|15|

71 19 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Sinar surya memasuki kamar melewati celah celah jendela, membuat sang pemilik kamar menggeliat dan bangkit sambil meregangkan otot nya yang kaku karena posisi tidur nya yang terduduk di kursi tempat dia belajar.

Pantas sinar matahari dapat masuk, ternyata bunda yang membuka gordennya.

“Tadi malem belajar sampai jam berapa? Kok ketiduran disitu?”

“Kayaknya jam 9 an Bun, lupa”

“Padahal malam Minggu juga”

“Yaudah sana mandi, sarapan udah siap nih. Bunda mau bangunin kakak kamu dulu” sambungnya.

“Iya bun”

Myunjin mandi, tidak lama kok. sesaat setelah dia menggunakan pakaian santai Myunjin keluar kamar berencana ingin sarapan.

Bertepatan dengan Myunjin yang keluar kamar, Taeyong juga keluar dari kamarnya.

“Tumben baru bangun” katanya.

“Hehe itu pun tadi di bangunin bunda” Jawab Myunjin sambil tersenyum lebar.

“Bisa bangun kesiangan juga ya kamu”

“Kan aku juga manusia”

“Iya iya, yaudah ayo sarapan bunda udah nunggu nih”

Mereka duduk di bangku ruang makan, cuma ada bunda. Gatau ayah kemana, padahal kan harusnya minggu dirumah.

“Kalian pasti nyariin ayah kan? Ayah ada tuh di luar lagi nyiramin bunga”

“Sepagi ini Bun?” tanyaku.

“Emang seniat itu hahaha”

Omong omong ayah tak kalah dalam hal merawat bunga, beliau sangat ahli dalam hal seperti itu.

“Aku panggil dulu deh bun”

Aku keluar menghampiri ayahku, dia tengah menyirami bunga sambil bersenandung lagu yang biasanya kakek nyanyikan, jadi teringat.

“Ayah, lanjutin nanti aja sekarang sarapan dulu yuk”

“Eh udah siap ya? Yaudah ayah mau matiin air nya kamu duluan aja” katanya sambil mematikan kran dan menggulung selang air yang digunakan tadi.

Myunjin masuk lebih dahulu, aroma makanan buatan bunda membuat perutnya benar benar berdisko? yaaa begitulah ibaratnya.

“Harum banget, makin laper deh” celetuk Kak Taeyong.

“Iya nih, Perut ku sudah meronta ronta meminta asupan”

“Yaudah yuk makan, tapi doa dulu ya” kata ayahku sembari menarik salah satu bangku utama, yang biasanya beliau duduki.

Setelah Myunjin berdoa, dia segera meraih  centong dan mengambil nasi, bukan hanya untuknya sendiri namun dia juga mengambilkan nasi untuk bunda, ayah, dan kakaknya itu.

Love blossomed Because Of Flower.Where stories live. Discover now