Saat Nasa hendak menentang ucapan Januar kembali, suara langkah seseorang yang tengah berlari membuat Nasa menengok. Melihat Natasha yang menghampiri cowok itu dengan khawatir. Bajunya yang saat itu penuh akan darah, sudah diganti oleh baju kaos berwarna hitam. "Kamu nggak apa-apa, Januar? Ada yang sakit?"

Januar memegang tangan Natasha untuk melepaskannya dari dahinya. "Nggak apa-apa, Kak. Ada apa bisa sampai ke rumah sakit?"

Natasha lalu menceritakan kalau sebenarnya ia ingin bertemu Januar karena mendapat info kalau adik kekasihnya itu sakit. Juan yang memberitahunya sendiri karena mendapat info dari Chaka. Sebenarnya pagi itu, Juan ingin mampir ke apartemen. Namun, tidak bisa karena pekerjaan mendadak. Akhirnya Natasha-lah yang berinisiatif untuk menjenguknya. Tidak disangka ia bertemu dengan Nasa yang sedang mendorong Januar hingga terjadilah sebuah insiden berdarah.

"Oh, mungkin itu penyebab Nasa nendang gue. Kaget ya lo?" tanya Januar pada Nasa sembari menahan tawa.

Pipi perempuan itu memerah di balik maskernya. Dia berdeham untuk mencairkan suasana. "Lain kali pencet bel dan ucapin salam kalo mau masuk ke apartemen orang."

"Dan lain kali cari kamar kalo mau berhubungan seks."

"APA?!" seru Januar dan Juan bersamaan.

Natasha melipat tangannya. "Jelas kok. Januar berada di atas dia waktu di sofa saat aku ciduk. Mending kamu pisahin mereka deh Juan. Nggak baik cewek dan cowok dalam satu apartemen."

"Astaga, Kak! Sumpah kita nggak ngelakuin itu! Nasa jatuh nabrak sofa terus dia narik gue dan gue pun ikut jatuh di atas sofa. Posisinya memang rada ambigu, tapi emang itu kenyataannya!" bela Januar menunjukkan kedua jarinya tanda bersumpah.

Juan menggeleng dan berbicara sepelan mungkin. "Masalahnya, nggak semudah itu, Nat. Nasa adalah orang yang dicari-cari netizen saat ini. Bahaya bagi dia untuk nomaden. Toh, kita juga tinggal bersama tapi nggak ada yang aneh-aneh kan? Januar juga nggak mungkin melakukan itu karena dia lebih bucin sama buku daripada manusia."

"Tuh, tau!" ucap Januar setuju.

Natasha tampak berpikir. "Atau begini deh. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Nasa tinggal di apartemen gue dan Juan."

"Nggak boleh!" seru Juan dan Januar serempak.

Bahu Natasha turun seketika dan merasa kesal. "Kenapa lagi?!"

"Ya karena—"

Suara gorden yang bergeser membuat Januar menutup mulutnya. Salah satu suster mengingatkan mereka untuk tidak berisik dikarenakan banyak pasien yang sedang sakit dan merasa terganggu.

Nasa langsung meminta maaf agar masalah tidak semakin panjang. Setelah kepergian suster dengan menutup sekat gorden, Nasa kembali membuka suara. "Ya udah gini aja. Mungkin keberadaan gue di sini membuat kalian terganggu. Mulai besok, gue akan pindah dan cari hotel sendiri. Maaf kalau selama ini gue ngerepotin kalian. Terutama Juan dan lo Januar."

Cewek itu menunduk dan berlalu meninggalkan mereka. Januar mencabut infusan karena sudah terlalu kesal dengan pacar kakaknya. "Lain kali, tolong jangan ikut campur urusan gue sama Nasa. Kak Nat nggak tahu kan rasanya memiliki roomate yang selalu ada disaat kita sedang kesusahan?"

Januar mendengus kemudian mengejar Nasa agar tidak kehilangan jejaknya.

Sementara Natasha menghela napas menatap punggung Januar yang mulai menjauh. "Aku mulai ragu kalau Januar nganggep Nasa sebagai teman."

Juan menahan tawanya. "Biarin aja. Kapan lagi kan ngeliat Januar bucin-nya ke cewek, bukan ke buku?"

• • • • • • 

Under Nasa's SpellWhere stories live. Discover now