Dua Puluh Lima

149 15 1
                                    

Happy Reading!

Aura XII Bahasa:
Jinggaaa. 😭

Aura XII Bahasa:
Huhu besok kamis temenin beli kue sama cari kado buat Azka ya, Beb.

Aura XII Bahasa:
Pacar gue ultah, huhuhu. Gue kasih apa enaknya?



Pesan dari WhatsApp beberapa menit yang lalu dari teman sebangkunya sudah ia membaca, namun ia menunda untuk membalas. Tipikal Jingga, suka menunda membalas pesan, ujungnya malah lupa. Lagian, Aura tak akan tahu sudah dibaca atau belum, sebab Jingga mematikan fitur terakhir dilihat pada WhatsApp.

Gadis itu kembali menyelesaikan latihan soal Antropologi. Mengisi beberapa jawaban pada soal pilihan ganda. Ia bolak-balik membaca soal dan mencari jawaban di LKS, buku paket dan buku catatan.

Meraih cangkir berisi teh aroma melati, gadis itu menyesap minuman yang masih hangat, sebelum kembali bergumam pelan. “Teori yang berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna dinamakan?” Jingga berpikir sejenak. Kembali mengingat-ingat pelajaran yang sudah dibahas. “Unilenear theories of evolution kali, ya? Kayaknya iya, sih.” Ia menyilang pada pilihan A yang isinya Unilenear theories of evolution, menggunakan pensil.

“Para petani penggarap sawah dengan membuat waduk atau bendungan dapat mengairi sawahnya untuk musim tanam tertentu sehingga petani tidak lagi mengandalkan air hujan. Perubahan budaya tersebut disebabkan karena? Oh, ini sih jawabannya karena perubahan teknologi yang berkembang dikalangan masyarakat.”

“Masyarakat majemuk rawan terjadi disintegrasi sosial. Hal ini dapat dicegah dengan cara-cara berikut, kecuali ... dih, apaan nih?” Ia tak ingat, alhasil membuka buku catatan, siapa tahu ada jawabannya. “Oalah, jawabannya mengembangkan sikap prasangka yang berlebihan.”

Gadis itu terus menjawab soal-soal Antropologi. Masih ada beberapa yang  belum selesai dikerjakan. “Adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang tidak sama yang dijumpai dalam kehidupan sosial di masyarakat sering kali menghasilkan pola kehidupan yang fungsinya tidak sesuai bagi kehidupan masyarakat. Proses tersebut merupakan ... bukannya perubahan sosial ya, isinya?” tanyanya pada diri sendiri sambil menyipang pilihan ganda tersebut.

“Penyebaran unsur-unsur budaya dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain disebut? Diffusi, deh seingat gue.”

Setelah beberapa jam mengerjakan soal Antropologi pilihan ganda yang berjumlah empat puluh lima soal, akhirnya selesai juga. Kurang soal essay yang berjumlah lima soal. Jingga memilih menutup lembar-lembar soal dan bukunya. Gadis itu meraih ponsel dan mengistirahatkan tubuh di tempat tidur.

Jingga kembali membuka WhatsApp, menekan kontak Aura. Ia ingat kalau belum membalas pesan sahabatnya.

Jingga Naira:
Oke. Pulang sekolah berarti?

Gadis itu tak perlu menunggu lama. Sebab, sahabatnya itu sepertinya masih stay di WhatsApp.

Aura XII Bahasa:
Iya, dong. Tapi gue bingung mau beli kado apa?😫😩

Jingga Naira:
Jam tangan? Sepatu?

Jingga Naira:
Gue juga bingung. Besok aja cari di Mall, kali aja ada yang menarik.


Jingga tak berniat menunggu balasan dari sahabatnya, ia segera mematikan data. Gadis itu menaruh ponsel di sampingnya. Memejamkan mata, gadis itu bergumam lirih, “Duh, pusing banget kepala gue.” Kepalanya berdenyut, ia bangkit dari dan mencari minyak kayu putih—mengoleskan minyak tersebut pada pelipis dan leher. Ia melirik jam dinding, baru jam delapan malam ternyata. Lebih baik, ia memutuskan untuk tidur dengan harapan agar esok pusingnya mereda.

Kombinasi | New VersionWhere stories live. Discover now