Confuse

2.7K 151 5
                                    

JJ21/N

Sebelum kalian baca chapter ini, ada baiknya gue say thanks dulu guys buat kalian yang udah bersedia baca dan vote story gue. It's mean that you're appreciate my pieces.. Big thanks ya guys.

Gue harap vommentsnya tetep dibudayakan guys

J love you all..

-------------------------------------------------

Dana's POV

Setelah mengantar Qiela yang cemberut ke rumahnya, aku langsung kembali melajukan mobil menuju rumahku. Dengan terburu-buru aku memarkirkan mobil di garasi dan berlari memasuki rumah.

"Kak Sally..," seruku dengan nada tinggi seraya berlari mencari keberadaannya.

"Kakak, Kakak dimana?!" teriakku semakin histeris.

"Kak Sally..," teriakku lagi yang tak bisa menahan emosi.

"Dana? Kamu kenapa?!"

Aku mendongakkan kepalaku ke lantai dua. Kak Sally menyembulkan setengah badannya untuk melihatku. Aku langsung mencari keberadaan sofa dan menghempaskan tubuhku kesana. Kak Sally pun menuruni anak tangga dengan cepat dan ikut duduk di sebelahku.

Aku memeluk Kak Sally dengan kencang. Dia membalas pelukanku, aku tak peduli dia sedang sesak nafas atau tidak, aku membutuhkan pelukannya saat ini. Aku down, sangat down. Aku berada di titik paling bawah untuk mentalku.

"Kamu kenapa Dek?"

"Kak..Aku..Aku..Aku di kejar anak Ganesha, tadi. Aku takut Kak, badan mereka kekar semua," jelasku hampir seperti bisikan.

"Ssst, kenapa mereka ngejar lagi?! Bukannya Aury udah ga ada hubungan lagi sama kamu,"

"Kak, Dante sama gank nya hampir dapetin aku. Tadi juga aku makin panik gara-gara ninggalin Qiela dalem restoran sendirian, sedangkan aku nunggu di parkiran. Aku takut mereka juga ikut targetin Qiela,"

"Qiela nggak ada ngomong apa-apa?"

"Nggak Kak, justru dia marahin aku. Gara-gara aku tiba-tiba keliatan panik. Kak, aku takut mereka tau aku ada disini," bisikku yang kini di selingi dengan isakan.

"Udah sayang. Kalo perlu, biar Kakak yang anterin kamu sekolah tiap hari. Kamu aman sama Kakak,"

"Makasih Kak. Tapi aku masih trauma liat mereka mau..,"

"Sst, udah jangan bahas itu lagi. Itu udah lama Dan. Kamu sekarang udah beda. Lihat, muka kamu waktu pacaran sama Aury dengan yang sekarang udah jauh beda. Tenang aja. Kita cuma perlu ganti mobil kamu buat hilangin jejak,"

"Kak, aku capek Kak. Kenapa dimana-mana aku merasa terancam begini,"

"Dana, jangan mikir gitu ih. Cowo kok malah menye-menye. Bentar lagi kan mau lulus, kita pindah ke Jerman ya,"

"Bentar lagi apanya. Baru juga jadi angkatan senior. Sebulan aja belum,"

"Hahahaha, haduuh. Dasar cengeng, udah ih malu liatnya. Masa cowo cakep matanya bengkak gitu, idungnya merah lagi. Idih malu diliatin cewe cantik,"

"Siapa cewe cantik?"

"Aku lah. Emang siapa lagi cewe disini," Kak Sally dengan bangganya tersenyum sambil mengangkat dagunya agak tinggi.

"Hiiih, sombong banget,"

Aku merebahkan kepalaku di paha Kak Sally dan menatapnya dari sisi bawah. Ah, aku kagum melihatnya. Kenapa Kakak ini membuatku tergoda?

Found LoveWhere stories live. Discover now