23. THE MAN SHOWED UP

166 32 0
                                    

"Jadi, itu sebabnya kamu ngedatengin konferensi pers Nasa Zevanya?"

Januar menggangguk.

"Kamu suka dia?"

Januar kembali menggangguk. Namun, saat ia tersadar dengan pertanyaan mamanya, cowok itu langsung menggeleng.

"Ah, kamu suka sama dia. Cuma masih nyangkal aja. Mama bisa tahu dari cara kamu ngomongin Nasa barusan. Cinta datang karena terbiasa, Januar. Mungkin itu sebabnya kamu kelihatan murung saat dia pergi. Mama pribadi nggak ngelarang sih, kalau kamu ngasih Nasa tempat tinggal untuk sementara, asal masing-masing dari kalian nggak melewati batas aja."

Januar melamun sembari memikirkan ucapan mamanya. Cinta datang karena terbiasa? Memang bisa? Laptop yang sedari tadi ia biarkan sampai layarnya mati, ia tinggalkan. Januar memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di ranjang. Banyaknya pikiran yang masuk ke otak, membuat Januar tidak bisa fokus untuk belajar.

Ada dua orang yang ia pikirkan saat ini. Pertama, pria yang menculiknya. Saat di ruang konferensi, mata mereka bertemu satu sama lain. Namun, mengapa pria itu tidak mengenalnya? Apa karena wajah Januar saat kecil banyak berubah seiring ia beranjak dewasa? Bisa jadi. Satu pertanyaan lagi muncul di benaknya. Untuk apa pria itu berada di konferensi pers Arka dan Veronica?

Seingatnya, pria itu tidak mengenakan ID card, tidak membawa kamera maupun alat tulis di tangannya, membuat Januar berpikir bahwa pria itu bukanlah seorang wartawan resmi yang diundang oleh pihak Arka maupun Veronica. Namun, bisa saja perkiraan Januar salah karena saat itu ia dikuasai oleh rasa panik dan trauma yang mendalam, sehingga tidak dapat mengingatnya dengan jernih.

Januar hanya berharap bahwa ia tidak akan bertemu dengannya lagi.

Kedua, tentang Nasa. Cewek itu berhasil mengacaukan pikirannya dan sanggup membuat Januar bertanya-tanya akan kabarnya saat ini. Ya, artis papan atas itu sampai sekarang belum menghubunginya. Januar bisa saja bertindak duluan, tapi terlalu gengsi. Jika tetap pada pendiriannya, maka Januar tidak akan pernah tahu bagaimana kabar Nasa setelah kembali ke rumah lamanya.

Helaan napas keluar dari mulutnya. Mengapa Januar bertingkah seperti seorang lelaki yang mengkhawatirkan kekasihnya?

Sebuah ketukan dari pintu kamarnya terdengar. Chaka membuka pintu dan menyembulkan kepalanya. "Lo punya tipe-x?"

Januar menunjuk tempat pensil yang ada di meja belajarnya.

Chaka menginap di apartemennya saat tahu bahwa orang tuanya tidak jadi menginap dan Nasa sudah kembali ke rumahnya. Alasannya sih karena ingin menjaga Januar agar tidak kambuh, namun Januar tidak percaya begitu saja. Ia tahu bahwa Chaka ingin merasakan tidur di kamar bekas idolanya.

Setelah Chaka mengambil tipe-x, mata cowok itu menyidik ke arah ponsel Januar. Ia tengah membuka laman Twitter dan melihat trending topic teratas yang diisi oleh nama Nasa Zevanya dan Arka. Banyak netizen memberikan cuitan tentang klarifikasi yang dilaksanakan siang tadi. Hampir semua komentar positif berada di pihak Nasa karena keberaniannya berbicara di depan publik, bahkan mereka membubuhkan kata-kata penyemangat di laman komentar akun Instagram cewek itu, dan menyuruhnya untuk istirahat setelah agensinya memberikan pernyataan bahwa Nasa akan rehat dari dunia hiburan untuk sementara waktu.

Bibir Januar melengkung ke atas.

"Lo tahu, Januar?" tanya Chaka menggantung, "kamar bekas Nasa wangi surga, gila. Aroma vanila-nya masih kecium sampai sekarang. Gue yakin, kalo lo pengin pasti harus jual ginjal dulu buat beli parfumnya."

"Kan bener dugaan gue! Lo nginep di apartemen gue pasti ada maksud lain!"

"Apaan sih lo!" ucap Chaka meninggi. Ia langsung kabur meninggalkan Januar untuk menghindari pemikiran aneh dari sahabatnya.

Under Nasa's SpellHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin