Dan, I Wanna Let You Know

4.1K 162 3
                                    

Qiela's POV

Berjalan bersama Dana di tengah keramaian adalah sebuah keberuntungan bagiku. Banyak pasang mata yang teralihkan perhatiannya pada kami. Wajah tampan Dana membuat semua orang tersihir untuk melihatnya, jadi aku kena imbas juga.

Dana mengijinkan kedua tanganku mengalungkan tangan kirinya, tentu ini benar-benar diluar dugaanku. Aku pikir dia akan menolak perlakuanku, mengingat kita baru mengenal beberapa hari dan tidak ada hubungan apapun.

"Qi, lo mau makan nggak?" tanya Dana sambil menundukkan kepalanya untuk menatapku yang hanya sebatas dagunya.

"Gue nggak laper. Kalo lo mau makan, gue bisa nemenin," jawabku.

"Ini udah jam 1 siang Qi. Yuk ih, makan bareng gue," ajaknya sambil melangkahkan kaki menuju foodcourt terdekat.

Dana memilih Italian menu sebagai menu lunch nya. Aku hanya duduk di hadapannya, sedangkan Dana sibuk membolak-balik daftar menu yang di sediakan di meja.

Dana lalu memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan. Setelah menyelesaikan pesanannya, kini tatapannya mengarah padaku. Aih, kenapa jantungku berdegup seperti ini?!

"Kak Alya kerja dimana Qi?" tanyanya dengan senyuman yang memang tak pernah lepas dari wajah tampannya.

"Di restoran Four Season. Kenapa Dan?"

"Jabatannya jadi apa?" tanyanya kemudian.

"Cuma cook biasa. Maybe 2nd cook Dan," jawabku menutupi jabatan Kak Alya

"Just 2nd cook? Are you sure?" tanyanya dan aku mengangguk mantap. Well, aku rasa Dana tau jika aku berbohong akan posisi Kak Alya.

"Lalu, Kak Sally sendiri kerja apa?"

"Kak Sally? Cuma assistant executive sales. Di perusahaan mobil Qi," jawabnya dan aku rasa dia jujur.

"Well, kakak kita kedudukannya hampir sama kan kalo kerja satu perusahaan. Hebat juga ya, udah temenan, kedudukannya sama pula," lanjut Dana sambil tersenyum sumringah.

Gigi-giginya tersusun rapi saat tertawa ataupun tersenyum seperti ini. Aku sama sekali tidak bosan melihat wajah itu. Wajah yang sangat periang dan seperti tidak punya beban. Wajah laki-laki yang benar-benar unik di mataku.

"Ada-ada aja lo. Ya kagak lah Dan. Maybe jabatan urusan belakangan, yang penting kan masih bisa kerja. Anyway, lo sekolah dimana?" tanyaku dan seketika senyum Dana terlihat memudar. Dirundukkannya wajah tampan itu.

"Gue sekolah di SMA Internasional," jawabnya singkat.

"Wah, banyak ketemu bule dong," sahutku antusias. Kemudian Dana kembali menatapku sambil tersenyum, hingga hanya tersisa garis pada kedua matanya.

"Iyalah, lo mau kenalan sama temen-temen gue yang bule semua. Cakep-cakep Qi," jawabnya tak kalah antusias.

"Nggak usah lah. Gue nggak mahir English,"

"Tenang aja, nanti gue yang ajarin. Anyway, lo sekolah dimana?" tanya Dana sambil memajukan wajahnya mendekati wajahku.

"Ehm, Dan. Nggak usah kayak gini juga kali nanyanya," jawabku sambil mendorong jidatnya untuk menjauhiku.

"Biarin aja, kalo kayak gini rasanya lebih enak. Muka lo keliatan jelas di mata gue. Makin cakep Qi," jawab Dana dengam senyuman yang argh, benar-benar menarik.

"Ayo bilang, dimana sekolah lo," paksanya lagi.

"Di SMA Mahatma Gandhi. Sekolah swasta Dan," jawabku sambil menyengir.

Found LoveWhere stories live. Discover now