Chapter 12

2.8K 243 22
                                        

Hello~ i'm back. Maafkan jika di bulan desember ini aku jarang update. Aku sudah ada waktu luang untuk update sebenranya, tapi rasanya aku ingin beristirahat sejenak dan menikmati bacaan karya teman-teman author sekalian gitu. Karena aku sayang kalian jadinya aku memaksakan diri untuk update cerita.

Oh iya kenapa aku selalu mengupdate cerita script? Karena yang ini tinggal aku copy paste dari berkas ceritaku yang sudah usang wkwk. Maaf jika banyak eyd absur dan typo di mana-mana.

Oke! Tanpa banyak bachotss lagi so.... enjoyed~

Cerita di dalamnya resmi dan official milik si aku.

Karakter di dalamnya milik mbah Masashi Kishimoto

.
.
.
.
Sakura berusaha menjerit disela ciuman maut Sasuke namun suara lenguhan lah yang terdengar membuat Sasuke semakin tergoda untuk melakukan lebih. Awalnya ia kehilangan akal sehatnya tapi ketika Sasuke merasa perlawanan kuat wanita dibawahnya membuat ia sadar untuk menahan diri. Tujuan Sasuke hanya memberi suatu peringatan sekaligus hukuman atas apa yang dikatakan Sakura. Utakata adalah hal paling tabu untuk dibicarakan terutama untuk Sakura yang ia anggap haram nama itu keluar dari mulutnya.

Cengkraman ditangan kiri Sakura terlepas.  Kesempatan itu Sakura gunakan untuk mendorong keras tubuh yang menindihnya dibalik selimut, tapi lagi-lagi nihil. Tangan kasar itu malah menjamahnya semakin kasar membuat tubuh Sakura terasa lumpuh dibuatnya.

Sakura pernah membaca artikel tentang korban asusila. Para korban asusila selalu dijudge bahwa mereka tidak melawan dan bertanda bahwa mereka turut menikmati. Mereka diam bukan berarti ia menikmati tetapi karena keadaan membuat sang korban shock yang melumpuhkan tubuhnya sesaat. Seperti sesorang yang dirampok dan ditodong pisau atau senjata api yang dalam hitungan detik bisa menyakiti atau membunuh. Seseorang itu pasti diam mematung karena shock begitu pula dengan korban asusila mereka merasakan ketakutan yang sama.

Dan kini ia berada di posisi sebagai korban. Ia tidak berdaya untuk melawan. Hanya air matanyalah yang memberontak meminta pertolongan.

Sakura hanya bisa berdoa dalam hatinya agar semua ini segera berakhir.

"Cut!" Teriak Jiraiya menghentikan. Sasuke menatap Sakura sebelum menyingkir dari tubuhnya. Keadaan Sakura kacau dengan wajah pucat pasih dan mata memerah karena tangis yang terdam. Rin segera memberikan handuk dan menutup tubuh atas Sakura.

"Sakura. Kau seharusnya jangan bertingkah pasif. Bisa kita ulangi lagi adegan tadi? Sasuke kerja bagus!" Ucapan Jiraiya membuat Sakura benar-benar marah dengan lelaki tua mesum itu. Dengan kesal ia menatap tajam Jiraiya dan pergi dari ruangan syuting tanpa kata. Rin dan Ino langsung mengikuti kemana Sakura pergi. Seluruh crew yang melihat kejadian itu hanya menatap bingung dan tidak sedikit yang mengecap Sakura tidak profesional dalam pekerjaanya dan melontarkan kalimat negatif tanpa mengetahui apa yang dialami Sakura.

Ino menahan Sakura dengan menarik tangannya. Sakura berbalik memperlihatkan keadaannya yang kacau.

"Sakura, ada apa denganmu?!" Tanya Ino panik. Sakura langsung memeluk tubuh Ino. Sakura menangis keras di pelukan Ino membuatnya semakin bingung dan sekaligus panik. Rin yang baru sampai menyuruh Ino untuk membawa Sakura masuk kedalam mobilnya menghindari paparazzi yang selalu muncul di mana saja.

"Aku akan meminta izin pada Jiraiya untuk menggunakan peran pengganti dan kita pergi dari sini." Ucap Rin kemudian kembali pergi ke lokasi syuting.

Rin datang menghampiri Jiraiya dan Kakashi. Kegiatan mereka tidak luput dari tatapan tajam Sasuke yang kini sudah menggunakan kausnya. Sayup-sayup telinganya mendengar pembicaraan Rin meminta peran pengganti sakura untuk adegan selanjutnya karena keadaan Sakura yang tidak memungkinkan. Sasuke mendecih mendengarnya.

ScriptWhere stories live. Discover now