gak mungkin! Kalo arloji itu lepas pasti aku ngerasa dan pasti aku ngeliat." Gumamnya lagi sambil terus mengacak-acak kamarnya mana tau dia lupa memakainya atau mungkin terselip di suatu tempat.

Bayangkan.. Betapa hebatnya Sky yang mampu menjaga sebuah arloji selama dua tahun. Kalau Jevan, pasti dia sudah bosan memakai arloji yang sama dalam waktu yang lama.

"Arghh..!"...

Itu puncaknya. Ia benar-benar tak habis pikir. Dimana gerangan arlojinya? Siapa yang sudah berani mengambil arloji kesayangannya?

Jevan!

Ya, Jevan!

Sky berlari menuruni tangga dengan tak elitnya. Tangannya mendarat pada gagang telepon rumah guna menghubungi seseorang. Handphonenya sedang berada di klinik handphone akibat kejadian tadi.

"Hal.."...

"Van! Kamu liat arlojiku gak?"...

"Buset dah! Belum juga halo, udah main sambar-sambar aja."...

"Aah.. Itu gak penting, arlojiku lebih penting. Kamu liat gak?"...

"Arloji pemberian papa kamu?"...

"Yang mana lagi? Aku cuma punya satu arloji."...

"Gila sih! Kamu kan kaya, tinggal beli lagi kok repot.."...

"Ish.. Kalo arlojinya sih aku bisa beli segudang, tapi kenangannya itu lho, Van.. Arloji itu pemberian papaku, kamu ngerti gak sih?"...

"Iya, aku ngerti, tapi aku gak liat. Udah kamu cari?"...

"Aku gak sebodoh itu buat nelfon kamu sebelum mencari!"...

"Ya udah sih, minta aja papa kamu beli lagi buat kamu."...

Klukk!

Sky menaruh gagang telepon dengan kasar. Percuma berbicara serius dengan orang yang menanggapinya bercanda.

"Sky, kamu kenapa? Kok mukanya kusut gitu?" Tanya lelaki tertua di kediaman mereka.

"Em, gak apa-apa, Pa! Tadi Sky abis nelfon temen." Jawab Sky.

[3]Rain From The Sky [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang