"Puteri Jasmine datang mana nih red carpetnya"
Gadis cantik berambut panjang yang mempunyai hidung mancung serta kulit putih menambah keanggunan penampilannya tersebut. Tubuhnya yang bisa dikatakan body goals memasuki area kelas. Tak lupa gelang gelang yang bertengger manis serta jam tangan berwarna putih ditangannya menambah kesan kecantikannya. Dipundaknya terdapat tas berwarna peach yang semakin membuatnya terlihat anggun. Autumn Capulus Zevario atau biasa disapa dengan Atum, gadis yang selalu mengaku ngaku menjadi puteri Jasmine dalam film Aladdin nyatanya tak lebih dari seorang tukang rusuh suasana.
"Pengen muntah gue dengernya Tum," kata Aidil yang masih fokus menyalin pr dan hanya melirik Autumn.
"Muntah ya tinggal muntah kenapa mesti bilang dulu," balas Autumn kepada Aidil sambil melewati meja pria tersebut.
Ia lalu jalan menuju tempat duduknya menaruh tasnya lalu duduk dengan diam sambil memainkan handphone kesayangannya.
"Anjirrr the real savage Autumn" celetuk Alif tiba tiba.
"Apasih lo Lif ikutan aja" kata Autumn dengan tatapan sinis pada Alif.
Alif yang ditatap seperti itu hanya tersenyum menatap Autumn yang kini sibuk pada handphone ditangannya.
Kelas hening seketika tak ada omongan apapun ataupun sekedar celetukan kecil, memang agak aneh jika kelas merasa hening tetapi kelas hening bukan tanpa sebab itu karena sebagian murid belum datang. Lagipula mungkin hanya murid rajin saja yang datang sepagi ini.
"HELLO PARA ANAK GOBLOK"
Teriakan tersebut memasuki area kelas, membuat sebagian penghuni kelas menoleh kearah pintu dengan tatapan sinis. Tidak, tidak semua semua penghuni kelas menatapnya sinis, bahkan ada juga yang sibuk pada aktivitasnya dan menghiraukan teriak tersebut.
"IH KOK PADA DIEM SIH, GUE KAN NYAPA LO SEMUA" teriaknya lagi lebih menggelegar dari suara sebelumnya mungkin karena tidak terima diacuhkan itu sebabnya dia berteriak.
Saking kerasnya dia berteriak, mungkin suaranya bisa terdengar sampai kelas sebelah atau bisa jadi sampai parkiran.
"Heh Fisika! Lu mending diem deh berisik tau kagak, lu kagak liat apa gua lagi ngerjain pr jadi keganggu" kata Aidil dengan nada menyolot.
"APASIH DIL GUA CUMA NYAPA DOANG DISURUH DIEM, NANTI GUA DIEM MALAH DITANYA KENAPA DIEM AJA" balas Fisika tak mau kalah dari Aidil.
"Lo berdua mending diem deh, Dil Lo kerjain lagi pr lo sono dan lo Fis, mending duduk ke meja lo terus kerjain pr" siapa lagi kalau bukan celetukan dari Alif.
Aidil hanya diam tak banyak menyahut kemudian dia melanjutkan kembali mengerjakan prnya yang tersisa.
"Apaan ya! gua juara umum sekolah masa ngerjain pr disekolah, bukan le-"
Baru saja Fisika ingin membalas perkataan Alif, Autumn memotong perkataan Fisika dengan suara kencang dan juga nada bicara yang terdengar seperti orang sedang marah.
"DIEM GAK!! ADU BACOT MULU LO SEMUA BERISIK TAU, GUA GUNTING SATU SATU MULUT LO KALO KAGAK MAU DIEM JUGA"
Mendengar perkataan Autumn, Alif langsung kembali pada aktivitas semulanya, sedangkan Fisika menuju pada tempat duduknya yang berada disamping Autumn.
Gadis dengan suara yang sangat menggelegar seperti toa masjid, rambut panjang yang dikuncir kuda, serta baju seragam yang sudah keluar dari roknya. Siapa lagi kalau bukan Fisika, memang jika dilihat dari penampilan mungkin semua orang akan mengira dia adalah murid nakal yang suka bolos dan mengikuti tawuran antar sekolah tetapi nyatanya dia adalah seorang juara umum sekolah yang sering mengikuti lomba olimpiade bahkan bisa dikatakan dia adalah murid kesayangannya para guru.
YOU ARE READING
'A' Five
Teen Fiction"Kalo Aladdin pemikirannya kayak lo pasti Jin ga bakal mau tolongin lo" "Lo percaya sama bintang jatoh?" "Kalian tuh sama namun juga berbeda" "Lo cocok jadi pemain drama kenapa ga ikutan casting artis aja?" "Udah gue bilang jangan terlalu baik ja...
