"Tetap saja, kami sangat berterima kasih." Ucap Sakura. Sasuke tersenyum samar tangannya terangkat kekepala Sakura dan mengusap kepalanya lembut.
"Setelah ini aku harap kau bisa lebih bahagia lagi." Ucap Sasuke tulus. Ucapannya berhasil membuat Sakura terkejut walaupun sebeneranya mereka berdua sama-sama terkejut.
"Kau juga." Jawab Sakura kali ini dengan senyumannya.
"Sedih rasanya ketika jagat hiburan kehilangan orang berpotensi sepertimu." Jujur Sasuke saat mengingat ia akan sulit menemui Sakura.
"Bukankah ini yang kau tunggu-tunggu. Sumber darah tinggimu menghilang?" Tanya Sakura dengan nada mengejek. Sasuke tersenyum tipis mendapatkan Sakura kembali seperti biasanya.
"Tidak juga. Aku senang bisa mengenalmu." Jawaban Sasuke membuat Sakura bingung melihat perubahan Sasuke.
"Apa kau benar-benar Sasuke yang aku kenal?" Tanya Sakura dengan gestur menilai Sasuke dari atas kebawah. Malu diperhatikan Sasuke menutup mata Sakura dengan tangannya membuat Sakura terkekeh.
Sebenarnya mereka sama-sama bingung dengan sikap yang mereka tunjukan hari ini mengingat mereka jarang sekali akur jika bertemu satu sama lain.
Dikepala mereka tiba-tiba mengenang segala sikap yang mereka ingat saat saling bertemu. Jika tidak berdebat pasti saling menatap nyalang. Tapi saat ini mereka terlihat seperti kawan lama yang berhubungan sangat baik.
Mereka tidak pernah menyaka merasakan moment di mana lawan menjadi kawan.
"Aku minta maaf atas semua sikapku yang selama ini selalu membutmu jengkel." Ucap Sasuke sambil menepuk kepala Sakura pelan bahkan mengelusnya sebentar. Sakura tersenyum lebar dan menganggukan kepalanya.
"Aku juga minta maaf atas semuanya." Ucap Sakura kemudian mengulurkan tangannya di depan Sasuke. "Ayo kita mulai dari awal lagi."
Sasuke tersenyum miring melihat kelakuan Sakura yang selalu mengejutkannya. Sasuke membalas ulur tangannya dan jabat tangan
. Hari dimana hari peringtaan meninggalnya Haruno Dan akan menjadi hari yang bersejarah bagi mereka berdua.
"Aku pastikan mulai detik ini kau dan aku akan lebih dan selalu bahagia." Ucap sakura dengan senyuman tulus.
.
.
.
.
.
.
Satu tahun berlalu. Sakura benar-benar resmi meninggalkan dunia entertainment. Para wartawan mulai berhenti mendatangi kediaman Sakura. Selama wartawan masih sering berdatangan Tsunade, ibunya jarang pulang kerumah jadi ia tidak merasa terganggu tapi, selama itu Sakura tinggal dikediaman keluarga Namikaze dan memonopolinya. khususnya memonopoli bibinya Kushina sampai-sampai Naruto notabene anaknya merasa diacuhkan jika mereka sudah mengobrol dan membahas hal-hal berbau 'perempuan' dan selama Sakura tinggal di sana juga ia berguru cara mengolah perusahaan farmasi milik Almarhum ayahnya pada Minato. Sakura akan menerima tanggung jawab yang sesungguhnya secara pelan-pelan dan mengolah perusahaan Almarhum ayahnya yang dipegang sementara oleh Minato yang notabene adik dari Tsunade. Pada awalnya Tsunade ditunjuk untuk mengisi kekosongan itu tapi, Tsunade menolak karena ia merasa lebih nyaman menolong orang secara langsung di rumah sakit dan akhirnya Minato lah yang mengolah sementara sampai Sakura siap menerima jabatannya. Dan kini Sakura sudah mulai familiar dengan pekerjaanya. Ia siap mengemban tanggung jawabnya dan paling terpenting ia sudah bahagia dengan apa yang ia jalanni.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau pergi keluar?" Tanya Minato saat melihat Sakura dengan gaya casualnya.
"Ya." Jawab Sakura sambil memeluk Minato sebentar.
"Beretemu siapa?" Tanya lagi Minato
"Teman." Jawabnya singkat.
"Ino?" Pertanyaan Minato tiada habisnya. Sebentar Sakura memutar bola matanya jengkel lagi-lagi ia merasa ia sedang introgasi keciloleh pamannya. Akhir-akhir ini pamannya sangat cerewet namun ia membayangkan jika ayahnya mungkin akan lebih cerewet lagi. Sakura terkekeh kecil membuat Minato mengerutkan alisnya bingung.
YOU ARE READING
Script
FanfictionSejak awal mereka memang tidak akur. pekerjaan dan drama hiduplah yang mendekatkan mereka. cerita ber-rate M karena bahasa tapi saya me-warn kalian bahwa saya tidak menyediakan lemon tea ok ;) Hallo semuanya cerita ini akhirnya saya publikasikan lag...
Chapter 16
Start from the beginning
