Chapter 9

3.2K 285 23
                                        

Hello si aku update nihhhh. Maaf jika banyak typo dan eyd yang amburadul. 

Tanpa basa basi lagi..

Karakter di dalamnya milik
Masashi Kishimoto

Ceritanya milik si aku.

Enjoy...

Sasuke melihatnya. Kacau adalah kata yang paling pas untuknya. Sasuke menatap tepat di mata hijau itu. Tatapan matanya kosong ke arahnya membuat dadanya tersa berdenyut menghadirkan perasaan yang seharusnya tak ada di hatinnya. Dulu ia melihat mata itu begitu bersinar, begitu indah dan kini ia terlihat meredup membuat Sasuke diliputi perasaan bersalah.

Sakura akan hancur jika dia terus bersama lelaki itu atau mungkin selama ini dia sudah hancur?

Jadi sebelum Sakura lebih hancur dari ini maka Sasuke bertindak lebih cepat dengan resiko dipandang sebagai penghancur. Miris memang, menolong seseorang dari kehancuran dengan menghancurkan orang itu.

Sasuke tau ia memang menghancurkannya tapi, penghancuran yang Sasuke lakukan ini adalah penghancuran yang akan membawa kebebasan untuk hidup Sakura sendiri nantinya dan ia sangat yakin suatu saat nanti Sakura akan berterima kasih. Sasuke tidak sejahat yang wanita itu pikirkan jika saja wanita itu tidak menutup mata dan bertahan dengan kepala batunya.

Katakan saja Sakura itu wanita bodoh yang tidak bisa jauh dari kesalahan yang sama. Bukannya menjadi pelajaran hidup, wanita itu malah tetap berpegang teguh dengan kebodohannya. Bagi Sasuke, Sakura adalah wanita bodoh yang terus bertahan dengan memegang harapan semu. Mungkin Sasuke dikirim ilham seperti ini oleh Tuhan untuk mengkoreksi segala kebodohan wanita itu. Cinta memang buta tapi jangan menjadi bodoh! Pikirnya.

"Jangan terlalu bermurah hati." Ucap Sasuke sambil berjalan dan berdiri menghadap. Tubuh jangkungnya membuat Sasuke mudah untuk mengintimidasinya.

"Semuanya sudah sesuai dengan apa yang kau inginkan. Jadi berjanjilah untuk tidak mengganggu hidupku atau hidup Utakata lagi." Ucap Sakura penuh penekanan dan menatap tajam dengan mata sembabnya.

"Ku pegang janji itu," Sasuke mengusap lembut pipi ranum Sakura tapi tangannya ditepis keras oleh pemilik wajah. Sasuke memandanginya sejenak dan memasukan tangannya ke saku. Bibirnya tersenyum kecil. "tapi jika ada salahsatu diantar kalian yang memulai menyalakan api maka bersiaplah terbakar dengan api itu." Lanjut Sasuke. Sakura mengangguk paham kemudian bergegas pergi meninggalkan Sasuke sendirian seolah jika lebih lama bertatap muka dengannya akan membuat Sakura tambah kacau dan mungkin memang benar begitu.

Dalam benak Sasuke ia enggan ditinggalkan seperti ini, tapi ia mengerti jika Sakura butuh ruang untuk menenangkan diri setelah semua yang ia lakukan terhadap wanita itu.

Setelah ibu dan anak itu pergi, kini giliran Sasuke lah yang mengunjungi sang tahanan baru. Ia tidak bermaksud melanggar perjanjiannya dengan Sakura tapi memang inilah tujuan awalnya. Menghancurkan sehancur-hancurnya.

Dengan langkah santai ia memasuki ruangan pertemuan tahanan. Para penjaga langsung keluar setelah Sasuke menduduki kursinya dengan tenang. Sasuke ingin melihatnya di detik-detik di mana kehancuran Utakata. Sasuke sangat menikmatinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Utakata penuh amarah. Bisa dilihat dengan jarak Sasuke dan Utakata yang hanya dipisahkan meja sepanjang satu meter. Dengan jarak itu Sasuke puas melihat wajah penuh kehancuran orang di depannya. Melihatnya menggunakan pakaian tahanan dan tangan yang terkunci borgol membuat Sasuke menyeringai kemudian mencondongkan badannya kedepan.

"Bagaimana rasanya tinggal di balik jeruji?" Tanya Sasuke tanpa menghilangkan seringainya. Utakata mendengus melihat wajah iblis yang selalu Sasuke sembunyikan.

ScriptDove le storie prendono vita. Scoprilo ora