[10] Cerita dimulai

371 111 101
                                    

Kamu yang membuatku menangis. Namun... Kamu juga yang membuatku tersenyum. Jadi, mau kamu apa?

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan Lupa votmen💛💛

Happy Reading
🌵🌵🌵

Jam pulang sekolah

Perdebatan antara Tesya dan Anggel, sudah tersebar ke semua sisi sekolahnya.

Persahabatan antara Anggel dan Nadin, terancam hancur semenjak Tesya hadir di keduanya.

Itulah yang mereka pikirkan, ketika kabar itu melintas di telinga mereka.

Bukan hanya itu...
Tesya sudah dianggap sebagai penikung, dan mendapatkan banyak kecaman dari teman-temannya. Mereka termakan perkataan Anggel, meskipun mereka tau jika hubungan Anggel dan Bima hanyalah sebatas teman.

"SYAA,, TESYAA!!" teriak Bima, berusaha mengejar Tesya yang berada di hadapannya.

Tesya berhenti, lalu menengok ke arah sumber suara.

B-Bimaa. Ia berniat melangkahkan kakinya, untuk menghindar dari Bima.

Namun usahanya gagal, lantaran Bima berhasil menarik ranselnya. Langkahnya terhenti, dengan sedikit melangkah mundur.

"Sya.. Lo ada waktu sebentar gak?.. Gue mau ngomong sebentar. Masalah rumor , yang anak-anak omongin."

Entah bagaimana, Tesya bukan menjawabnya. Malah justru mengerutkan alisnya.

"Lo pea banget sih! Ngapain tarik-tarik tas gue! Kalau gue kejedak gimana?! Lo mau tanggung jawab?!"

Tanpa sadar, Bima tersenyum.

"Ngapain senyum-senyum? Lo gila ya?"

Senyuman Bima semakin melebar, hingga sederet gigi putihnya terlihat.

Ia merasa sedikit lega, lantaran apa yang ia khawatirkan tidak terjadi. Ia pikir Tesya akan menderita atas apa yang terjadi.

Namun semuanya salah. Tesya masih saja cerewet dan menggemaskan.

"Kalau lo kejedak, gue tangkep. Gak usah khawatir," tuturnya masih dengan senyuman.

Tesya tersenyum sinis, kemudian berbalik badan, ia berniat mengabaikan Bima untuk kedua kalinya.

Namun untuk kedua kalinya juga, Bima menarik ranselnya bahkan lebih kencang.

Apa yang Bima lakukan berhasil membuatnya terkejut dan kesal. Ia mengepalkan tangannya, lalu berbalik badan ke Bima. Netranya menatap Bima dengan tajam, kemudian ia berteriak.

"Aaaaaaaaaaa!"

Teriakan Tesya terdengar sangat kencang, hingga membuat beberapa orang menoleh ke arahnya.

Pemilik Hatimu [Sejeong] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang