PART 22 - TEODOR

324 31 15
                                    

Teodor's POV

Dengan langkah perlahan aku mengikuti Denada, entah kemana aku akan dibawa olehnya. Yang jelas untuk saat ini pemandangan yang bisa kulihat hanyalah rambut urakan Denada dengan baju lusuhnya di depanku, serta ruangan sekitar yang terlihat semrawut.

Aku terus mengikutinya, jantungku mulai berdegup tidak karuan. Suasana sunyi yang menyelimuti dinding-dinding rumah ini pun ikut menambah kengerian. Lalu, tibalah aku didepan pintu pada sebuah kamar.  dengan sedikit terhalang oleh tubuh Denada, aku masih bisa melihat bahwa telah terjadi sesuatu disini. 

Betapa terkejutnya aku ketika melihat ada dua wanita yang sepertinya telah melakukan pertengkaran hebat. Satu pemudi dan satunya lansia. Dapat kulihat pemudi itu termenung di sudut ruangan sambil mendekap kedua bahunya sambil tersedu. kurasa ada penyesalan di dalam dirinya saat ini.  Dan satunya lagi lansia sedang tertidur  di lantai dengan bersibak darah.

Aku dan Denada termenung sejenak, mencoba mencerna apa yang kami saksikan. Jujur aku  tidak mengerti apa yang terjadi disini. Seharusnya aku melaporkan ke polisi bahwa telah terjadi pembunuhan berencana disini. 

Tetapi rasanya tidak mungkin aku lakukan untuk saat ini. 

"Lonia!" begitulah kata yang Denada lontarkan pertama kali saat ia sudah mengerti bahwa telah terjadi pembunuhan disini. "Aku disini!" ucap Denada setelahnya seraya mengambil langkah perlahan menghampiri wanita nelongso itu. 

Aku masih tidak sanggup menyaksikan ini semua. Aku mulai merasakan mual karena bau anyir darah dan pemandangan wanita tua mati mengenaskan. Kuputuskan untuk undur diri  dari ruangan itu.

Aku berjalan perlahan menuju ruang tengah dengan mencoba merelaksasi perut dan pikiranku. "Uwekk!!" rasanya aku ingin memuntahkan sesuatu tetapi tidak bisa.

Sambil terus berjalan setengah bungkuk, aku berniat menghampiri pria tua itu sekali lagi. Untuk memastikan kondisinya masih terikat.

Tapi ternyata tidak.

Tali kecoklatan bekas mengikat dirinya kini menjulur di lantai dan pria tua itu menghilang. Aku mulai panik. Pria itu tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Apa yang akan dilakukannya setelah ini?

Aku pun tid-

"Arghh!!" Sesuatu menghantam punggungku sangat keras hingga tubuhku tersungkur membelakanginya dan meringis. Ini benda tumpul. Aku paham betul. Linu sekali rasanya.

Aku mencoba menoleh dengan kedua tanganku menjadi tumpuhan.

Pria tua itu.

Ia berdiri kokoh dengan balok kayu di tangan kanannya. 

Tidak! Aku tidak siap jika harus berhadapan dengannya saat ini!  batinku.

Saat ini aku tidak sanggup berdiri, pukulan keras-nya tadi membuat tubuhku tidak bertenaga dan kepalaku pusing. Aku terus menyeret kakiku dan mencoba menjauhinya, diiringi langkah kakinya perlahan. Bisa kau bayangkan mimik wajahku saat ini? Sangat amat panik, keringat dingin bercucuran tak beraturan.

"Teo, sudah lama sekali sejak saat itu!" ujarnya.

"Bag-a-imana k-k-au tahu na-na-maku?" ucapku terbata-bata. Aku tidak kuat lebih lama lagi, seakan kepalaku memintaku untuk menjatuhkannya. Pusing sekali rasanya.

"Sudah aku bilang, kau akan aman jika bersamaku. Tapi kau malah pergi! Dirimu sama saja dengan dua wanita yang sedang bersama wanita tua itu!" ujarnya lagi. "Sudah waktunya teo, kau akan kembali menjelajahi dunia baru yang belum pernah kau kunjungi" sambungnya.

"Ada ap-apa de-dengan dirimu!?" Ucapku setengah teriak sambil tersedu. Keadaan saat ini sungguh menyiksa.

"Biar kubantu!" ucapnya sambil menyeringai. "TERIMA INI!!!"

Hantaman keras kembali mendarat di punggungku.

dan semuanya tampak buram, kepalaku semakin pusing, rasanya seperti vertigo.

Setelahnya semua menjadi gelap.


***

Part ini sengaja dibuat singkat untuk menampilkan sudut pandang Teodor.

Semoga kalian bisa terhibur dan masih antusias untuk membaca dan menunggu kelanjutan cerita ini.

jika masih, author ngucapin banyak terima kasih.

Jangan lupa juga vote dan comment yaa, Kritik dan saran ataupun pujian(kalo ada) akan selalu author terima dengan lapang dada.


Sekian dulu,

See you next part!


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Website Pribadi untuk Para PsikopatWhere stories live. Discover now