Karena Bian yang ada didalam foto tidak bisa menjawab maka aku akan mewakilinya.

"Iya Leya nggak papa. Kalau mau diambil semuanya aja."

Setelah dari meja Bian aku pindah ke tempat Rafa. Mau mengecek keberuntungan juga.

"Dor! Dor! Dor! Rafa kaget nggak?" Aku menumpukan daguku dimeja kerja Rafa.

"Wow! Kaget banget gue lihat dedemit muncul disiang hari." Jawab Rafa alay.

Mataku bekerja seperti mesin, memindai semua barang yang ada diatas meja kerja Rafa. Tidak mungkin aku main geledah meja kerja Rafa begitu saja secara dia sekretaris. Pasti banyak dokumen-dokumen penting dimejanya. Kalau punya Bian mah sudah biasa.

"Raaafaaaaaa,,," Panggilku dengan manis ketika melihat banyak donat diujung meja.

"Mbak Leya mau ngapain kesini? Pak El lagi diluar."

"Ih siapa juga yang nyariin Pak El. Gue mau ngomong sama lo." Aku menjawab dengan mata yang tidak menatap pada Rafa. Melainkan pada donat ukuran mini yang masih tersisa 15 setelah aku hitung dalam hati.

"Rafa," Panggilku lagi. Berharap dia peka.

Bibir Rafa mencebik kesal, "Ini makan aja. Ngomong dong Mbak kalau mau minta."

"Gue udah ngomong kok Raf tadi."

Keningnya berkerut, "Kapan? Kok gue nggak denger."

Dengan cepat tanganku mencomot donat itu lalu memakannya.

"Woah enaknya! Tadi gue ngomongnya dalam hati. Wajarlah kalau lo nggak denger. Tenang aja gue nggak bakalan marah kok sama lo. Hehehe."

"Kok gue jadi bertanya-tanya yah apa yang sebenernya Pak El suka dari lo Mbak? Selain karena muka lo yang cantik."

Aku tertawa menanggapi pertanyaan tidak bermutu itu, "Mending lo tanya aja sendiri sama orangnya deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tertawa menanggapi pertanyaan tidak bermutu itu, "Mending lo tanya aja sendiri sama orangnya deh. Siapa tau dia khilaf waktu suka sama gue. Ngomong-ngomong makasih loh udah bilang gue cantik."

"Terserah lo deh Mbak! Donat gue jangan diabisin!" Tegur Rafa mengingatkan.

"Baru gue makan tujuh. Masih sisa banyak juga. Jangan pelit dong Rafa. Lo harusnya yang nggak boleh makan donat banyak. Nanti lo jadi gendut. Perutnya melendung kaya balon."

"Emang Pak El perutnya nggak buncit?" Rafa berbalik tanya padaku.

"Nggaklah! Badan dia seksi tau." Jawabku tanpa ragu.

Mata Rafa berkilat nakal, "Lo ternyata mesum yah Mbak? Udah main buka-buka punya Pak El. Jangan-jangan lo udah tau semuanya yah." Katanya menggodaku.

"Belum semuanya. Baru atasnya doang. Bawahnya belum." Jawabku jujur. Memang nyatanya aku sudah pernah melihat Pak El bertelanjang dada kok.

Rafa bertepuk tangan, "Anjir! Pasti lo seneng banget yah Mbak? Secara dapet tontonan plus-plus."

"Alhamdulillah," Aku tidak mengelak.

MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now